Fimela.com, Jakarta Nama Jovial da Lopez tahun lalu mungkin belum diperhitungkan di dunia perfilman Indonesia. Namun di kalangan anak muda yang suka membuka video streaming di internet, Jovial telah menjadi selebriti. Kesuksesannya tak cuma membuahkan pundi-pundi uang, tapi juga membuat produser film layar lebar tertarik untuk mendaulatnya sebagai bintang film.
Berawal dari cameo, Jovial mendapat banyak pengalaman menjadi pemain utama, menulis skenario, bahkan sutradara. Keberanian untuk mencoba berbagai hal baru telah mengantarnya menjadi sosok yang diperhitungkan dalam perfilman Indonesia.
Situs video streaming telah mengantarkan Jovial menggapai mimpinya. Berkali gagal casting berubah menjadi tawaran bermain film gara-gara video streaming. Bukan perkara mudah bagi Jovial untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Butuh perjuangan keras bagi Jovial untuk menjadi seseorang di belantara perfilman Indonesia. Simak percakapan Bintang.com dengan Jovial saat berkunjung ke Bintang.com, 18 November 2015 untuk mengetahui perjuangannya.
Advertisement
Baca Juga
Bagaimana ceritanya tertarik buat video streaming?
Dulu benar-benar iseng untuk membuatnya. Selama ini saya suka nonton sketsa komedi luar negeri. Dan kita mikir tayangan di TV komedi kita itu alay. Saya sama adik saya yang baru balik dari India nggak cuma mengkritik, tapi memberikan solusi dari kritik. Jadi kami membuat video iseng sendiri. Kemudian kami upload di Youtube.
Pengalaman pertama setelah upload video langsung serius?
Yang membuat kami kemudian serius adalah video pertama yang kami buat disukai oleh Raditya Dika. Dia mengirim pesan pribadi bertanya apakah mau berkolaborasi untuk membuat video lagi. Itu video pertama dan kami langsung mendapat sambutan dari Raditya Dika yang pengikutnya sudah banyak di Youtube.
Reaksi Anda setelah membaca pesan Dika?
Langsung panik ya pas baca pesannya. Pertama yang ditanyakan ceweknya siapa, Dika kan genit. Dia ngajak ketemuan, ada modusnya. Dari sana terpacu untuk membuat video lagi.
Jadi terpacu karena Dika?
Bukan karena Raditnya Dika. Setelah membuat video itu ketagihan. Begitu ada ide langsung syuting. Sekarang lebih terjadwal, untuk membuat secara rutin.
Berapa pendapatan yang didapat pertama kali dari video streaming?
Nol rupiah tentunya. Setelah dapat pagevies, deal pertama Rp 25 juta rupiah. Itu masih 67 ribu follower, sekarang sudh 300 ribuan follower.
Bagaimana perasaan Anda setelah menerima uang Rp 25 juta?
Awal terima Rp 25 juta itu norak. Dulu saya itu tutor fisika yang harus mengajar satu setengah jam untuk dapat Rp 300.000. Ada yang nawarin untuk membuat video durasi 3 menit lalu dapat Rp 25 juta ya pasti jadi kaget.
Buat apa uangnya?
Beli kamera, membeli peralatan untuk upgrade. Semakin semangat untuk membuat video. Kita makin serius untuk membuat video lagi. Awalnya cuma iseng dan main-main sekarang jadi lebih tertata untuk membuat video.
Advertisement
Konsistensi Berbuah Prestasi
Banyak ide untuk membuat video?
Ide itu bisa datang kapan saja. Misalnya sekarang saya sudah terfikir untuk membuat video tipe-tipe wawancara. Tapi kita nggak buat video dengan tergesa-gesa lagi. Dulu kalau ada ide langsung buru-buru ngajak syuting.
Jadi apa yang penting selain ide?
Konsistensi ternyata itu paling sulit untuk kita jaga. Jadi kita nggak bisa mengumbar ide dan video. Kalau ide langsung dibuat tanpa dipikir ulang supanya membauatnya nggak terlalu lebay.
Ide bisa ngocor terus. Tapi kita harus tahu batasannya. Pernah kita syuting satu sketsa dan kita semangat sekali syutingnya. Tapi setelah jadi kita memutuskan untuk membuat videonya. Tapi malah nggak jadi dipakai.
Mengapa?
Karena jadinya lebay. Kita mengkritik komedi kita lebay, tapi kita membuatnya sendiri. Jadi ya nggak di-upload di buang saja. Itu fase kami belajar membuat video lebih baik lagi.
Proses membuat videonya berapa lama?
Untuk membut video 3 menit kita membutuhkan waktu 3 jam minimal. Itu tergantung dengan berapa angle kamera yang kita pakai. Kalau cuma satu kamera akan lebih mudah mengeditnya. Cuma kalau kita sudah pakai ange-angle dan pindah tempat bisa sampai 6-7 jam untuk satu video berdurasi 3 menit.
Bedanya akting streaming dan layar lebar?
Bedanya Terasa banget di film ini. Karena di film ini saya dibatasi menjadi orang lain. Film lainnya saya masih menjadi tokoh diri sendiri dan cameo. Sementara film ini benar-benar film saya sendiri dan saya menjadi orang lain.
Di youtube saya bisa lebih gila. Omongan bisa bebas tak tersensor.
Youtube kan bebas tapi bertanggungjawab. Kalau di film layar lebar saya dibatasi skenario. Kita harus taat pada skenario, penulis skenario kan sudah susah payah membuat skenarionya.
Memang suka kritik skenario?
Kadang-kadang kita terfikir pas baca skenario mikir ini bisa dijadiin
begini begitu. Tapi kita nggak bisa kalau di film. Kita harus sadar, bahwa penulis skrip telah menungakan hidupnya untuk menulis skenario. Itu yang harus kita sadari. Jatuhnya kita menghina kalau kita nggak mau taat skrip. Dia mikirnya secara keseluruhan film, dan kita dari satu scene kemudian mengkritik, siapa kita sebagai pemain? Itu yang saya pelajari dari syuting film layar lebar.
Setelah menjadi pemain film sekarang nulis skenario juga?
Ya, pertama kali menulis skrip di Malam Minggu Miko the Series. Dari 25 episode saya nulis 5 episode. Setelah itu saya ditawarin untuk menulis skenario film, saya terima tapi Andovi menolak karena masih harus menyelesaikan kuliah.
Karena harus sendirin, saya merasa perlu untuk mencari asisten untuk kerja bareng. Itulah pertama kali saya memanggil Kemal. Skrip pertama yang saya tulis pertama kali film Tak Kemal Maka Tak Sayang. Sekarang sedang menulis skenario Modus.
Lantas juga jadi sutradara?
Semuanya fun, semua menyenangkan. Kadang-kadang menjadi sutradara itu seru. Kalau jadi sutradara itu konsepnya harus benar-benar mengerti. Secara teknis mungkin kita kalah sama sutradara yang sudah senior. Tapi kalu kita ngerti cerita ini mau menyampaikan apa ke penonton beranikan diri untuk menyutradarai sendiri.
Pertimbangannya apa hingga berani menjadi sutradara?
Daripada cerita dan ide yang sudah saya tulis kemudian diserahkan pada orang yang nggak kita kenal, belum tentu paham juga ide kita. Nanti malah salah eksekusinya. Kecuali sama orang yang sudah kita bisa ajak ngobrol lama. Jadi bisa tahu kita maunya apa.
Impian untuk Main Drama Serius
Sepertinya memanfaatkan video streaming untuk masuk ke layar lebar?
Sebenarnya saya sadar ini jalan masuknya untuk bermain film layar lebar. Saya kalau casting ke tempat besar susahnya minta ampun. Kita nggak tahu kalau ada artis yang dititip, atau sudah ada deal sama pemain film yang sudah terkenal untuk 10 film ke depan. Kita mati-matian akting tapi nggak tembus-tembus karena dalam pikiran casting sudah ada pemain yang mau dipilih.
Bagaimana perasaan Anda setelah tahu?
Saya tahu karena saya pernah ikut casting dan meng-casting orang. Di otak itu sudah ada satu orang. Tapi kita coba panggil, coba deh coba siapa tahu ada yang lain. Tapi pilihan ya tetap kembali ke pikiran awal yang dimau.
Jadi bagaimana supaya berhasil casting?
Casting itu harus benar-benra hoki dan stamina prima 300%. Bagi orang yang mau akting jangan muak casting. Bisa sampai ratusan kali. Saya sadar ada banyak jalan yang bisa menunjukkan kemampuan akting saya. Saya merasa beruntung karena hal tersebut.
Bagaimana melihat film Indonesia sekarang?
Saya bangga dengan film Indonesia. Saya koleksi DVD film Indonesia sampai sekarang. Untuk film yang saya suka nonton di bioskop saja tidak cukup. Setiap DVD keluar saya membelinya.
Melihat fenomena pembajakan?
Buat kamu kalau suka nonton cd bajakan itu jatuhnya bodoh. Industri ini muter dri pembelian. Kalau kita nggak beli asli itu (maaf, red) bego.
Kecewa?
Sejujurnya yang beli bajakan itu ya follower di twitter, saat saya informasikan film baru mereka nanya sudah ada CC-nya belum? Ini kan tragis untuk film kita.
Siapa aktor favorit Anda?
Abimana, Fedi Nuril, dan Vino G. Bastian. Mereka pemain drama serius. Saya suka melihat film-film mereka. Tom Hank dan Jonny Depp. Kalau masuk karakter mereka suka gila, badan juga bisa dihancurin buat main drama serius.
Aryo Bayu saya suka juga. film-film Joko Anwar saya suka banget. Filmnya nggak tertebak. Saya suka kalau habis nonton masih mikir, nggak cuma ketawa-ketawa. Comic 8 itu bgus, penjualan besar story line juga suka. Youtubers saya suka, karena komedinya bagus. Terimakasih karena film ini sudah menjadi terlaris nomer 11 tahun ini.
Favoritnya pemain drama semua?
Sebenarnya saya mau banget main drama. Pengin jadi penjahat, karena enak jadi penjahat. Hidup saya terlalu baik-baik saja. Sama keluarga baik, sama teman baik, sama pacar baik, saya ingin merasakan pengalaman yang tidak bisa saya lakukan.
Karena akting kan sebenarnya itu esensinya, menjadi orang lain. Saya berhak menjadi orang jahat, meskipun cuma saat syuting. Tapi selama ini tawarannya selalu film komedi. Tidak apa-apa saya menjalani ini saja dulu.
Deretan prestasi Jovial da Lopez rupanya menjadi jembatan baginya untuk berakting serius. Berkali gagal casting tak meyurutkannya menggapai impian bermain film drama serius. Setelah berkali-kali main film komedi, Jovial optimistis kesempatan itu akan datang. Semangat Jo!
Baca Juga: Bayu Skak dan Jovial da Lopez Jadi Jutawan Berkat Youtube