Fimela.com, Jakarta Rencana pemerintah yang akan membuka Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk bidang bisnis bioskop tentu akan berdampak pada industri perfilman dan per-bioskopan di negeri ini. Akan semakin banyak pemain (baca; investor) yang masuk dalam industri bioskop.
Bagaimana tanggapanCinema 21, operator terbesar dan berpengalaman mengelola bioskop di negeri ini? Sebagai pemain lama, pihakCinema 21 sama sekali tidak takut bersaing jika investor asing yang akan masuk ke industri bioskop tanah air. Demikian dikemukakan oleh Catherine Keng, Corporate Secretary Cinema 21. Ia menepis anggapan berbagai pihak yang menuding Cinema 21 takut dengan masuknya investor asing dan tak siap bersaing.
Advertisement
Baca Juga
- Dimas Anggara Bersyukur Film London Love Story Sukses Tayang di Bioskop
- Raisa Dapat Dukungan Mantan di Album Baru
- Imbas Kasus Prostitusi, Label Nagaswara Pecat Hesty Klepek Klepek
“Selama ini ada sterotiping dengan adanya DNI dibuka. Sektor produksi film terbuka untuk asing. Kami sama sekali tidak melakukan lobby untuk mencegah di bukanya keran DNI. Kami siap untuk bersaing untuk membuka market baru. Kami siap persaing,” tegasnya saat ditemui di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2016).
Dengan adanya persaingan, lanjut Catherine akan memacu operator seperti mereka. Sekarang Cinema 21 bukan satu-satunya operator besar yang menayangkan film asing dan lokal di negeri ini. Namun ada juga Blitz dan pemain baru Cinemaxx yang mulai meramaikan industru perbioskopan tanah air. “Justru persaingan itu akan membuat kami terpacu untuk maju dan memberikan yang terbaik untuk semua. Mulai dari film maker sampai pada penonton yang menjadi penonton setiap fim selamaini,” tegasnya.
Catherine yang sebelum bergabung denganCinema 21 lebih dikenal sebagai pembaca beritaMetroTV ini berprasangka baik dengan adanya ide untuk penghapusanDNI.
“Berbagai pihak selama ini mengeluhkan kurangnya layar untuk memutar film. Imbasnya film lokal dikatakan jadi terpinggirkan. Dengan ide membuka keran agar investor asing bisa masuk di dan membangun bioskop baru, tentu ini kabar bagus. Cuma regulasinya benar-benar harus diatur sedemikian rupa oleh pihak pemerintah agar niat untuk menggairahkan industri bioskop di tanah air berdampak positif,” kata Catherine.
Sebagai operator, masih kata Catherine Keng pihaknya selalu berusaha untuk memperbaiki kualitas layanan yang sudah ada. “Cinema 21 tak henti berbenah agar pelayanan kepada publik meningkat. Apalagi dengan masuknya pemain baru seperti Blitz dan Cinemaxx. Kami merasa tertantang untuk memperbiaki diri. Bioskop lama di-upgrade. Nanti kalau investor asing benar-benar masuk pasca DNI ini, tentu kami harus putar otak lagi agar Cinema 21 tetap disukai publik dan juga insan film,” tandas Catherine.