Fimela.com, Jakarta Sutradara dan pemain film Brush with Danger, Livi Zheng tak cuma menjadi kebanggaan Indonesia. Wanita asal Jawa Timur ini ternyata juga sukses membuat negara lain bangga. Bahkan, Livi dapat mematahkan anggapan bahwa orang Asia sulit menembus Hollywood.
Di China, Livi pernah diundang oleh kampus lokal untuk menjadi pembicara wakil generasi muda Asia yang sukses menembus Hollywood. Dia juga dianugrahi Diaspora Creative Award oleh pemerintah Indonesia tahun ini. Sebelum mendapat kebanggaan tersebut, jalan terjal dilalui oleh Livi Zheng.
Advertisement
Baca Juga
Memutuskan pindah haluan dari progam Ekonomi ke Film bukan perkara mudah bagi Livi. Namun, setelah mengambil keputusan, dia pun tak mau setengah-setengah. Berbekal pengalamannya mengikuti proyek film semasa menjadi mahasiswa, Livi memantapkan langkah. Tapi komentar eksekutif produser Hollywood yang ditemuinya pertama kali membuatnya sempat minder.
"Pertama kali saya bilang saya mau seriuas di film Hollywood, eksekutif produser yang saya temui bilang ada tiga kendala utama yang membuat saya sulit menembus Hollywood. Asia, muda dan wanita," kata Livi Zheng saat jumpa media di Kemayoran, Jakpus, Rabu (28/10/2015).
Sebagai orang Asia, tentu peran akan terbatas untuk perfilman Hollywood. Muda menggambarkan kurangnya pengalaman. Sedangkan wanita bisa menjadi halangan karena mayoritas pekerja film di Hollywood adalah laki-laki. Bukannya mundur, pernyataan tersebut justru mengeraskan hatinya untuk terus melangkah.
"Saya merasa beruntung karena belajar bela diri. Itu membentuk mental saya pantang menyerah. Untuk belajar satu gerakan tinju, dibutuhkan latihan seribu tinjuan untuk berhasil. Skenario yang saya ajukan harus direvisi 32 kali. Tapi saya tidak menyerah," jelas Livi Zheng.
Semangat itulah yang membuatnya berhasil membuat film Brush with Danger. Setelah tayang di bioskop Amerika, film ini berhasil masuk seleksi nominasi Academy Award atau Oscar. Meskipun tak dapat melaju ke tahapan selanjutnya, tapi hal itu tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Livi Zheng.