Fimela.com, Jakarta Sebagai anak didik, Slamet Rahardjo tahu betul kepribadian seorang Teguh Karya. Kerja keras dan tak mengenal lelah menjadi semboyannya dalam berkarya. Namun di balik itu semua, rupanya ada hal yang tidak disukai Teguh Karya. Diakui Slamet, sang maestro tidak suka menonton pagelaran wayang.
"Teguh Karya tidak pernah nonton wayang. Aku bahagia karena aku bisa jajah Teguh Karya. Setiap hari aku ceritakan dia tentang wayang," ujar Slamet Rahardjo di Sanggar Populer, kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2015).
Advertisement
Soal berkarya, Teguh Karya memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun bukan berarti almarhum merupakan orang yang istimewa dengan segala prestasinya di dunia perfilman. Bahkan saat pertama kali syuting, Teguh Karya tidak mengerti istilah yang digunakan dalam penggarapan film.
"Siapa blang Teguh Karya hebat, enggak. Hari pertama syuting, dia enggak tahu bilang action. Akhirnya dia pakai setelah itu. Jadi jangan terlalu mengkultuskan. Tidak ada yang istimewa dari Teguh Karya karena semuanya bisa kita pelajari," kata Slamet.
Kita bisa mempelajari bagaimana kesetiaan Teguh Karya pada film. Konsistensinya dalam membuat karya yang bagus tanpa harus terkungkung oleh alat yang tersedia. Terlebih untuk zaman modern seperti sekarang ini, siapa saja bisa membuat sebuah film.
"Dia itu ilmu, setia dan komitmen. Teguh Karya adalah 'Suhu'. Dia semacam magnet yang gelombang getarannya sanggup membuat anggota kelompoknya terus merasa demam berkesenian," pungkas Slamet Rahardjo.