Fimela.com, Jakarta Setelah film bernaung di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sepenuhnya, maka penyelenggara Apresiasi Film Indonesia (AFI) dan Festival Film Indonesia (FFI) diselenggarakan oleh lembaga yang sama. Beberapa pihak menganggap AFI dan FFI adalah festival yang sama sehingga bisa disatukan sehingga menghemat biaya festival. Menurut Garin Nugroho ada beberapa alasan yang membuat AFI layak dipertahankan.
"AFI lebih komplit sehingga layak untuk bisa dipertahankan. AFI lebih bersifat edukatif dan kultural. Lebih bisa dikembangkan," ujar Garin Nugroho saat mengisi Workshop Film dan Gadget di Benteng Vaderburg, Sabtu (23/10/2015).
Advertisement
Garin memandang AFI memang belum sempurna. Apalagi jika dibandingkan dengan FFI yang sudah lama bergulir. "Festival itu lima tahun belum apa-apa. Butuh lima tahun untuk mencapai dasar pertama, bentuknya baru jelas. 10 tahun baru dasar ke dua. FFI sudah puluhan tahun, sementara AFI baru empat tahun," paparnya.
Baca Juga
Sutradara yang kerap menjadi juri di Busan Internasional Film Festival ini memaparkan perdebaan FFI dan AFI yang membuat dua festival ini tidak perlu disatukan. "FFI lebih ke perayaan film populer yang tayang di bioskop, perayaan pencapaian unsur-unsur film. Punya sejarah panjang. AFI bisa merangkul film-film yang tidak bisa diputar di bioskop," katanya.
Melihat gejolak di penyelenggaraan FFI, Garin Nugroho menganggap wajar. "Wajar saja menurut saya, konsep diubah itu biasa tapi jangan menghilangkan sejarah. Saya setuju FFI tidak dibubarkan. Dikotomi tua muda itu biasa. Orangtua dibutuhkan karena orangtua karena lebih bijak. Busan film festival dipimpin orang 70 tahun. Yang mengerjakan semua anak muda," terangnya.
Lebih lanjut Garin Nugroho mengatakan output AFI bisa menjadi pengisi FFI pada masa depan. Artinya pemenang atau nominator AFI saat ini bisa berkembang menjadi sineas yang berkualitas beberapa tahun yang akan datang. "Semangat anak muda ini perlu dibina. Saya lulusan hukum jadi sutradara. Kalau sejak awal pelajar yang mencintai film mendapat ruang seperti AFI akan lebih baik untuk perfilman Indonesia," katanya.