Fimela.com, Jakarta Cara Delevingne berbicara tentang tantangan dalam hidup dengan Rupert Everett untuk Women in the World Summit di London. Menyingkirkan sepatu hak tingginya di atas panggung, Cara membacakan puisi yang ditulis sendiri olehnya dan buka-bukaan tentang ingin bunuh diri ketika ia masih remaja.
“Aku benar-benar ingin melakukan dengan baik di sekolah untuk menyenangkan orangtuaku. Aku rasa aku memaksa diriku, aku sampa ke titik di mana mentalku jatuh. Aku mengalami kesulitan belajar sehingga aku sampai ke titik di mana aku sedikit marah. Aku benar-benar ingin bunuh diri, tidak ingin hidup lagi, aku rasa aku benar-benar sendirian,” kenangnya.
Advertisement
“Aku juga menyadari betapa beruntungnya aku, dan betapa aku mempunyai keluarga dan teman-teman yang luar biasa, tapi itu tidak masalah. Aku sangat ingin dunia menelanku, dan tidak ada yang tampak lebih baik bagiku dari kematian, benar-benar gila,” tambahnya.
“Jadi aku keluar dari sekolah, dimasukkan ke terapi, menggunakan antidepresan. Mengais jalanku kembali ke pemikiran rasional, yang butuh beberapa waktu,” lanjutnya.
Cara kemudian meninggalkan sekolah dan mulai karir modeling. Saat karirnya lepas landas, dia mengalami serangan psoriasis (penyakit kulit) dan merasa lebih terputus dari dirinya. “Adalah Kate Moss yang ‘memungutku,’” kata Cara. Dia juga mengatakan kegemarannya terhadap menulis menyelamatkan hidupnya.
Baca Juga: Cara Delevingne Tunangan dengan St. Vincent?
“Aku akan menulis dan aku akan membaca apa yang kutulis, dan itu seperti orang lain yang sedang berbicara denganku. Itu adalah pengalaman yang sangat aneh,” jelasnya.
Di atas itu semua, Cara Delevingne bersyukur untuk teman-teman yang mendukung di sekelilingnya. Untuk gadis muda dengan masalah yang sama seperti dirinya, Cara mengatakan, “Penyakit mental dalam hal depresi bukan sesuatu yang memalukan. Kamu tidak sendirian. Pesanku: terima dirimu tidak peduli apapun, cintai diri sendiri, rangkul kekuranganmu. Kekurangan adalah yang membuat kita spesial.”