Sukses

Entertainment

Eksklusif, Danang Tonjolkan Dangdut Kontemporer di D'Academy Asia

Fimela.com, Jakarta Tidak banyak yang mengetahui bahwa Danang D'Academy terlahir dari keluarga yang dialiri darah seni khususnya di bidang tarik suara. Sang nenek yang seorang penyanyi keroncong dan sang ibunda yang fokus pada bossa nova, membuat pemilik nama lahir Danang Pradana Dieva ini ikut terjun ke industri musik dengan menjadi salah satu wakil Indonesia di D'Academy Asia.

Latar belakang keluarga yang mencintai musik, tidak lantas membentuk pribadi Danang mengikuti fokus aliran yang diusung oleh sang nenek dan ibunda. Danang mulai berkenalan dengan musik dangdut yang kini membesarkan namanya lewat lagu daerah asalnya Banyuwangi bertajuk Kendang Kempul namun, kelenturan suara yang ia milik ketika belajar keroncong, menjadi aset berharga dan anugerah dari Yang Maha Kuasa.

Eksklusif Danang D'Academy (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Melalui kemampuan tarik suara yang sudah tidak dapat diragukan lagi, pemenang kedua di ajang pencarian bakat menyanyi dangdut D'Academy 2 Indosiar ini, berhasil didaulat menjadi salah satu perwakilan Indonesia di D'Academy Asia. Ajang ini diikuti oleh 4 negara di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam untuk beradu kualitas vokal bersama penyanyi dari negara tersebut.

Selain itu, tak hanya kualitas suara prima yang Danang suguhkan setiap tampil di panggung D'Academy Asia. Pasalnya, Danang mengaku dengan mengusung dangdut kontemporer lebih menonjolkan sisi dangdut yang dibalut oleh nuansa modern. Tak hanya itu, Danang juga menentukan poin penting dengan kualitas yang tidak drop dan bagaimana mengemas lagu yang dapat diterima banyak kalangan.

Eksklusif Danang D'Academy (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Besar harap Danang untuk dapat memperkenalkan dangdut di kancah Internasional lewat ajang D'Academy Asia ini. Menurutnya, dangdut saat ini sudah bukan menjadi musik 'kampungan' karena dapat dipadukan dengan jenis musik lain dan hal tersebut akan menghasilkan sesuatu yang lebih indah.

Selain itu, Danang D'Academy juga mengungkapkan siapa yang menjadi pesaing terberatnya di ajang D'Academy Asia. Danang menekankan bahwa karakter setiap penyanyi berbeda dan tidak dapat dibandingkan. Lebih lanjut, Danang menyampaikan banyak hal mengenai awal karier, dangdut hingga harapannya. Berikut petikan wawancara eksklusif tim Bintang.com bersama salah satu kontestan D'Academy Asia asal Banyuwangi ini.

Perjuangan dan Harapan Danang di D'Academy Asia

Apa saja persiapan menghadapi setiap penampilan di D'Academy Asia?

Yang pasti persiapan mental, kesehatan harus dijaga. Vokal sudah pasti harus berlatih, upgrading belajar terus dengarkan coach bicara seperti apa, saran dari komentator seperti apa yang harus kita tampung dan itu menjadi bekal kita untuk penampilan di setiap minggu.

Apakah mengalami kesulitan selama di D'Academy Asia?

Bicara kesulitan pasti, semua hal pasti ada kesulitan. Tapi, di sini gimana cara mengemas atau management problem itu. Jadi, kalau Danang menghadapi kesulitan yang ada, satu be positive, selalu memberikan suggest bahwa bisa, Insya Allah bisa. Karena kalau kita memberi suggest positif, Insya Allah hasilnya positif. Untuk kesulitan itu, kesulitannya di poin mana, nanti segera mungkin dikonsultasikan oleh yang bisa memberikan solusi termasuk bagaimana mengemas lagu mulai dari aransemen, improvisasi, lagu apa yang kira-kira lagu apa yang cocok dibawakan Danang setiap minggunya karena Danang bisa memberikan referensi lagu selebihnya tim kreatif yang akan memberikan keputusan bahwa OK lagu ini bisa kita naikkan atau cari lagu referensi lainnya.

Eksklusif Danang D'Academy (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Apa saja tips agar penampilan enerjik?

Kalau kita sehat kita bisa melakukan banyak hal termasuk penampilan prima. Yang paling penting adalah kondisi di studio itu dingin, sedangkan ada banyak tipikal orang dan Danang adalah salah satu orang yang enggak bisa dingin. Aku sebisa mungkin menjaga pita suaraku atau daerah leher dengan syal biar tidak terasa dingin. Karena, kalau dingin pita suaranya juga akan terganggu, suara serak makanya Danang menggunakan syal untuk aktivitas di studio.

Bagaimana perasaan dapat mewakili Indonesia untuk berkompetisi dengan 3 negara?

Bangga yang pasti ya, yang pertama tidak pernah menyangka kalau ajang ini akan ada. Danang hanya berpikir setelah Dangdut Academy 2 ya sudah selesai, kita berjuang di dunia entertainment Indonesia. Tapi ternyata tidak. Artinya ini wadah yang patut Danang syukuri, Danang harus tetap bersyukur bahwa wadah ini setidaknya akan membuat Danang lebih meningkat lagi. Dari segi nama, lebih dikenal banyak negara, dari segi kemampuan Danang diberikan bekal tambahan oleh coach dan bisa bertukar pengalaman dengan peserta-peserta di luar negeri. Yang lebih lagi kita bisa bertukar budaya. Nah, budaya ini bagaimana kita bisa bertukar nanti kalau Danang ke Malaysia sudah tahu nih bagaimana memperlakukan orang Malaysia, di Singapura pun seperti itu, di Brunei pun seperti itu. Hal ini tidak bisa kita dapatkan dipelajaran sekolah tapi ini adalah soft skills yang bisa kita dapatkan di saat kita bertemu dengan banyak orang.

Eksklusif Danang D'Academy (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Siapakah pesaing terberat di D'Academy Asia?

Semuanya bagus, semuanya punya karakter yang tidak bisa sebenarnya dibanding-bandingkan. Sama saja saat kita disuruh menilai lebih bagus mana Krisdayanti dengan Ute, kita akan bingung karena satu sama lain punya hal yang berbeda dan tergantung bagaimana selera, selera dewan juri, selera komentator. Tapi, kalau dipaksa bicara siapa saingan terberat, saingan terberatnya Lesti. Bahkan, setiap malam kalau lagi nonton temen-temen show kita berdua, kita evaluasi. Nanti dedek gimana ya? Kita sharing berdua tapi bagi Danang dia bukan rival, hanya saja kalau misalnya ditanya siapa terkuat memang dedek, harus kita akui. Tapi dia bukan rival, dia adikku, dia teman sharing Danang. Misalnya, dedek yang akan maju, Danang akan support dari belakang. Begitupun Danang yang maju duluan, Danang akan tetap meminta solusi sama dedek kira-kira baiknya seperti apa. Kita harus mengakui bagaimana kualitas dia sehingga kita berjalan bersama Insya Allah kalau kita be positive, berpikir positif Insya Allah hasilnya juga positif.

Apa harapan Danang ke depan di D'Academy Asia?

Harapan di D’Academy Asia yang pasti Bismillahirohmanirohim mudah-mudahan kita bisa roadshow di empat negara untuk memperkenalkan dangdut. Itu harapan Danang karena Danang yakin bahwa dangdut itu sebenarnya sudah bukan musik kampungan. Kita bisa mem-package dangdut itu dengan banyak hal. Jazz dengan dangdut itu it's OK, arabian style juga bisa masuk ke dangdut, bossa nova, aku juga pernah mengemas dangdut dengan bossa nova dan ternyata masih masuk. Hal itu, akan banyak kemasan-kemasan dangdut yang bila kita blend dengan genre musik lainnya itu akan terasa indah dan dangdut akan bisa mendunia dengan itu. Danang berharap masih bisa bertahan di dunia dangdut dan segera memunculkan karya-karya baru tentunya dengan bantuan dari orang-orang yang lebih berpengalaman pencipta lagu, arranger musik dan management tentunya. Berkat mereka dan berkat Indosiar Danang bisa jadi seperti ini. Memperkenalkan dangdut di kancah Internasional.

Lebih Menonjolkan Aliran Dangdut Kontemporer

Mengapa memilih dangdut?

Bagi aku dangdut itu adalah musik yang universal. Musik itu universal tidak hanya dangdut. Tergantung bagaimana taste kita itu bagi Danang. Kalau misalnya kita nyanyi dangdut dengan maaf harus bicara taste-nya 'kampung', maka dangdut itu akan dangdut kampung. Tapi bagaimana kita bisa mem-package dangdut itu untuk menjadi sebuah suguhan yang bisa diterima yang dulunya dangdut itu di kalangan menengah ke bawah, saat ini dangdut akan Danang berusaha naikkan di kalangan menengah ke atas. Dangdut lama Danang kemas lagi dengan alun yang sedikit modern dengan package band ternyata lebih ear-catching. Orang lebih mengena dangdutnya, emang dangdut harus pake kendang? It’s OK kalau harus pake kendang tapi enggak semua part dari depan sampai belakang dikendangin. Dan itu ternyata musik-musik semacam itu dengan tidak bermaksud mengkualifikasikan masyarakat dari kalangan manapun tapi kalangan menengah ke atas jadi bisa menerima dangdut dengan asik. Itu sudah Danang lakukan di off-air.

Penyanyi dangdut Indonesia yang menjadi favorit Danang?

Kalau bicara penyanyi dangdut favorit, karena genre Danang kontemporer Erie Suzan salah satu orang yang mengusung dangdut RnB. Itu artinya terobosan baru dong dan ternyata memang Erie Suzan namanya di situ, artinya dia tidak pernah senaik itu dan tidak seturun itu. Tapi, dia bertahan di belantika musik dangdut karena ciri khasnya. Tapi kalau bicara kualitas yang bener-bener pure dangdut tetap Rita Sugiarto dan Iyeth Bustami jagonya. Tapi, kalau Danang lebih ke packaging bagaimana kita bisa mengemas lagu, kualitas tidak drop, tetapi kemasannya juga bisa diterima dengan banyak kalangan.

Eksklusif Danang D'Academy (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Apa itu dangdut kontemporer?

Kalau bicara dangdut, itu kan dahulu dangdut itu dikenal dengan musik perpaduan antara Melayu dan Hindi begitukan yah bagaimana dangdut itu bermula. Dan dangdut itu dinyanyikan dengan Ayah Mansyur terus dinyanyikan oleh Hamdan ATT, Imam S. Arifin dan itu merupakan dangdut-dangdut yang dinyatakan saat ini bisa dikatakan sebagai dangdut klasik. Nah, dangdut yang kita dengarkan saat ini, Cita Citata, Fitri Carlina itu adalah dangdut kontemporer, dangdut dengan disko, house music, apakah itu dangdut? Saya rasa iya, karena masih bisa kita tarik benang merahnya masih dalam koridor dangdut hanya saja dikemas dengan bentuk modern. Nah, makanya dinamakan dangdut kontemporer. 

Bagaimana awal menyanyi dangdut?

Danang itu awal pertama kali masih kecil itu belajarnya keroncong, karena nenekku itu penyanyi keroncong, ibuku juga bukan penyanyi dangdut. Ibu saya itu fokusnya di bossa nova dan dia adalah salah satu pemain band. Nah, jadi aku tidak pernah dijejalin dangdut awalnya tapi karena keroncong itu punya teknik dan daya lentur yang tinggi, sehingga menuntut kita, satu kelenturan harus ada, kedua secara teknikal keroncong itu butuh teknik yang tinggi karena keroncong itu lenturnya ada, tekniknya harus jalan. Dari keroncong itu aku punya kelenturan yang berbeda dibandingkan penyanyi-penyanyi yang lain. Dan ini sebenarnya anugerah dari Allah, kalau kita bisa bilang ini adalah sebenernya bukan direncanakan tapi ini memang kuasa Allah yang harus sadari bahwa ini anugerah. Danang itu kenalnya dari lagu daerah Banyuwangi nama lagu daerah itu namanya Kendang Kempul. Lagu Kendang Kempul ini punya kelenturan yang dayanya hampir serupa dengan dangdut akhirnya aku merambah dangdut.

Eksklusif Danang D'Academy (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Harapan ke depan di karier musik?

Karier bermusik Danang pasti yah ke single, next single. Kemarin sudah ada Bunga Surgawi, yang Alhamdulillah sampai hari ini jadi top chart di beberapa radio. Bersyukur adalah Danang penyanyi baru ternyata singlenya diterima dan bisa masuk top chart peringkat satu, dua, Alhamdulillah sampai hari ini masih masuk top 5, top 10 itu masih. Tapi, Danang tidak boleh berleha-leha, enggak boleh bersantai karena pendatang baru semakin banyak sehingga next harus segera memunculkan single terlebih kalau Danang bisa bikin album.

Sebagai single pertama, Bunga Surgawi menonjolkan apa?

Bunga Surgawi itu salah satu dangdut kontemporer karena memang basic Danang kontemporer, jadi di situ ada sedikit sentuhan arabian ada juga melayunya juga ada ketuk dangdutnya. Bunga Surgawi merupakan salah satu lagu yang bagi Danang bobotnya enggak bisa diragukan lagu. Range dari rendah sampai paling tinggi artinya lagu ini adalah salah satu festival yang patut diperhitungkan. Hanya mungkin untuk mendengarkannya sedikit butuh, kurang ear-catching sih. Memang segmentasinya di situ, segmennya adalah bahwa kita salah satu pemenang ajang pencarian bakat. Sehingga Indosiar memang mem-package kita dengan lagu-lagu yang berbobot. Salah satunya Bunga Surgawi, lagu Evi Masamba Muara Hati, Lesti dengan Kejora semua punya bobot.

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading