Fimela.com, Jakarta Nama solois Raisa Andriana memang sedang berada di puncak popularitas saat ini. Dara cantik itu telah menjadi salah seorang penyanyi muda yang sukses dengan banyak single. Tak heran ketika dirinya menjadi inspirasi bagi penyanyi-penyanyi muda lainnya dalam persoalan karya, salah satunya Kalista Pratomo.
Penyanyi senior Vina Panduwinata menghimbau kepada Kalista untuk tidak mengikut pelantun Apalah Arti Menunggu tersebut. Menurut si Burung Camar ini, seorang penyanyi harus bisa menonjolkan kualitas serta imejnya sendiri. Khususnya penyanyi muda, kreatifitas harus bisa digali untuk menjadi diri sendiri, bukan hanya menjadi followers penyanyi lainnya.
"Keluar sebagai diri sendiri aja, nanti setelah berdiri mulai lah. Gak perlu jadi Raisa atau penyanyi lainnya. Memang harus sabar, namun jika nantinya sukses, dia akan bisa menikmatinya dengan puas," kata Vina Panduwinata di Birdcage, Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (9/10) malam.
Advertisement
Kalista sendiri tak hanya memiliki vokal yang menawan, namun 3 lagu keren yang merupakan jagoan dalam mini album bertitel Kalista, merupakan karyanya sendiri. 3 lagu tersebut adalah Game of Emotion, Kamu, dan She's All to Blame.
"Lagu Game of Emotion ciptaan sendiri sejak SMA, sekarang kuliah semester 7. Kisahnya tentang seseorang yang pengen achieve mimpinya, lepas aja, nyanyiin aja, lakuin aja sepenuh hati," ucapnya.
Tentang pemilihan lagunya yang dinyanyikan dalam bahasa Inggris, Kalista mengaku tak ada maksud apapun, apalagi tidak cintanya dengan bahasa Indonesia. Kala menciptakan lagu, Kalista selalu spontak tanpa memikirkan tanggapan pasar. "Aku kalau bikin lagu spontan aja ga mikirin pasar atau konsep dan aku suka ngomong sama diri sendiri dengan bahasa Inggris," ujar Kalista.
Dan Vina Panduwinata pun memberikan acungan jempolnya ketika melihat Kalista berkarya dari dalam hati. Menurutnya, karya-karya yang diterima oleh masyarakat, atau pun karya abadi merupakan sebuah curahan hati yang paling dalam dari penciptanya.
"Namun, namanya industri 40 persen ga boleh egois, 60 persen untuk dia, nah itu nanti step selanjutnya. Juga harus melihat pasar. Sekarang mungkin Kalista harus sadar ada keterbatasan jangkauan, tapi Mama Ina ga pernah menyalahkan, karena Mama Ina dulu dikritik karena ga nyanyiin lagu Rinto (Harahap). Mama Ina salut kamu nyanyi ga meniru, itu yang Mama Ina banggakan. Karya yang jujur," tandas Vina.