Fimela.com, Jakarta Sejak kecil Zora Vidyanata memang sudah menyukai pelajaran matematika. Kesukaan itu terus berlanjut sampai kuliah. Meski kini sudah menekuni dunia entertainmen dengan terjun di dunia modelling dan akting, ia tetap menyukai matematika. Bahkan ia akan menempuh jenjang pendidikan S2 dalam bidang matematika sembari melakoni karier di dunia entertainmen.
***
Perempuan kelahiran Pontianak, 31 Desember 1984 ini juga sudah berkutat dengan dunia seni saat masih anak-anak. Putri kedua dari pasangan Tabrani Eka Putra dan Rifwarti sudah belajar menari, modelling, dan menyanyi. Namun meski dia menekuni dunia seni, tetap saja pelajaran matematika lebih menonjol dari bidang seni.
Advertisement
Ada cerita unik saat di sekolah dasar (SD). Zora sering sekali dimarahi gurunya ketika pelajaran matematika. "Soalnya kalau ada pertanyaan dari guru selalu saya yang mengacungkan jari untuk menjawab. Kalau ada saya teman-teman yang lain jadi enggak berani menunjuk kalau ditanya guru. Akhirnya guru saya bilang saya tidak boleh menunjuk lagi kalau ada pertanyaan. Ya sudah saya diam saja akhirnya," ungkap Zora.
Baca Juga
Ketika di bangku SMA saat ujian akhir mata pelajaran matematika, Zora masih sibuk berlatih menari hingga larut malam. Orang tua Zora bukan main marahnya. "Bapak saya heran sama saya, besok mau ujian akhir mata pelajaran matematika kok masih latihan menari. Saya pikir ujian matematika apa yang harus ditakutin. Dan ternyata setelah Ebtanas, untuk pelajaran matematika saya hanya salah satu soal saja," sambung pemegang gelar Putri Tenun Nusantara 2001 dan Putri Kalimantan Barat 2002 ini.
Ketika kuliah di jurusan Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakata, ia sudah mulai aktif dalam beragam kegiatan modelling dan juga Puteri Indonesia. Soalnya Zora adalah finalis Puteri Indonesia 2002. Akibatnya ia sering bolos kuliah. "Suatu saat saya masuk kuliah dan tak mengerjakan tugas rumah pula. Soalnya pertemuan sebelumnya saya memang tak masuk kuliah. Dosen saya marah sekali. Dia kemudian bikin soal di papan tulis dan menyuruh saya yang mengerjakan. Alhamdulillah saya bisa meski soal itu baru akan ia ajarkan hari itu. Selesai mengerjakan, dosen meminta saya untuk jadi asisten dosen mata kuliah matematika. Awalnya tegang jadi riang deh," kenangnya.
Zora menyelesaikan kuliah dengan predikat cume laude. Setelah itu, ia berkonsentrasi menekuni dunia akting di Jakarta. Ia terlibat dalam sinetron Bujangan, Liontin, Anak Cucu Adam, Cinta Fitri, Ganteng Ganteng Serigala dan masih banyak lagi sinetron yang dibintanginya. Ia juga bermain dalam film layar lebar yang berjudul Tali Pocong Perawan (2008) dan Bebek Belur (2010).
Saat kariernya di pentas sinetron tengah bersinar, Zora memutuskan untuk menikah dengan Dono Indarto di Pontianak, 22 November 2008. Dari pernikahan ini mereka dikarunia seorang putri yang bernama: Princess Callysta Azalia pada 15 Februari 2010.
Kini anaknya sudah sekolah di Taman Kanak-kanak (TK). Dan Callysta mewarisi bakat Zora yang suka dengan pelajaran matematika. "Sejak kecil saya memang sudah ajarkan dia matematika secara fun. Kalau mata pelajaran lain saya angkat tangan. Kuncinya matematika itu jangan dianggap susah. Anggap saja soal matematika itu seperti game," kata kepada Edy Suherli, Abraham Tyron dan fotografer Febio Hernanto di kantor Bintang.com di bilangan Menteng Jakarta Pusat, Selasa (12/1/2016). Inilah petikan selengkapnya.
Advertisement
Matematika Itu Enggak Susah
Zora Vidiyanata agak bingung saat ditanya bagaimana tips agar mudah mempelajari pelajaran matematika. Namun yang jelas katanya harus dibangun dulu rasa suka pada matematika. Setelah itu jangan anggap matematika pelajaran yang susah.
Anda seorang artis namun suka sekali dengan pelajaran matematika, sejak kapan Anda menyukai pelajaran matematika?
Saya menyukai matematika itu sejak kecil. Enggak tahu bagaimana awalnya pokoknya saya suka banget dengan pelajaran matematika. Di SD nilai raport saya paling bagus nilai matematika. Kalau pelajaran lain di bawah matematika. Kondisi itu terus berlanjut sampai saya SMP, lalu ke SMA dan hingga kuliah S1 Ekonomi.
Banyak orang menjadikan matematika itu musuh yang menakutkan, Anda sebaliknya, kok bisa begitu?
Gimana ya, memang setiap orang ketertarikannya tidak sama. Saya kebetulan suka sekali dengan matematika. Sedangkan orang lain mungkin sukanya politik, ekonomi atau sejarah. Nah buat saya pelajaran sejarah yang banyak hafapan itu sesuatu yang berat. Karena saya sudah suka matematika dari awal jadi enjoy banget kalau belajar matematika. Saya menganggap belajar matematika itu seperti main game. Kalau menyelesaikan rumus itu seperti memasang puzzle. Apalagi kalau bisa menyelesaikan sebuah soal. Senang banget.
Jadi nilai pelajaran matematika Anda bagus terus dong?
Ya begitu deh. Pokoknya dai SD, SMP, SMA hingga kuliah nilai pelajaran atau mata kuliah matematika aku memang bagus. Soalnya aku enjoy banget kalau sudah belajar matematika. Gara-gara matematika saya bisa jadi Asisten Dosen saat kuliah dulu.
Tapi mengapa Anda kuliah mengambil jurusan ekonomi, bukan matematika?
Itu ada ceritanya sendiri. Saat ikut UMPTN konsentrasi saya terbagi pada kegiatan Puteri Indonesia soalnya saya masuk jadi finalis. Saya akhirnya enggak lulus UMPTN. Karena tak berhasil masuk perguruan tinggi negeri, saya manfaatkan beasiswa dari UII atas saran orang tua. Kali ini saya menuruti orang tua dengan kuliah di kelas Internasional untuk Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Sudah kepalang basah, ya sudah kuliah harus serius dong. Jadi tidak hanya menyenangkan orangtua namun saya juga harus dapat ilmunya. Alhamdulillah saya bisa lulus dengan predikat cume laude.
Mengapa tidak langsung melajutkan ke jenjang S2?
Saya terlanjur menekuni dunia entertainmen, modelling, main sinetron dan juga film. Setelah itu saya menikah dan punya anak. Keinginan untuk kuliah lagi ada, namun karena keadaan yang belum memungkinkan hal itu belum bisa terwujud. Soalnya untuk kuliah lagi saya benar-benar akan menuruti kata hati saya. Ingin kuliah matematika. Itu sudah tekad saya.
Lalu Anda kuliah di mana untuk S2?
Setelah cari sana-sini akhirnya suami saya memberi masukan ada jurusan Aktuaria. Ini cabang matematika yang khusus untuk asuransi. Saya bilang mau banget. Saya sekarang masih mencari kampus mana yang punya program studi Aktuaria untuk jenjang S2. Nanti kalau saya sudah enggak bisa aktif di dunia entertainmen ilmu itu bisa saya aplikasikan dalam dunia asuransi. Atau saya bisa juga menjadi dosen.
Seperti apa Anda mengajari anak Anda pelajaran matematika?
Saya mengajari anak saya matematika dengan cara bermain. Jadi jangan serius-serius untuk anak-anak. Anak saya meski baru 5 tahun sudah mahir perkalian dan pembagian. Kalau tambah-tambahan sudah sejak usia 3 dan empat tahun. Jadi kayaknya dia menuri bakat saya banget. Kalau pelajaran matematika saya memang mengajari banget. Tapi kalau pelajaran lain saya menyerah, hehehe.
Ingin Tambah Momongan Lagi
Punya satu anak ternyata kurang bagi pasangan Zora Vidyanata dan Dono Indarto. Kini setelah anak pertama mereka berusia 5 lebih dan masuk 6 tahun Zora dan suami sudah bersiap-siap untuk tambah momongan lagi. Bagi mereka jenis kelamin apa saja tak masalah. Dikaruniai anak laki-laki bersyukur, dan jika dikarunia anak perempuan lagi juga bersyukur.
Apa resolusi Anda untuk tahun 2016 ini?
Tahun 2016 ini aku punya dua resolusi penting. Pertama saya mau kuliah S2 dan kedua ingin tambah momongan. Resolusi ini buat saya amat realistis. Soal kuliah lagi ini adalah keinginan saya sejak lama yang ingin memuaskan kata hati. Soalnya dulu waktu kuliah S1 kerena menuruti kemauan orangtua. Sedangkan untuk target tambah momongan karena memang sudah waktunya. Anak sulung kami sudah lima tahun lebih dan sekarang masuk enam tahun. Dan dia juga sudah minta adik. Ya sudah saya dan suami sekarang sedang berusaha untuk mewujudkan hal itu.
Anda dan suami pengennya anak laki atau perepuan untuk anak kedua?
Kalau saya sih di kasih anak perempuan terima, laki-laki pun terima. Saya memang tidak program harus jenis kelamin tertentu. Kalau Allah kasih anak perempuan alhamdulillah. Namun kalau kehendak Allah akan memberi kami anak laki-laki juga tetap persyukur.
Bagaimana dengan suami, apakah dia menginginkan anak cowok untuk anak kedua ini?
Dia juga sama dengan saya. Terserah sama Allah mau kasih anak laki atau perempuan. Anak perempuan bisa jadi teman dan bisa gaya bareng. Kalau anak laki-laki bisa jadi pelindung. Mendidik anak laki-laki dan perempuan sama beratnya. Masing-masing punya tantangan sendiri-sendiri. Tapi kami tidak menargetkan harus tahun ini punya momongan lagi. Ya mengalir saja, kalau tahun ini belum bisa artinya tahun depan.
Selama ini Anda bisa membagi waktu antara mengurus keluarga; suami dan anak dengan tetap berkarier di dunia akting, kalau tambah momongan apa tidak makin repot?
Hidup ini kan pilihan. Namanya orang menikah ya punya anak dong setelah menikah. Setelah punya satu anak, ternyata buat kami kurang. Kami pengennya tambah satu anak. Kalau ditanya repot enggak ya pasti repot ya. Selama ini saya dan suami berbagi peran. Saat saya syuting anak saya diawasi suami meski. Untungnya suami saya dia bisa menyelesaikan pekerjaannya dari rumah dan dari mana saja. Kan sekarang eranya sudah online. Tidak harus hadir dan datang ke kantor. Nah kalau nanti saya hamil lagi dan tambah anak, harus puter otak untuk mengasuh anak kedua. Ya paling nanti cari baby sitter untuk membantu mengasuh anak.
Anak pertama Anda bakat dan minatnya sudah kelihatan ya?
Selain matematika anak saya suka sekali dengan musik dan menyanyi. Dia suka sekali mengulik lagu. Misalnya ada satu lagu dia dengarkan sampai tiga kali setelah itu hafal. Tapi untuk hal-hal yang bersifat motorik seperti menari dia kurang suka. Dia lebih ke logical thingking.
Anda dan suami mengarahkan anak Anda mau jadi apa ke depan?
Dia mau jadi penyanyi. Pokoknya itu saja jawabnya kalau ditaya mau jadi apa. Selalu jawab menyanyi. Itu artinya ke depan saya dan suami harus mengarahkan bakat dan minatnya. Kami akan arahkan untuk les musik dan vokal agar tersalur minatnya. Kalau sekarang dia baru les matematika. Gurunya datang ke rumah untuk diajar private. Kami mengarahkan dan melihat bakatnya saja. Itu yang kami asah.
Bagaimana dengan karier Anda di tahun 2016 ini?
Saya tetap menekuni dunia sinetron dan film. Masih seperti tahun sebelumnya. Cuma tahun ini saya masih harap-harap cemas. Soalnya kalau saya jadi hamil artinya jadwal kegiatan bisa berubah semua. Soalnya seiring dengan makin besarnya kehamilan aktifitas harus berkurang. Lalu saya juga punya planning untuk kuliah S2. Jadi untuk karier di dunia entertainmen buat saya di tahun ini mengalir saja. Prioritasnya pada momongan dan kuliah lagi.
Zora Vidyanata seperti tak pernah kehabisan energi untuk bercerita dan beraksi di depan kamera. Awan hitam yang menggelayut di langit Jakarta sama sekali tak membuatnya surut untuk melakoni sesi pemotretan siang itu.