Fimela.com, Jakarta Generasi 90-an mungkin mengenang mendiang Benyamin Sueb lewat sinetron Si Doel Anak Sekolahan (SDAS). Tema yang diangkat dari sinetron garapan Rano Karno ini tentang kehidupan seorang pemuda bernama Doel dan keluarganya yang keturunan Betawi. Di tengah arus perkotaan dan modernisasi, keluarga ini masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional.
Tayang selama tujuh musim, episode yang berhasil dicapai Si Doel Anak Sekolahan yaitu 162 episode. Ini merupakan rekor terlama dari sinetron yang tayang di televisi. Namun daya tarik utama dan nyawa sinetron ini sebenarnya adalah Benyamin Sueb yang berperan sebagai Babe Sabeni. Seniman serba bisa kelahiran 5 Maret 1939 ini bermain di dua musim pertama SDAS.
Advertisement
Baca Juga
Saat masih ada Benyamin, sinetron ini bisa ‘menghipnotis’ banyak orang untuk menyaksikan SDAS. Setelah meninggal dunia karena sakit jantung pada 5 September 1995, SDAS terasa seperti ikut kehilangan ‘nyawa’. Benyamin memang identik dengan Si Doel. Ia sempat berperan sebagai ayah Si Doel yang juga diperankan Rano Karno di film Si Doel Anak Betawi (1974).
Di tahun 1976, Benyamin sendiri yang berperan sebagai Si Doel di film Si Doel Anak Modern. Rano Karno mengaku sempat putus ada dan merasa berat untuk melanjutkan SDAS tanpa Benyamin. Namun karena pesan almarhum agar terus melanjutkan Si Doel, maka SDAS tetap berlanjut sampai beberapa musim. Meskipun masih meraih sukses, gema SDAS tanpa Babe Sabeni sudah agak berkurang. Seperti dalam buku biografi Benyamin Sueb, Rano Karno menuliskan mendapat banyak ide cerita SDAS dari Benyamin.
Belum lagi dialog dan celetukan improvisasi khas Benyamin yang bisa menyegarkan suasana dan menghadirkan gelak tawa tak terduga. Seperti kata seorang seniman senior, pria yang akrab disapa Bang Ben itu seperti sudah punya rekaman kata-kata lucu di dalam otaknya yang bisa ‘ditumpahkan’ kapan saja dan dimana saja.
Humor yang dilontarkan Benyamin memang sulit ditandingi siapa saja, bisa membuat banyak orang tertawa tanpa merasa tersinggung maupun terhina. Selain itu, ia juga punya banyak profesi dan keahlian. Selain dikenal sebagai aktor dan pelawak, Benyamin juga dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, pemain band, pemain Gambang Kromong, produser film sampai penyiar radio.
Pria asli Kemayoran ini sudah merilis sekitar 75 album dan bermain dalam 53 film serta sejumlah sinetron dan program televisi. Bang Ben pun tak hanya bermain di SDAS menjelang akhir hayatnya. Ia menghibur kita melalui program televisi Benyamin Show, dan dua sinetron lagi yaitu Mat Beken dan Begaya FM. Benyamin pun masih menyempatkan siaran di Bens Radio, yang kini dikelola oleh anak-anaknya.
Jadi wajar saja kalau kepergian Benyamin yang begitu mendadak di tahun 1995, ditangisi oleh banyak masyarakat Indonesia. Seperti kata beberapa sahabat dan mungkin kebanyakan orang, Benyamin pergi di saat kita masih sangat membutuhkannya untuk menghibur dan membuat kita tertawa senang di tengah-tengah kesulitan hidup yang terus menghimpit. Mungkin agak berlebihan, tapi itulah faktanya.
Rasanya tak akan ada lagi seniman sehebat Benyamin Sueb yang dikebumikan di samping makam sahabat sekaligus gurunya yaitu Bing Slamet, di TPU Karet Bivak. Generasi 90-an maupun generasi lainnya akan selalu mengenang Benyamin Sueb dengan cara mereka sendiri. Bisa melalui SDAS maupun film-film dan karya-karya almarhum yang masih abadi sampai sekarang.