Fimela.com, Jakarta Terlahir di era 90an membuat Coboy dan Lingua harus memulai dari awal untuk comeback lewat kolaborasinya bernama Colabo. Maklum, kecanggihan tekonologi yang jauh berbeda di zamannya membuat Colabo masih 'meraba-raba'. Pasalnya tak sedikit musisi yang mengandalkan media sosial dalam mepromosikan karyanya saat ini.
"Waktu kita keluar dulu nggak ada sosial media. Makanya kita bingung. Kita masih belajar dari nol lagi," aku Amara Lingua di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2015). "Kita masih bingung mempromosikan lewat apa," timpal Arie Widiawan, personel Lingua lainnya.
Baca Juga
- GGS Usai, Aliando Syarief Tinggalkan Sejenak Akting di 2016
- Ricky Harun Tetap Kagumi Kevin Julio dan Aliando Syarief
- Ricky Harun Lengserkan Aliando Syarief di SCTV Awards 2015
Ari melanjutkan, jangankan media sosial yang kian menjamur dengan banyak jenisnya, soal proses rekaman saja sudah jauh berbeda dengan era 90an. Proses rekaman Lingua dulu belum menggunakan proses digital seperti sekarang.
Advertisement
"Suasana yang sudah tidak kita rasakan lagi saat rekaman. Yang berbeda dari segi proses, dulu masih analog," ujar Arie.
Gilbert Coboy menambahkan, penjualan fisik seperti kaset dan CD memang cukup sulit untuk zaman sekarang. Namun dia optimis banyak cara memperkenalkan karya. "Sudah ada online dan segala macamnya kok," kata Gilbert.
Melalui Colabo, Coboy dan Lingua ingin memberikan sesuatu yang baru bagi musik Indonesia menghadirkan single fresh dengan konsep Looks good, sounds good, feels good. Konsep itu yang mereka jual dan diterjemahkan lewat lirik dan video klip Good Time. "Kita cari formulasi baru agar diterima pasar. Kalau menjual fisik kayaknya sudah susah, jadi lebih ke era digital," tandas Francois Lingua.