Sukses

Entertainment

Eksklusif, Panggilan Jiwa Sandhy Sondoro Sebagai Musisi

Fimela.com, Jakarta Sandhy Soendhoro atau yang lebih dikebal sebagai Sandhy Sondoro merupakan penyanyi kelahiran Jakarta, 12 Desember 1973. Sandhy yang memulai karir bermusiknya sebagai pemain band dan musisi jalanan di Jerman, mulai terkenal di Indonesia setelah mengikuti ajang New Wave di Latvia dan keluar menjadi juara.

Sebelum mengikuti ajang New Wave, Sandhy sudah malang melintang di industri musik di Jerman. Meskipun sering mengamen di jalanan kota Berlin, Sandhy juga sering tampil di cafe-cafe bersama temen-teman satu band yang ia bentuk di Jerman.

Awal mula dirinya terjun ke industri musik adalah ketika Sandhy mengikuti audisi dari sebuah band yang sedang mencari vokalis. Hanya bertahan setahun Sandhy meninggalkan kota Berlin sebelum akhirnya kembali untuk mengejar impiannya menjadi seorang musisi.

Foto Eksklusif Sandhy Sondoro (Foto: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Pada tahun 2007, pria 41 tahun ini pernah mengiuti sebuah program TV dimana dirinya tampil bernyanyi membawakan lagu-lagu ciptaannya sendiri. Motivasinya mengikuti acara yang dipandu oleh Stefan Raab tersebut adalah untuk mendongkrak popularitasnya yang saat itu memang belum terlalu populer bersama band yang digawanginya.

Meskipun tak menjadi juara, Sandhy tetap puas karena tujuannya bukan untuk memenangi kontes tersebut. Dirinya sejak awal memang hanya ingin mempromosikan lagu-lagu ciptaannya untuk bisa dikenal. Dirinya juga berhasil mewujudkan hasratnya untuk tampil di hadapan jutaan orang dengan mengikuti acara tersebut.

Foto Eksklusif Sandhy Sondoro (Foto: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Saya manfaatin acara itu buat mendongkrak karir musik yang udah 9 tahun kok nggak ada perkembangan. Karena acara TV nya ditonton di Jerman, Swiss, Austria dan beberapa bagian di Belanda. Kalo untuk mensiasati biar cepet dikenal orang, ya tampil di situ. Karena saya juga bisa bawain lagu sendiri. Karena tujuan saya di acara itu bukan untuk jadi juara. Saya pengen mempromosikan karya-karya saya di hadapan banyak orang. Saya dulu punya angan-angan untuk bisa tampil di depan jutaan orang. Akhirnya dikabulkanlah doa Saya. Acara itu yang nonton kan puluhan juta orang.

Saat ditemui tim Bintang.com di bilangan Pondok Indah, Sandhy Sondoro menceritakan berbagai pengalamnnya membangun karir di dunia musik. Pelantun tembang 'Malam Biru' ini juga menceritakan bagaimana harapannya untuk musik Indonesia serta pendapatnya tentang pembajakan yang menjadi musuh utama para seniman, termasuk musisi. Mari simak bersama-sama perbincangan tim Bintang.com bersama Sandhy Sondoro berikut ini.

Membangun Karir Musik di Jerman

Bagaimana awalnya Sandhy Sondoro terjun di dunia musik?

Awal terjun di dunia musik pas kuliah. Saya kuliah tahun 1993, terus kelar kuliah tahun 1998. Awal karir di musik tahun 1998, tapi mulai cari uang di musik sudah dari tahun 1994 pas masih kuliah. Awalnya dari dulu saya memang suka nyanyi, tapi baru pertama kali perform di muka umum waktu SMA. Saya dulu lebih suka main bola. Anak kecil laki-laki yang bandel lah. SMP berantem, tapi SMA sudah mendingan. Terus sempat bikin band pas SMA. Saya lulus 1992, terus tahun 1993 berangkat ke Jerman buat kuliah disana.

Bagaimana membangun karir bermusik di Jerman?

Pertama kali ikut audisi band lokal di Jerman. Jadi mereka nyari vokalis di koran, saya iseng-iseng karena saya memang suka nyanyi dan suka musik. Saya ikut audisi sama band lokal itu. Saya di band itu mulai tahun 1994 sampai 1995. Setelah itu saya pindah dari Berlin. Awalnya saya kuliah matematika di Berlin tapi pindah kota dan kuliah lagi ambil arsitektur. Saya juga sempat bergabung sama band kampus juga waktu kuliah. Kadang-kadang di waktu senggang saya ngamen di pusat kota sendirian nyari uang sambil kuliah. Setelah sarjana muda saya kembali ke Berlin, kemudian tahun 1997-an bikin band lagi. Kita main lagu-lagu cover dari musisi lain. Kadang bikin lagu sendiri, tapi  tiap main kita paling maksimal main 3 lagu sendiri sisanya cover lagu.

Selain ngeband, apa ada proyek musik lain?

Saya bikin proyek dimana saya bikin lagu-lagu sendiri. Terus proyek yang lain saya juga ngamen di subway. Saya ngamen sampai tahun 2008. Sekitar 10 tahun saya ngamen di Jerman. Selain itu juga main musik di cafe dan terlibat penulisan lagu untuk scoring film. Saya nggak malu meksipun nggak ada kerjaan ya saya turun ke jalan. Selama 10 tahun kadang saya iseng keliling eropa bawa gitar dan sound system kecil buat main di jalanan Perancis, Swiss, Italia, Denmark dan lain-lain. Jadi kalo keluar negeri jalan-jalan intinya berekreasi tanpa harus mengeluarkan uang. Selain menambah ilmu saya juga dapat uang dari jalanan.

Foto Eksklusif Sandhy Sondoro (Foto: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Bagaimana ceritanya bisa ikut acara TV di Jerman?

Tahun 2007 sempat ikut suatu acara TV yang hostnya namanya Stefan Raab. Kalo di Amerika mungkin kayak David Latterman Show. Acaranya dia ini kuota permirsanya nomor 1 di Jerman. Mekipun kadang-kadang acaranya norak, kayak ngerjain-ngerjain orang. Itu juga karena dorongan dari drummer saya.

Apa motivasi mengikuti acara tersebut?

Jadi saya ikut acaranya Stefan Raab karena dorongan dari temen. Drummer saya bilang biar bisa sebagai batu loncatan. Dan di acara ini setiap peserta diperbolehkan bawa lagu sendiri. Kalau acara lain saya nggak bakalan ikut karena kita bakal disuruh bawa lagu ini atau itu. Saya nggak suka diatur-atur. Saya manfaatin acara itu buat mendongkrak karir musik yang udah 9 tahun kok nggak ada perkembangan. Karena acara TV nya ditonton di Jerman, Swiss, Austria dan beberapa bagian di Belanda, makanya saya ikut. Kalo untuk mensiasati biar cepet dikenal orang, ya tampil di situ. Karena saya juga bisa bawain lagu sendiri. Karena tujuan saya di acara itu bukan untuk jadi juara. Saya pengen mempromosikan karya-karya saya di hadapan banyak orang. Saya dulu punya angan-angan untuk bisa tampil di depan jutaan orang. Akhirnya dikabulkanlah doa Saya. Itu yang nonton kan puluhan juta orang. Saya basic-nya memang musisi, bekal saya udah ada karena saya performer. Kalo disuruh tur saya juga bisa. Disuruh main 20-40 lagu nggak masalah, karena saya ada pengalaman buat itu, jadi saya nggak aji mumpung. Ikut acara TV buat mendongkrak karir bermusik saya dan hasilnya lumayan terkenal di Jerman meskipun akhirnya cuma peringkat 5.

Foto Eksklusif Sandhy Sondoro (Foto: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Mengapa memilih Jerman?

Saya pegang paspor Indonesia tapi pegang visa Jerman seumur hidup. Untuk nggak kehilangan visa itu saya 2 kali setahun harus kesana. Jadi sebelum 6 bulan harus kesana. Kenapa ingin menjaga itu karena saya bakal bisa mendaftarkan hak cipta lagu di Jerman yang ruang lingkupnya dunia. Kalo di Jerman bisa ketahuan lagu kita dimainin di mana-mana. Kalo di Indonseia nggak bakal bisa. Setiap tahun royalty masuk ke akun bank kita. Saya nggak mau kehilangan itu karena nanti anak atau pewaris saya bakal terlindung juga. karena sistim di Jerman lebih baik dari di sini.

Susah sukses di Jerman, kenapa memutuskan berkarir di Indonesia?

Kenapa nggak? Anggun aja disini. Yang pasti saya itu orang indonesia. Saya pengen orang-orang Indonesia kenal lagu-lagu saya. Saya lahir di Indonesia. Saya masih warga negara indonesia. Awalnya hanya ingin mendistribusikan dan hanya ingin kalo liburan ke Indonesia pengen tampil di acara off air. Tapi kalo pengen off air kan albumnya harus bisa diperjual belikan di negara setempat. Jadi kita promo album dan bikin album disini. Tahun 2008 kita garap album dan distribusi lagu sendiri. Awalnya dimentahin karena album pertama saya kan berbahasa inggris. Jadi saya masih ditolak sana-sini.

Semakin Tenar Setelah Memenangkan 'New Wave' di Latvia

Ceritakan bagaimana akhirnya terpilih mewakili Indonesia di ajang New Wave?

Tahun 2009 saya dipanggil untuk kontes internasional antar negara di Latvia, namanya New Wave. Alhamdulillah dapat kesempatan untuk mewakili indonesia dan mendapat juara pertama sama kontestan lain, perempuan asal Ukraina namanya Jamala.

Apa yang dirasakan setelah mengikuti New Wave?

Gara-gara itu saya langsung terkenal di sini, karena berhasil memenangkan kontes itu. Gara-gara nyanyi When a Man Loves a Woman. Setelah itu balik kesini tiba-tiba banyak yang kenal saya. Dan pas saya balik ke Jerman bikin lagu 'Malam Biru' dan langsung pecah. Sejak saat itu saya banyak disini. Tapi kalo balik ke Jerman juga masih ada konser off air tapi nggak besar-besar. Paling kapasitasnya 200 orang.

Kabarnya sering diminta untuk mengisi acara di beberapa negara seperti Rusia?

Karena menang di New Wave ruang lingkupnya negara-negara bekas Uni Soviet termasuk Rusia, Ukraina Latvia dan lain-lain. Di kejuaraan ini kalo jadi pemenangnya bakal ngetop di negara-negara ini. Setelah jadi pemenang jadi sering diundang dan cukup terkenal di sana.

Foto Eksklusif Sandhy Sondoro (Foto: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Lebih banyak mana job di Indonesia atau di luar negeri?

Off air rata-rata banyak disini di Indonesia. Saya juga milih disini karena keluarga disini dan panggilannya memang paling banyak disini.

Apa yang membuat Sandhy Sondoro terjun ke dunia musik?

Jadi musisi panggilan itu jiwa aja, titik. Nggak ada jawaban lain.

Biasanya inspirasi menulis lagu datang dari mana?

Insirasi nulis lagu bisa datang dari mana-mana. Yang pasti topiknya tentang kehidupan. Yang terutama adalah cinta dan kasih sayang. Karena cinta dan kasih sayang sangat diperlukan. Cinta itu maknanya dalem. Di kehidupan ini kalo nggak ada cinta ya nggak ada maknanya. Dasar dari segala aspek di kehidupan ini ya cinta dan kasih sayang.

Bagaimana pendapat Sandhy tentang pembajakan musik di Indonesia?

Sebenarnya jangan lah ya, cuman apa mau dikata di indonesia masih banyak orang yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kalo bagi kita beli CD cuma 30 ribu sih mungkin nggak ada artinya, tapi kan ada orang yang kalo ngeluarin uang 30 ribu kayak ngeluarin 3 juta, dan kalo mereka nggak punya uang dan mau mendengarkan musik, saya nggak masalah. Kalo punya uang tapi pengen gratis, ya sama aja bohong. Intinya kalo bajakan kalo orang nggak mampu tapi pengen dengerin musik nggak masalah. Kita hidup Alhamdulillah cukup. Saya dulu juga pernah mengalami hal yang sama.

Foto Eksklusif Sandhy Sondoro (Foto: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Apa project terbaru Sandhy?

Kemarin akhir september rilis lagu berbahasa Jerman, dan dirilis di Jerman dan Worldwide. Lalu minggu ini baru juga dirilis karya saya yang dinyanyikan oleh wizzy dan berduet sama saya. Salah seorang pendatang baru yang menurut saya sangat berbakat. Suaranya keren banget. Lagunya baru dirilis minggu ini. Video klip juga sudah dirilis judulnya 'Cinta Cinta Cinta'.

Sandhy kan juga tergabung di Trio Lestari, bisa diceritakan secara singkat awal terbentuknya?

Awalnya ketemu Tompi di tahun 2010 dan langsung berteman. Kita saling cocok lah. Kita akhirnya ngajak Gleen dan terbentuklah Trio Lestari. Kita pengen bikin sesuatu yang baru. Kita pengen dijadikan sebuah pergerakan di indonesia di bidang seni. Kita punya angan-angan merubah keadaan menjadi lebih baik lah.

Harapan Sandhy buat musik Indonesia?

Harapan buat musik Indonesia semoga semakin bagus. Indonesia musiknya bagus kok. rame, seru dan orang-orangnya antusias tentang musik. Nggak kalah sama Amerika atau Inggris. Seru kok indonesia, bagus perkembangannya. Semoga semakin bagus lagi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading