Fimela.com, Jakarta Tara Basro terpilih sebagai salah satu dari tiga aktris yang diajak berperan dalam film biopik 3 Srikandi. Bersama Bunga Citra Lestari dan Chelsea Islan, Tara Basro harus menjalani latihan memanah untuk aktingnya yang memerankan salah satu atlet dari tim beregu putri cabang olahraga panahan saat memperoleh medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade 1988 di Seoul.
Memerankan sosok Kusuma Wardani, seorang atlet yang berasal dari Sulawesi Selatan, tidak membuat Tara Basro kesulitan untuk berbicara dengan logat Makasar. Hanya, diakuinya selama proses latihan hingga syuting, dirinya sempat terluka dan mengalami lebam lantaran tidak terbiasa memegang busur panah.
Advertisement
Baca Juga
Rada berdarah-darah, kalau untuk cedera paling itu di sini (lengan) biru. Di tangan lecet. Sempat jatuh beberapa kali, luka kebanyakan di bagian tangan," ungkap Tara Basro saat peluncuran trailer film '3 Srikandi' di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2016).
Lebih lanjut menurut gadis kelahiran 11 Juni 1990 tersebut, proses syuting yang kebanyakan dilakukan di siang hari merupakan suatu tantangan lain bagi dirinya. Melawan sengatan matahari yang terik, diakuinya merupakan kondisi ideal bagi atlet panahan untuk berlatih.
"Syutingnya di bawah terik matahari, panas banget. Tapi anak panahan emang katanya paling semangat dan enak kalau cuaca lagi terik banget, itu good day katanya," jelas Tara Basro.
Tidak hanya luka-luka dan berlatih di bawah terik matahari, wanita 25 tahun itu juga mengungkapkan ada satu adegan yang menurutnya berkesan. Kala itu, Tara Basro harus beradegan memanah di tengah guyuran hujan di wilayah Sukabumi yang memang memiliki udara dingin, Tara diharuskan tetap fokus untuk melontarkan anak panah tepat ke sasaran.
"Scene film 3 Srikandi yang paling berkesan, scene memanah sambil hujan-hujanan, itu usahanya gila. Hujan itu susah lihatnya, udah gitu di Sukabumi yang dingin, terus kita disiram juga," cerita Tara Basro.