Fimela.com, Jakarta Suatu ketika Yatie Octavia diperkenalkan dengan seorang lelaki oleh Roy Marten saat mereka sedang syuting sebuah film. Peristiwa itu terjadi pada 1977. Lelaki itu bernama Pangky Suwito.
Nama Yatie Octavia bersama Doris Callebout, Jenny Rachman, Roy Marten, dan Roby Sugara saat itu sedang melambung. Mereka terkenal dengan julukan The Big Five, lima artis Indonesia dengan bayaran termahal; Rp 5 juta per judul film.
Advertisement
Layaknya pertemuan pertama, baik Yatie dan Pangky sama-sama tak merasakan getaran-getaran cinta. Mereka hanya menyebut nama mereka masing-masing. Terlebih, selain syuting, Yatie juga sedang disibukkan dengan urusan perceraian dengan suami pertamanya.
“Saya bertemu Mas Pangky itu di lokasi syuting, saya lupa judul filmnya. Roy Marten yang memperkenalkan saya dengan Mas Pangky,” kenang perempuan kelahiran Jakarta, 20 Oktober 1954 itu kepada Bintang.com, Kamis (14/4/2016).
Baca Juga
Belakangan pemain film Kembang-kembang Plastik itu tahu jika Pangky juga telah menduda. Rupanya, mereka sama-sama gagal membina rumah tangga. Kondisi itu pula yang membuat Yatie tak ingin main-main lagi dengan urusan percintaan. Ia tak ingin hubungannya dengan Pangky hanya sebatas pacaran.
"Setelah cerai, saya enggak mau Mas Pangky hanya main-main sama saya. Elu mau mainin gue, apa mau serius, tanya saya. Kalau serius ayo kita nikah. Gue enggak mau kalau elu cuma mau main-mainin gue aja," jelas pemain film Rahasia Perkawinan itu kepada Pangky saat itu.
Advertisement
Menikah dan Tinggal di Purwokerto
Tak hanya Yatie, hal yang sama juga dirasakan Pangky. Karena kegagalan pada pernikahan pertamanya, ia merasa harus lebih hati-hati menjalin hubungan dengan Yatie. Namun, ia yakin Yatie bisa menerimanya. Akhirnya, Pangky merasa cocok dengan Yatie. Di mata Yatie, Pangky orangnya sopan. Itu yang membuat hati dan keluarganya luluh.
"Ini mungkin sudah jodoh, ya. Saya melihat sekilas dan beberapa kali ketemu, Yatie enggak neko-neko. Apa adanya. Itu yang saya suka. Pribadinya bagus. Sebagai artis, dia enggak gimana-gimana. Padahal, saat itu ia artis terkenal,” kata lelaki kelahiran Purwokerto 64 tahun lalu itu.
"Saya sering mimpikan Mas Pangky. Saya sendiri juga bingung mengapa saya selalu memimpikan Mas Pangky. Padahal, kami jarang bertemu. Kalau istilah anak muda sekarang, saya mungkin dibilang lebay ," sambung pemain film Ali Topan Anak Jalanan itu tertawa.
Menerima tantangan dari Yatie, Pangky akhirnya datang kepada orang tua Yatie untuk melamar. Mereka bersyukur, orang tua Yatie setuju saja. Mereka menikah di Jakarta pada 21 Juni 1979. Saat itu Pangky berusia 26 tahun, sementara Yatie berumur 24 tahun.
“Saat menikah saya menyerahkan cincin berlian dan seperangkat alat salat,” kenang Pangky.
Setelah menikah Pangky dan Yatie pindah ke Purwokerto, Jawa Tengah, selama sembilan tahun. Padahal, saat itu karier Yatie sedang bersinar. Hal itu mereka lakukan untuk menjaga keluarga tetap harmonis. Namun, Yatie mengaku setiap rumah tangga selalu ada badai. Disebut-sebut saat itu Pangky digosipkan punya hubungan dengan perempuan lain.
"Saya sempat meninggalkan rumah bersama anak-anak, sampai saya kesasar di hutan. Saya sampai dicari oleh ORARI. Sebagai istri, saya hanya ingin mendapat perhatian dengan suami," kata pemeran Anna Karenina dalam film Ali Topan Anak Jalanan itu.
Tahun-tahun awal perkawinan mereka adalah masa yang penuh penyesuaian. Mereka terkenal dengan wataknya yang sama-sama keras. Meski sedang ribut ia berusaha untuk menyembunyikannya dari anak, termasuk dengan keluarga.
"Enggak ada untungnya buat kami. Justru kalau ketahuan saya dan Mas Pangky sedang ribut, maka kami yang akan malu," jelas Yatie.
Anak, Cucu, dan Berbuat Kebaikan
Sebagai suami dan kepala rumah tangga Pangky tahu cara bersikap. Lebih banyak mengalah, tanpa mengurangi kritik yang dianggap perlu untuk Yatie. "Kalau dua-duanya keras, rumah tangga kami enggak bakal jalan sampai 37 tahun. Salah satu dari kami harus mengalah," ujar lelaki yang main dalam film Si Ayub dari Teluk Naga itu.
Selain telah dikaruniai empat orang anak dan cucu, mereka juga telah mengalami pahit dan getirnya hidup berumah tangga. Pernikahan mereka telah dikaruniai tiga orang putra; Raden Ajudia, Raden Aditya, dan Raden Andria. Sebagai orang tua yang baik, mereka tentu saja selalu menjalin komunikaasi dengan anak-anak, baik melalui layanan pesan singkat atau lewat telepon.
"Saya sering mengirimkan kata-kata mutiara yang saya ambil dari YouTube. Pesan-pesan untuk kebaikan rumah tangga mereka," kata Yatie.
Yatie berharap rumah tangganya tak tertimpa badai lagi. Ia ingin hingga akhir hayatnya tetap didampingi Pangky. Hal yang sama juga diungkapkan Pangky yang berharap hanya maut yang memisahkan dirinya dengan Yatie.
"Sekarang ini hidup saya hanya tinggal menghadapi kematian aja. Makanya, saya harus menanamkan kebaikan-kebaikan kepada orang lain dan berharap keluarga tetap utuh," harap Yatie. "Ya, kita berusaha untuk menikmati kehidupan, apalagi usia saya juga sudah 64 tahun," sambung Pangky.
Kegagalan dalam pernikahan pertama, Yatie Octavia dan Pangky Suwito jadi pelajaran berharga bagi mereka. Hal itu yang membuatnya mampu bertahan mengarungi bahtera rumah tangga selama 37 tahun.