Fimela.com, Jakarta Beberapa pekan terakhir wajah Sahrul Gunawan kembali menghiasi media entertain. Ia menjadi topik pemberitaan karena sang istri melayangkan gugatan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Ada apa dengan Sahrul dan istrinya; Indriani Hadi?
***
Lama tak terdengar kiprahnya di dunia entertainmen ternyata Alul –begitu ia biasa disapa—banyak berkutat pada bisnis travel umroh dan haji yang dilakoninya. Jadi selain menekuni dunia hiburan ia juga bergelut dengan bisnis perjalanan wisata ruhani itu. “Saya tidak meninggalkan dunia entertain lho. Ini kan dunia yang sudah membesarkan nama saya. Kalau mengurangi frekwensi keterlibatan di dunia entertain iya. Soalnya bisnis ini tidak bisa dijalankan dengan setengah-setengah,” katanya.
Advertisement
Sekarang ia melakoni dunia entertain dan bisnis dalam waktu yang bersamaan. Anda boleh percaya dan boleh tidak. Gara-gara kelamaan tidak syuting ia sempat migain. Ternyata obat ampuh untuk menyembuhkan penyakit itu tidak sulit bagi Alul. Ia cukup datang ke lokasi syuting, bercengkrama dengan sutradara, pemain dan para krue. Setelah itu sembuh penyakitnya.
“Entah mengapa setelah di lokasi syuting penyakit migrain yang saya derita jadi hilang. Mungkin itulah obatnya ya,” ungkap pria kelahiran Bogor, 23 Mei 1974 ini tersenyum.
Baca Juga
Kini ia menjalankan dunia bisnis dan entertianmen secara bersamaan. Berapa besar porsi untuk dunia bisnis dan berapa besar untuk dunia entertainmen dia tidak bisa merinci. Menurut Alul tidak ada pembagian yang pasti soal itu. Yang jelas antara keduanya berimbang. Kadang dunia entertain butuh perhatian lebih, namun kalia lain justru bisnis yang memerlukan perhatian.
Kehidupan rumah tangga Alul dan Idri selama ini jauh dari kabar miring. Bintang sinetron Pernikahan Dini ini menikah pada 3 Februari 2007 dengan gadis asal Pontianak, Kalimantan Barat. Tak berapa lama setelah menikah mereka dikarunia buah hati yang diberi nama Ezzar Raditya Gunawan (8 tahun). Setelah itu Yang Maha Kuasa mempercayakan dua anak lagi kepada Alul-Indri, Raihana Zemma Gunawan (7 tahun) dan si bungsu; Faeyza Mikail Gunawan (4 tahun).
Alul sadar tidak ada rumah tangga yang selalu rukun. Ada kalanya cobaan itu datang menerpa. Yang kini dia dan istri alami adalah cobaan itu. Ia berharap akan ada keajaiban dalam rumah tangganya. Alul justru mengambil contoh pada Aa Gym dan Teh Nini yang sempat berpisah dan kemudian bersatu kembali. “Semoga ada keajaiban," katanya optimis.
Saya selalu berdoa semoga keluarga kami diberikan yang terbaik. Saya jalani saja semua proses yang harus dilalui meski harus mejalani peersidangan,” kata bintang yang melejit lewat sinetron Jin dan Jun ini kepada Edy Suherli, Abraham Tyron dan fotografer Febio Harnanto saat bertandang ke kantor Bintang.com di bilangan Menteng, pada Senin (21/3/20116). Inilah petikan selengkapnya.
Advertisement
Selalu Merindu Keajaiban
Sahrul Gunawan termasuk orang yang selalu optmis menghadapi kehidupannya. Termasuk soal prahara yang menimpa rumah tangganya kini. Meski sudah diujung tanduk ia selalu merindu semoga keajaiban bisa datang.
Apakah anak-anak Anda mengetahui kalau papa dan mamanya kini sedang ada masalah?
Saya dan istri berusaha untuk tidak mengurangi perhatian dan kasih saya pada anak-anak. Meski kondisi kami sekarang begini namun tetap seperti sebelum persoalan ini timbul. Saya juga mengondisikan anak-anak untuk tidak bertanya pada persoalan yang dihadapi orangtuanya. Anak-anak biarlah dengan kesibukan anak-anak. Dan kami akan menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang ada sekarang ini.
Sekarang ini kalian pisah rumah, apakah keadaan ini membuat repot?
Ya memang repot, saya tinggal di rumah, sementara istri di rumah orang tuanya. Ini kan proses yang harus kami jalani. Saya optimis persoalan ini akan bisa saya hadapi dan lewati. Saya pernah mengalami persoalan yang lebih hebat dan gawat. Ratusan orang harus saya hadapi karena gagal berangkat haji. Alhamdulillah saya bisa lewati persoalan itu. Begitu juga dengan persoalan rumah tangga ini. Saya optimis kok.
Jadi optimis ya bisa selesai dan terlewati?
Ya dong. Badai itu pasti berlalu. Selama niat kita untuk Allah pasti akan bertemu lagi. Lihat saja Aa Gym dan Teh Nini. Meski sempat berpisah akhirnya dipersatukan lagi.
Anda tampaknya santai sekali menghadapi persoalan rumah tangga ini?
Saya punya perumpamaan soal pasir. Pasir kalau kita genggam dan terus genggam erat akhirnya akan keluar juga dari cela-cela tangan. Saya biarkan saja dia menggugat. Yang penting saya harus siap menyuguhkan bukti di pengadilan nanti. Saya optimis ini akan kembali lagi. Saya tidak mau pusing dengan penilain orang yang bilang ini dan itu.
Ada persoalan apa sebenarnya dalam rumah tangga Anda?
Setiap rumah tangga pasti ada persoalan. Cuma bagaimana kita menyelesaikan persoalan itu. Karena saya public figur ya terekspose. Meski ada gugatan cerai. Saya tetap main ke rumah mertua, seperti enggak ada apa-apa. Orang-orang bingung dengan keadaan ini. Kok bisa baik. Soalnya saya tetap berusaha berbuat baik sebagai seorang suami, seorang ayah dan seorang menantu.
Anda optimis semua akan baik kembali?
Saya optimis banget dalam waktu yang tidak lama keadaan akan pulih dan kami akan kembali seperti dulu lagi. Kalu sekarang ada gugatan ya silahkan. Saya ikuti saja.
Bagaimana menyelesaikan persoalan ini?
Allah memberikan cobaan supaya kita berfikir. Dari apa yang terjadi selama ini harus kita evaluasi dan apa saja yang harus diperbaiki. Introspeksilah. Tapi saya tidak bisa mengungkapkan apa permasalahanya karena ini adalah persoalan internal kami. Tapi saya akan berikan gambaran kalau ini adalah cara Allah untuk meng-upgrade diri saya. Ya sebagai anak, suami, ayah, pimpinan kantor dan semuanya. Saya harus menata semua ini agar bisa harmoni. Masalah ini harus dihadapi dan diselesaikan, tidak bisa hanya dengan galau saja. Istri saya mungkin tidak berkenan dan protes artinya saya harus memperbaiki diri.
Kapan sidang digelar?
Sidang pertama digelar tanggal 17 Maret 2016. Namun kami berdua tidak ada yang datang. Yang kedua kalau tidak salah awal April 2016. Saya tidak mau ribut-ribut. Saya ingin semuanya selesai dengan damai. Saya akan ikuti persidangan. Satu lawyer bersama-sama kok. Saya ikuti semua kemauan dia. Dalam persidangan saya tidak akan melawan. Saya ikuti saja alurnya. Saya optimis menghadapi semua ini.
Apa doa pada Allah?
Saya yakin Allah akan menolong. Allah yang membolak-balik hati manusia. Itu saya yakin sekali. Saya ikuti maunya Allah saja deh. Daripada mikirin persoalan sementara saya tidak pikirkan bisnis dan entertain akan mampet semuanya. Saya optimis semuanya akan selesai kok. Tidak ada pernikahan yang diniatkan untuk gagal. Namun dalam perjalanannya ada cobaan dan kerikil. Yang sedang kami hadapi sekarang ini adalah kerikil. Semoga kami bisa melewatinya. Pertimbangan kami anak. Saya tidak mau anak kami jadi korban broken home.
Warga dunia maya menyayangkan persoalan anda, mereka ingin Anda dan istri bersatu, apa komentar Anda?
Saya sih berterima kasih atas perhatian semua orang yang ingin kami bersatu. Mungkin ini bagian dari doa agar semuanya bisa baik kembali.
Suka Duka Menjalankan Bisnis
Meski sempat terbentur di dunia bisnis, itu sama sekali tidak membuat Sahrul Gunawan patah arang. Ia belajar dari kegagalan memberangkatkan jamaah haji agar ke depan bisa lebih baik.
Mengapa Anda menekuni bisnis travel umroh dan haji?
Ada perasaan bangga dan senang saat bisa mengaktualisasikan bakat dan hobi. Saya menekuni bisnis bermula dari kesukaan saya pada dunia hospitality. Saya sempat dikecewakan oleh salah satu travel biro. Fasilitas yang saya terima tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Dari situ saya terpacu untuk memulai bisnis travel dan berusaha memberikan yang terbaik. Namun saya tidak bisa meninggalkan dunia entertainmen yang sudah membesarkan nama saya. Jiwa saya memang di sana. Meski belakangan ini banyak berkutat pada bisnis, tetap saja kembali ke dunia entertainmen juga.
Bagaimana membagi waktu antara bisnis dan entertain?
Saya tidak lagi seperti dulu full time buat syuting atau menyanyi. Sekarang untuk syuting saya ambil FTV saja yang syutingnya dua hari bisa selesai. Lalu presenter yang kerjanya cuma satu jam selesai. Setelah itu saya bisa fokus lagi ke dunia bisnis. Nah sekarang saya lagi gencar mempromosikan singel baru bersama rekan duet saya Igha. Pokoknya saya pengen dua-duanya berjalan.
Di mana kesulitan menjalankan bisnis?
Bisnis itu ada seninya juga ya. Maksudnya ada seni mengatur, mulai dari melakukan planning, lalu merealisasikan dan mengevaluasi apa yang sudah dilakukan agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Meng-kreasi orang-orang dalam berbagai disiplin ilmu untuk megakomodir apa yang kita inginkan itu juga ada seninya. Jamaah umroh itu ekspektasinya bermacam-macam, bagaimana kami harus memenuhi semua itu, semua itu ada seninya. Selama menemani mereka saya juga bisa menghibur mereka. Jadi fun saja semuanya.
Sekarang bisnis nomor satu dan bisnis nomor dua?
Dalam kamus pribadi saya tidak ada yang dinomorsatukan dan yang lain dinomor duakan. Cuma ada prioritas saja. Kadang kala bisnis yang butuh prioritas, namun kali lain sebaliknya. Yang diprioritaskan adalah persoalan yang saya geluti dalam bidang entertainmen.
Apakah jamaah umroh atau haji yang ikut travel Anda melihat anda sebagai artis?
Ya ada saja yang begitu. Dan terus terang in menjadi beban buat kami. Kami menawarkan dan memberikan pelayanan sesuai dengan kelas yang ada. Tidak mungkin mereka yang membayar bintang 3 akan mendapatkan pelayanan bintang 5. Begitu juga sebaliknya. Itu yang kami berikan edukasi ke jamaah. Karena sebagai artis mereka lebih percaya. Namun itu jadi beban, bagaimana kami harus memberikan yang terbaik. Karena sebagai artis yang punya nama saya enggak bisa lari.
Apa saja pengalaman pahit menekuni bisnis?
Saya kan pemain baru di dunia travel haji dan umroh. Tahun-tahun awal masih merugi. Saya banyak ditipu di sana-sini. Setelah tiga tahun saya sudah bisa menjalankan roda bisnis dengan baik. Terus terang kami banyak belajar dari pengalaman.
Apa problem terberat dalam bisnis Anda?
Tahun 2011 saya gagal memberangkatkan jamaah haji. Jumlahnya 104 jamaah dari berbagai daerah. Waktu itu kami terlalu berani ingin memberangkatkan jamaah haji tapi ambil yang non kuota. Jamaah yang ingin jalan pintas tertarik sekali. Tetapi regulasinya tidak mendukung. Akhirnya gagal. Itu momen yang paling genting. Saya sampai acungkan keris oleh jamaah di leher. Waduh pokoknya pusing deh. Soalnya yang namanya haji itu kan tidak main-main ya. Jamaah itu sudah syukuran, pamitan, di doakan pokoknya semua orang sekampung sudah tahu. Nah tiba-iba batal, itu yang membuat mereka marah. Itu pelajaran banget. Banyak aset saya terjual. Pelan-pelan saya bisa memulihkan keadaan. Dua tahun saya full bisnis, dan syuting saya tinggalkan. Ternyata Allah memberikan media buat saya untuk belajar.
Sekarang sudah normal kembali?
Saya punya keyakinan kalau saya memberikan yang terbaik untuk jamaah, Allah pasti akan membalasnya. Cuma dalam bisnis ini meniatkan untuk mencari untung boleh. Tapi jangan itu semata-mata yang dikejar. Target untung silahkan namun setelah itu lillahita’ala. Soalnya ini bisnis dengan nuansa ibadah. Bukan seperti bisnis yang lain.
Jadi ada hikmah dibalik musibah yang terjadi?
Ternyata Allah berikan musibah ada hikmahnya. Dengan memperbaiki pola marketing, sistem keagenan ditinjau dan memperkuat kantor mitra pelan-pelan perusahaan kami bisa pulih. Alhamdulillah semuanya sudah normal sekarang.
Sikap tidak ngoyo dalam menjalankan bisnis travel umroh dan haji menjadi kunci keberhasilannya. Hal yang sama ia terapkan saat rumah tangganya dalam cobaan. Ia optimis semua problem bisa dilewati.