Fimela.com, Jakarta Tio Pakusadewo mulai dikenal publik Indonesia setelah membintangi film layar lebar berjudul Cinta dalam Sepotong Roti arahan Garin Nugroho pada tahun 1990 silam. Era awal 1990-an pun seakan menjadi tahun keemasan bagi Tio yang kala itu masih menginjak usia 27 tahun.
Banyak yang menjadi pertimbangan Tio kala memutuskan untuk menekuni akting. Pemilik nama lahir Kanjeng Raden Tumenggung Irwan Susetyo Pakusadewo itu pun harus rela mengorbankan banyak hal. Salah satunya finansial. Namun, Tio tak sama sekali gentar, ia justru semakin mencintai film.
Advertisement
Baca Juga
- Cerita Unik Tio Pakusadewo Bangun Chemistry di Film Surat dari Praha
- Keren, Kreasi Anak Bangsa Ubah 'Kun Anta' Versi Bahasa Aceh
- Aliando Syarief Ingin Sekeren Vokalis Mr. Big di Video Barunya
"Perjuangan terberat adalah berani mengambil sebuah pilihan berarti berani menghadapi semua tantangan. Banyak hal yang harus dikorbankan. Finansial salah satumya. Berani membuat keputusan memilih peran yang tidak membuat kita kaya. Tapi membuat kita semakin cinta pada film," kata Tio Pakusadewo di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Apa yang dikorbankan Tio tersebut ternyata berbuah manis. Dalam usia karir yang masih seumur jagung, Tio berhasil menyabet penghargaan bergengsi Festival Film Indonesia pada 1991. Piala Citra pertamanya ini didapat berkat film Lagu untuk Seruni.
“Saya mendapatkan peran yang penuh perjuangan pertama kali ya di film Lagu untuk Seruni. Di situ saya masuk nominasi FFI (Festival Film Indonesia),” kenang pria kelahiran Jakarta, 2 September 1963 tersebut.
Ketika perfilman Indonesia tengah mati suri, Tio Pakusadewo masih tetap optimistis dapat hidup dari film. Kesetiaan membuatnya tak bisa berpaling pada film. Meski begitu, Tio tetap selektif dalam memilih peran. Akting baginya tak bisa diukur dengan materi.