Sukses

Entertainment

Eksklusif, Febby Blink Satu Wajah dalam Tiga Arah

Fimela.com, Jakarta Tidak banyak artis saat ini yang memiliki keinginan sebesar Febby Ristianty atau yang lebih dikenal sebagai Febby Blink.  Sementara banyak artis menunjukkan spesialisasi, tapi ia mengambil jalan berbeda. Ia ingin menumpahkan seluruh kemampuannya secara kreatif. Mulai dari seni peran, musik, dan studi ilmu hukum.

***

Febby  Ristianty lahir di Jakarta, 1 Februari 1996. Ia sudah mulai tertarik dengan dunia seni akting sejak kecil. Orang tuanya, Rasyid Jayaruddin dan Anice Worang, dengan setia mengantar dan menemani Febby saat les akting di  sebuah sanggar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada tahun 2000-an.

“Aku senang dengan seni peran dan pernah les akting. Orang tua juga mendukung aku,” ujar Febby memulai pembicaraan dengan Bintang.com, saat ditemui di sela-sela syuting sinetron High School Love Story di Ceger, Jakarta Timur, Jumat (25/9/2015).

Baca juga: Ambil Kuliah Hukum, Febby Blink Ingin Jadi Pengacara

Febby Blink. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Denty Ebtaviani/Bintang.com)

Sementara itu, dalam sinetron terbarunya itu ia berperan sebagai Rejeki. Sosok yang pantang menyerah, ceria, tak pernah berhenti berusaha untuk mewujudkan cita-citanya, dan berjiwa besar, meski pernah dijahati oleh teman-temannya.

Hari mulai gelap. Namun, kesibukan Febby masih akan terus berlanjut. Febby terlihat sangat menikmati berada di lokasi syuting. Gurat-gurat keletihan pun tak membayang di wajah  Febby, meski jadwal syutingnya padat.

Febby Blink. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Denty Ebtaviani/Bintang.com)

“Aku biasa syuting setelah pulang kuliah. Ya, paling lama aku syuting sampai jam 12 malam kalau hari biasa. Tapi kalau hari libur bisa sampai pagi,” tutur Febby kepada Komarudin, Andy Masela, dan Febio Hernanto dari Bintang.com.   

Febby mengawali debutnya ketika menjadi pemeran utama dalam sinetron Putih Abu-Abu yang tayang di SCTV beberapa waktu lalu. Telah banyak sinetron dan film televisi yang ia bintangi.  Sebut saja beberapa, Hamba-hamba Allah, Namaku Mentari, Cincin. Berikut petikan wawancara selengkapnya.

Dukungan Orang Tua dan Fokus Karier

Tanpa dukungan dari kedua orang tuanya, tak mungkin Febby bisa melakoni dunia entertainmen dan dunia pendidikan seiring sejalan. Ia berutung mendapat penuh dan dalam meniti karier sembari menuntut ilmu.

Apa dukungan dari orang tua terhadap karier Anda?

Mereka  mendorong aku agar bisa lebih baik lagi. Mereka sering mengeritik aku dari kaca mata orang awam. Mereka memberikan masukan tentang kekurang-kekurangan aku. Mereka mungkin tak tahu dalam dunia seni peran. Bentuk dukungan lain, mereka mengantar aku setiap syuting dan casting.  Itu dukungan yang sangat penting dalam karier aku.

Adakah bentuk dukungan  yang lain?

Bagi aku, saat orang tua mengantar dan menemani aku syuting itu suatu yang penting  banget. Tanpa dukungan orang tua, tentu aku tidak akan jadi seperti sekarang.

 Ayah Meninggal, Febby Blink Umbar Senyum di Depan Pusara

 Febby Blink. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Denty Ebtaviani/Bintang.com)

Saat pertama dapat honor syuting?

Aku enggak merayakan secara khusus saat  pertama dapat honor. Ya, paling uang itu aku gunakan untuk keperluan aku aja. Ya,  aku beli baju.

Siapa artis yang sering Anda jadikan inspirator?

Banyak banget artis dalam dan luar negeri.  Mereka yang menjadi inspirasi buat aku. Mereka bermain bagus-bagus. Tapi Aku enggak punya satu nama khusus artis yang menjadi inspirasi aku. Hal yang penting, aku menarik pelajaran dari mereka. 

Perkembangan sinetron?

Makin hari makin ketat dan makin banyak sinetron maker. Makin hari makin bagus perkembangannya, meski sebelumnya ada cerita yang kurang ‘nyambung’.

 Febby Blink. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Denty Ebtaviani/Bintang.com)

Tantangan ke depan?

Aku terus mengembangkan kemampuan aku itu sudah pasti. Aku berusaha berusaha lebih baik lagi. Aku ingin memberikan yang terbaik.

Anda sibuk syuting, menyanyi, dan kuliah. Bagaimana Anda membagi waktu?

Soal kerjaan itu sudah diatur manajer aku sendiri.  Blink sudah tinggal menjalani aja. Paling  manajer aku menyesuaikan antara pekerjaan dengan jadwal kuliah saja.

Cita-cita sebagai ‘Corporate Lawyer’

Setelah lulus dari SMA 70 Jakarta, Febby kemudian melanjutkan pendidikannya dengan  kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Ternyata, Febby ingin menjadi pengacara.

Anda yang membuat Anda ingin jadi pengacara?

Aku ingin menjadi pengacara karena melihat banyak persoalan hukum. Kebetulan keluarga aku juga ada yang jadi pengacara. Mungkin itu menjadi inspirasi bagi aku.Dari kecil senang memperhatikan berita dunia hukum dan dunia politik di Tanah Air. Aku
senang aja, karena memang dunia hukum menjadi banyak persoalan dan itu menarik. Aku lihat pengacara itu menarik aja. Pokoknya, menarik aja bagi aku.

Pernah mengikuti perkembangan  satu kasus tertentu?

Aku belum memperhatikan semua kasus.  Aku sebaru semester tiga.

 Febby Blink. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Denty Ebtaviani/Bintang.com)

Figur pengacara yang menjadi idola?

Siapa ya? Aku selama ini tahu dari pemberitaan. Aku tahu dari pencitraan. Aku belum tahu pengacara yang punya  loyalitas dan kredibilitasnya tinggi.

Di kampus aktif kegiatan apa selain kuliah?

Aku ikut  organisasi Business Law Society. Itu tentang hukum bisnis. Aku ingin jadi pengacara corporate law. Aku ingin yang di kantor bukan litigasi, karena kebetulan aku tak berjiwa lapangan. Mungkin aku kurang cocok kalau yang di lapangan.

Belum lama ini Anda ditinggal selamanya oleh papa Anda. Bisa dijelaskan?

Papa aku meninggal dunia akibat sakit cancer. Kebetulan stadium tinggi sekitar Idul Adha tahun lalu. Papa meninggal dunia sebelum Lebaran 2015 lalu.

Baca juga: Tak Ada Pesan Terakhir dari Ayah Febby Blink

Apa pesan papa Anda?

Pesannya ayah aku konsen dengan pendidikan. Ia meminta agar aku menyelesaikan kuliah. Soal pendidikan harus dinomorsatukan. Aku ingin lulus cepat aku ingin mewujudkan mimpi papa dan mimpi aku. Harus kuliah, sekolah, dan harus sarjana. Intinya, mereka ingin selesaikan dengan pendidikan.

Febby Blink. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Denty Ebtaviani/Bintang.com) 

Dukungan pacar?

(Febby terdiam). Aku fokus dalam pendidikan dan karier.

Sejauh ini bagaimana perkembangan Blink?

Baik-baik saja dan tetap berjalan.  Kami masih hadir dalam off air. Karena selain kuliah, kami juga sedang sibuk syuting di
sinetron.

Aji mumpung ya merambah ke sinetron?

Aku senang dua-duanya, kenapa enggak. Aku tertarik dengan dunia tersebut. Kelanjutannya masih dalam dua pekerjaan itu saja.

Cita-cita berikutnya selesai S1?

Ya, aku ingin melanjutkan S2, tapi aku belum memutuskan ke mana. Entah, ke dalam atau di luar negeri. Karena saat ini aku harus fokus agar bisa segera jadi sarjana. Makanya kadang aku harus tetap belajar di lokasi syuting. Kalau enggak di mana lagi? Aku harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Saat sebagian orang sudah mengurangi aktifitas seiring dengan terbenamnya sang surya, Febby kru sinetron High School Love Story belum bisa terlena. Usai istirahat magrib sejenak, kamera kembali berputar. Febby pun harus kembali berakting sesuai skenario dan arahan sutradara. "Action!," begitu teriak sang sutradara.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading