Fimela.com, Jakarta Proses perceraian antara Stuart Collin dan Risty Tagor terkesan alot. Kedua belah pihak terus berpijak pada keinginannya masing-masing sehingga mediasi yang dilakukan pun tak bisa berhasil.
"Kalau (dibilang) ringan tangan itu rekayasa. Klien kami tidak pernah kasar. Malah usahanya untuk mempertahankan rumah tangga bisa dibilang berlebih," kata M. Adrianza Yunial, kuasa hukum Stuart di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (16/11).
Baca Juga
Pernah, Stuart Collin mendatangi kediaman Risty Tagor untuk menjalin kembali silaturahmi. Namun, ternyata apa yang dilakukannya tersebut tidak mendapatkan tanggapan. Stuart tak pernah disambut mesra lagi.
Advertisement
Sebagai seorang yang baru pertama menikah, Stuart siap memperbaiki kesilapan yang pernah dilakukannya. Namun, ketika perceraian menjadi proses yang harus ditempuh, ia tak setuju. Ia ingin mencoba mengecap bumbu dalam rumah tangga ini dengan baik.
"Kebetulan pada saat itu klien kami datang bersilaturahmi. Tapi ga pernah disambut. Ini kan pengalaman pertama klien kami menikah. Stuart menunjukan bahwa dia sebagai kepala rumah tangga ia ingin menyelesaikannya dengan baik-baik," tukasnya.
Lalu, bagaimana soal Stuart yang tak pernah memberikan nafkah kepada Risty? Kabar ini pun langsung dibantah oleh kuasa hukum Stuart. "Kami dapat informasi bahwa klien kami tidak pernah memberi nafkah. Enggak ada (begitu). Yang ada malah selalu ditolak. Kalau besaran itu kan relatif," tandas Adrianza.
Seperti diketahui, pihak Risty Tagor bersikeras untuk bercerai dengan Stuart Collin. Namun, keinginan Risty terganjal karena Stuart justru ingin mempertahankan rumah tangganya. Bahkan pihak Stuart mengatakan gugatan Risty mengada-ada karena tak ada perselisihan berkepanjangan seperti yang ditorehkan dalam materi gugatan.