Fimela.com, Jakarta Cinema 21 mengusulkan kepada instansi terkait untuk meninjau ulang aturan screen time quota (STQ) alias jadwal tayang untuk film nasional. Berdasarkan UU No 33 tahun 2009 tentang Perfilman, film nasional wajib tayang 60 persen dari quota yang ada.
Kondisi saat ini, jumlah produksi film nasional bertambah dari tahun ke tahun namun jumlah penonton justru makin berkurang. Kondisi ini membuat pengusaha bioskop seperti kerepotan. Jika diterapkan secara kaku, penonton film Indonesia bisa menyusut karena kuaitas film jadi tak terkontrol.
Advertisement
Baca Juga
- Dimas Anggara Bersyukur Film London Love Story Sukses Tayang di Bioskop
- Raisa Dapat Dukungan Mantan di Album Baru
- Imbas Kasus Prostitusi, Label Nagaswara Pecat Hesty Klepek Klepek
“Dari tahun ketahun memang jumlah produksi film nasional bertambah. Namun pertambahan jumlah judul ini tidak dibarengi dengan pertambahan jumlah penonton. Jadi tidak seimbang antara jumlah produksi film dengan minat penonton untuk menyaksikan film Indonesia. Kalau sudah seperti ini salah siapa? Karena itu kami mengusulkan untuk meninjau ulang aturan ini,” jelas Catherine Keng, selaku Corporate Secetary Cinema 21 saat ditemui di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2016).
Kebijakan perlindungan pada film nasional jika diterapkan untuk semua film justru yang terproteksi adalah film-film yang tidak bagus dan kurang disukai publik. “Kalau UU itu diberlakukan secara kaku yang akan terporteksi adalah film-film yang tak bermutu. Untuk film bagus tak butuh karena pasar membutuhkan seperti film London Love Story, Habibie dan Ainun, Ayat-ayat Cinta dan sebagainya,” jelasnya.
Dengan mudahnya film ditayangkan adalah film yang tidak bermutu. Banyak film yang diproduksi dibawah standar. Namun karena ada kewajiban menayangkan 60 persen film nasional akibatnya film yang mutunya kurang baik pun harus tayang di bioskop.
“Aturan STQ ini justru bertolakbelakang dengan keinginan untuk meningkatkan kualitas film nasional. Buktinya meski jumlah produksi film bertambah, malah jumlah penonton berkurang. Dari sisi bioskop kalau hal ini dipaksakan yang berdarah-darah ya kami,” katanya.