Fimela.com, Jakarta Industri musik Indonesia pernah berada di puncak keemasannya pada era 80 hingga 90-an. Bahkan tidak sedikit bintang-bintang besar yang lahir di tahun itu. Sebut saja Andre Hehanussa, pria berdarah Ambon yang melejit lewat mega hitsnya, Bidadari atau Kuta Bali.
Berjalannya waktu, kemajuan teknologi rupanya bukan cuma berdampak positif bagi industri musik. Maraknya pembajakan dalam bentuk digital seakan mengebiri keberadaan para musisi. Pantas saja tidak banyak musisi era 80 atau 90-an yang dapat bertahan hingga sekarang.
Berawal dari celetukan sang anak, Andre kembali menunjukkan eksistensinya dengan meluncurkan album terbaru bejudul All About Love. Lewat album ini Andre ingin membakar semangat musisi di eranya untuk terus berkarya dan membangkitkan industri musik Indonesia.
Advertisement
"Tahun 80 sampai 90-an adalah revolusi musik indonesia. Banyak musisi di situ dan kemana mereka sekarang? Saya ingin bangkitkan industri ini ke era 80 dan 90-an. Saya ingin teman-teman di era itu kembali eksis," ungkap Andre Hehanussa saat jumpa pers di Hard Rock Kafe, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Tidak elok rasanya jika musisi terpasung hanya karena keadaan. Pasalnya musisi tak boleh berhenti berinovasi dalam berkarya. Bicara soal pembajakan, biarlah menjadi tugas pemerintah untuk membenahinya. Seperti kata Andre yang mengutip lagu Chrisye, Badai Pasti Berlalu.
"Saya ingin membuat energi baru, ayo bikin konten. Sekarang kan sudah digital. Dian Permana Putra masih bisa bikin lagu. Fariz RM pun masih bisa bikin walau di penjara. Badai Pasti Berlalu. Industri kita pasti akan bagus lagi," katanya.
Baca Juga: Eksklusif Andre Hehanussa: Saatnya Musik Indonesia Jajah ASEAN!
Membuat lirik yang kuat dengan melodi yang kental menjadi cara Andre Hehanussa menjaga semangat revolusi musik di era 80 hingga 90. "Teknologinya sudah berubah. Buat gue melodi itu revolusioner musik Indonesia, 90-an banget," tandas Andre Hehanussa.