Fimela.com, Jakarta Kepergian Budi Anduk untuk selamanya membuat Soimah ikut bersedih. Selama ini ia banyak berguru pada sosok Budi yang selalu membawa handuk dalamĀ setiap aktifitasnya itu. Dalam pandangan komedian serba bisa ini Budi termasuk sosok yang tidak sombong dan bisa menerima kehadiran pendatang baru.
"Saya banyak mendapat ilmu dan pelajaran dari orang-orang di sekitar. Salah satunya adalah Budi Anduk. Awal meniti karir di Jakarta saya pernah bekerja sama dengan almarhum. Dan almarhum adalah sosok komedian yang tidak sombong dan bisa menerima pendatang baru dengan baik," akunya saat dihubungi Bintang.com pada Selasa (12/1/2016).
Baca Juga
Satu lagi yang menjadi catatan Soimah. Sosok Budi tak segan berbagi ilmu pada junior. "Dia juga mau menularkan ilmu komedinya pada pendatang baru. Itu yang saya rasakan selama ini. Karena waktu itu tidak semua artis yang bisa menerima kehadiran saya di dunia hiburan,"begitu curhat Soimah.
Advertisement
Menurut Soimah, seorang komedian yang mempunyai tugas untuk menghibur dan membuat tertawa itu tidaklah mudah, walaupun apapun yg terjadi pada komedian itu kita tidak perna tahu. "Almarhum sudah sakit sudah lumayan lama, tetapi tanggung jawab dan kerja keras beliau untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dan tugas sebagai komedian terus dilakukan walaupun dalam keadaan sakit. Dan tidak semua orang tau kondisinya seperti itu, almarhum sangat menyayangi keluarganya dan selalu taat beribadah," puji Soimah.
Satu hal yang diberi catatan oleh Soimah. Kerja yang dilakukan Budi Anduk tidak dibarengi dengan istirahat yang cukup. "Banyak komedian yang meninggal karena sakit, itu jadi pelajaran buat saya. Saya adalah manusia biasa hanya bisa berusaha. Saya hanya punya prinsip bahwa sakit itu datang dari pikiran kita. Ketika pikiran kita bilang kita sakit maka kita akan sakit, begitu sebaliknya," ujarnya.
Karena itu kata Soimah jangan terlalu ngoyo dalam bekerja. Dia melihat apa yang terjadi pada Budi Anduk ada ketidakseimbangan antara kerja dan istirahat. "Jadi saya sebagai manusia biasa hanya bisa menerapkan kehidupan saya seperti manusia biasa, orang hidup memang butuh uang. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tetapi apakah uang adalah segalanya bagi hidup kita? Tentu tidak, maka kita harus bisa kontrol diri supaya semuanya berjalan dengan seimbang," katanya sembari medoakan semoga alamrhum Budi Anduk Khusnul khotimah.