Fimela.com, Jakarta Bangkitnya industri pertelevisian pada era 90-an membuat penonton dimanjakan oleh beragam acara seperti sinetron, reality show berhadiah uang ratusan juta hingga acara sosial yang menggugah hati. Dari segmen sinetron sendiri berbagai tema pun berhasil diangkat, salah satunya superhero.
Baca Juga
Tema superhero atau pahlawan mampu merengkuh semua kalangan usia dari anak-anak hingga orang dewasa. Untuk anak-anak, superhero biasanya jadi idola karena sifatnya sebagai penumpas kejahatan. Kehadiran kubu jahat dan baik yang berseteru pun selalu manarik untuk disimak tiap episodenya. Berikut Bintang.com rangkumkan empat sinetron superhero Indonesia yang pernah jadi idola anak 90-an.
Saras 008. Jika Hollywood punya Wonder Woman, maka Indonesia punya Saras 008. Ya, tokoh pahlawan wanita berbaju hitam putih ini sukses menjadi idola bagi anak-anak perempuan era 90-an. Tokoh Saraswati yang diperankan Sindy Dewiana dikisahkan sebagai seorang gadis yang bersedih lantaran ditinggal kucing kesayangannya. Namun tiba-tiba hal ajaib terjadi. Arwah kucing merasuk dalam raganya dan menjadikan Saras bertenaga super.
Advertisement
Panji Manusia Milenium. Seakan meneruskan kesuksesan Saras 008, sinetron yang dibintangi Primus Yustisio ini pun mendapat tempat di hati pemirsa televisi. Karena diproduksi pada tahun 1999 atau menjelang abad ke-21, maka kata Milenium digunakan untuk tokoh Panji yang merupakan pahlawan utama. Sama seperti Saras, Panji juga menggunakan topeng saat melawan musuh-musuhnya.
Gerhana. Jika Saras dan Panji mendapatkan kekuatan super ketika dewasa, maka tidak dengan Gerhana. Karakter yang diperankan oleh Pierre Rolland itu sudah sakti sejak kecil lantaran lahir ketika gerhana. Ketika ia menatap tajam, maka sesuatu depannya dapat dengan mudah terpental. Musuhnya pun hanya orang biasa yaitu si Poltak raja minyak. Salah satu karakter unik yang ada di sinetron Gerhana yaitu si centil Peggy Melati Sukma.
Wiro Sableng. Tokoh pahlawan yang satu ini sangat 'kerakyatan'. Setting yang digunakan pun era sebelum Indonesia merdeka dan kental dengan budaya Jawa. Kisahnya tentang Wira Saksana yang sejak bayi sudah 'lengket' dengan dunia persilatan Sinto Gendeng. Selain kapak, Wiro juga punya rajah 212 di dadanya. Kesaktian diperoleh Wiro berkat petualangan silatnya selama bertahun-tahun.