Fimela.com, Jakarta Kiprah Hanung Bramantyo di perfilman Indonesia sudah diakui dan dikenal luas. Sejumlah penghargaan sudah pernah diraih oleh Hanung, termasuk Sutradara Terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI).
Tak hanya penghargaan, sejumlah film garapan Hanung juga menjadi box office alias laku di pasaran, seperti Ayat-Ayat Cinta dan Talak 3. Meski begitu, terselip rasa jenuh di dalam diri Hanung Bramantyo. Ia jenuh membuat film-film komersil.c
Advertisement
Baca Juga
- Vino G. Bastian: Keseruan Nobar Film Talak 3 Bareng Pak Ahok
- Begini Resiko Boyband Beranggota Banyak Bagi EXO dan Super Junior
- Sudah Bekerja Keras, Aliando Syarief Tetap Diselingkuhi Pacar
"Pengen sekali bikin film untuk diri saya sendiri. Tapi apa bisa makan atau menghasilkan dari selera saya sendiri,” ucap Hanung saat dijumpai di kawasan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. “Saya tidak bisa bekerja selain dari film tapi selalu dihadapkan dengan dua pilihan. Pilih lebih mengutamakan penonton atau diri sendiri," sambung Hanung.
Sutradara berusia 40 tahun ini malah berharap bisa seperti Joko Anwar yang kerap memproduksi film yang sesuai dengan yang diinginkannya, tanpa peduli selera pasar. "Saya pengin seperti Joko (Anwar), tapi problemnya akan ditayangkan dimana, atau di berapa bioskop," tutur Hanung.
Karenanya, ketika ada kesempatan dimana Daftar Negatif Investasi (DNI) akan dibuka, terutama terkait investor asing untuk industri perfilman Indonesia, Hanung dan pekerja film lainnya berdiri menyambut.
Ia berharap bisa membuat film idealis tanpa harus memikirkan modal atau keuntungan karena ada investor.
"Dengan dibukanya DNI, saya bisa dapatkan dua-duanya. Ngaturnya serahkan ke pemerintah. Tapi jangan asal buka. Perhatiannya ke kita atau gak? Seberapa besar pemerintah peduli kepada saya dan sutradara yang lain," tandas Hanung Bramantyo.