Fimela.com, Jakarta Pemain: Chris Hemsworth, Emily Blunt, Jessica Chastain, Charlize Theron, Sophie Cookson, Nick Frost dan Colin Morgan. Sutradara: Cedric Nicolas-troyan. Skenario: Craig Mazin, Evan Spiliotopoulos. Durasi: 144 menit
Sinopsis:
Advertisement
The Ice Queen, Freya (Emily Blunt) adalah adik dari Ratu Jahat, Ravenna (Charlize Theron). Keduanya sama-sama dianugerahi wajah yang cantik jelita membuat hampir sumua kaum adam terpana. Namun di balik itu, ada sikap kedengkian bersemayam dalam diri sang kakak sulung. Ia ingin menjadi satu-satunya wanita tercantik di dunia.
Suatu ketika, Ravenna menanyakan pada cermin ajaib siapa wanita tercantik di dunia. Dan jawaban pun jatuh pada putri dari Freya, Snow White. Tak terima, ia pun berusaha 'memusnahkan' Snow White, namun justru malah Ravenna sendiri yang mati. Di satu sisi, Freya tidak mengetahui bahwa bayi yang pernah dilahirkannya itu adalah Snow White.
Tak ingin larut dalam kesedihan karena kehilangan anak, Freya membangun kerajaan baru di Utara bumi. Di sana, ia melatih anak-anak manusia untuk menjadi pemburu handal. Freya memiliki aturan yang cukup aneh untuk kerajaan yang dipimpinnya. Adalah tidak diperbolehkan adanya cinta antara para pemburu.
Namun, Eric (Chris Hemsworth) dan Sara (Jessica Chastain) melanggar dan saling jatuh cinta. Mereka pun berusaha untuk melarikan diri dari kerajaan Freya. Sayangnya, usaha mereka gagal. Dengan tipuan sihir dari benteng es yang dibuat Freya, Eric dan Sara terpisah. Sara menganggap Eric sengaja meninggalkannya, sedangkan Eric 'melihat' Sara mati.
Rasa cinta dalam diri keduanya ternyata tak hilang sedikit pun, meski telah tergores 'pengkhianatan semu' selama tujuh tahun terpisah. Hingga suatu ketika, keduanya bertemu lagi untuk sebuah misi cermin ajaib. Pertemuan mereka dengan Freya dan Ravenna yang bangkit lagi telah mengungkap kembali tabir masa lalu dan dendam yang bersemayam.
Baca Juga
Review:
Sesuai dengan judulnya, film ini lebih menitikberatkan pada pertarungan hebat dua ratu, Freya dan Revenna, serta kisah sang pemburu. Meski merupakan adaptasi dongeng, namun film ini mampu menyuguhkan romansa berbeda dari para karakternya dalam balutan ketegangan.
Dibintangi oleh aktor-aktor papan atas Hollywood membuat film ini terasa tidak seperti dongeng semata. Justru seperti layaknya sebuah film petualangan baru. Sang sutradara, Cedric Nicolas-troyan, yang sebelumnya menjadi tim visual efek film pertamanya itu mampu menguak kisah masa lalu dalam alur yang berjalan maju. Sama sekali tak terasa membosankan.
Penonton dibuat seakan-akan terasa masuk dalam peristiwa yang ada di dalam film. Pun meski penonton tak menyaksikannya dalam format 3D atau IMAX, teknologi visual dalam film ini benar-benar 'nyata'. Hal tersebut terbilang tak mengherankan. Pasalnya, film ini ditangani oleh tim spesial efek dari Dean Ford yang sudah sangat berpengalaman. Ford sendiri telah sukses menangani spesial efek dari film-film seperti Thor: The Dark World, Edge of Tomorrow, Sherlock Holmes dan masih banyak lagi.
Kostum yang digunakan para pemain terlihat tidak terlalu berlebihan meski mengusung konsep dongeng. Begitu pun dengan setting yang ada. Akting para pemainnya terlihat sangat natural dan berhasil masuk dan hidup ke dalam tokoh yang diperankan.
Sayangnya, ada beberapa alur cerita dalam film ini yang terasa begitu janggal. Sebut saja ketika Freya berusaha mencari Eric ke selatan bumi. Bagaimana perjalanan Freya dapat menuju tempat baru Eric tidak dijelaskan. Apakah dengan bantuan sihir atau berjalan begitu saja? Meski mengusung konsep dongeng, namun seyogyanya hal itu dapat dijelaskan pula.
Happy ending memang selalu menjadi janji manis dari setiap dongeng. Hal itu pula yang terjadi pada film The Huntsman: Winter's War. Untuk Anda penggemar cerita dongeng, film ini dapat menjadi alternatif pilihan hiburan akhir pekan Anda. Di Indonesia, The Huntsman: Winter's War sudah tayang sejak 13 April 2016 dalam format 2D.
Foto-foto Adegan The Huntsman: Winter's War:
Trailer The Huntsman: Winter's War: