Fimela.com, Jakarta Pendapatan film Ngenest terus bertambah. Setelah tiga minggu tayang di bioskop, film Ngenest mengumpulkan 710.048 penonton. Dengan begitu Ngenest menggeser film Di Balik 98 dengan perolehan 684.727 penonton. Ngenest berada di posisi enam daftar film Indonesia terlaris 2015, tepat dibawah film Magic Hour yang mendapatkan 859.705 penonton di posisi kelima.
Perolehan jumlah penonton itu diupadate oleh twitter resmi film Ngenest produksi Starvision Plus. Film Ngenest: Kadang hidup perlu ditertawakan merupakan film pertama Ernest Prakasa. Ia mengawali karirnya sebagai stand-up comedian dan penulis, seperti halnya Raditya Dika. Namun, film ini berbeda dengan film-film Raditya Dika yang ceritanya selalu berkutat pada masalah percintaan atau mencari jodoh.
kamu belum nonton #NGENESTmovie? buruan! ^_^ pic.twitter.com/wati2RKFgR
— #NGENESTmovie (@NGENESTmovie) January 21, 2016
Baca Juga
- Film Biografi Tupac Shakur, Kat Graham Perankan Jada Pinkett Smith
- Lee Hwi Jae Ingin Si Kembar Ikuti Jejak EXO atau BigBang
- Serius Jadi Penyanyi, Aurel Siap Tanggalkan Nama 'Hermansyah'
Film garapan Ernest Prakasa ini cenderung memiliki makna yang lebih dalam karena menyinggung masalah sosial. Ngenest bisa dibilang merupakan curahan hati (curhat)Ernest yang semasa hidupnya merasa diperlakukan “tidak adil” lantaran lahir dari keturunan Tionghoa. Curhatan ini sebelumnya sudah ia tuangkan dalam bentuk buku berjudul sama yang berkonsep trilogi.
Advertisement
Ngenest banyak sekali menampilkan fakta-fakta yang sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. Mulai dari kebiasaan mengejek seseorang karena tampilan fisik mereka, hingga kebiasaan menilai sikap seseorang berdasarkan suku ataupun agama mereka. Dengan kata lain, film ini sebenarnya ingin menyentil orang-orang yang sering berlaku demikian, namun dengan cara yang halus sehingga tidak sampai menyinggung perasaan.
Secara cerita, Ngenest memiliki alur maju, dengan bagian pembuka dan penutup yang sangat berirama. Ya, film ini mengawali dan mengakhiri kisahnya dengan peristiwa kelahiran. Tahap demi tahap kehidupan Ernest pun dipaparkan dengan rapih dan berkesinambungan; mulai dari masa SD, SMP, SMA, Kuliah, hingga menjadi karyawan.