Fimela.com, Jakarta Sukses dengan novel Laskar Pelangi yang diadaptasi menjadi film, lagu, dan pentas drama musikal tak membuat Andrea Hirata gelap mata. Meskipun banyak produser yang meminta novelnya difilmkan, Andrea memilih untuk menahan diri. Termasuk untuk novel terbarunya berjudul Ayah.
"Sudah puluhan mungkin produser yang meminta novel Ayah difilmkan. Tapi saya rasa belum waktunya. Saya ingin novel ini diterima pembaca sebanyak-banyaknya dulu," ujar Andrea ditemui saat book signing di Senayan City, Jakpus, Sabtu (19/9).
Advertisement
Andrea menambahkan Laskar Pelangi baru difilmkan seteah tiga tahun dirilis. Karena itu, baik produser dan penyanyi yang mengadaptasi novelnya benar-benar maksimal. "Saat melihat film dan mendengar lagunya, saya merasa benar-benar sudah tepat memberikan hak kepada produser dan penyanyi yang tepat. Mira Lesmana dan Giring membaca Laskar Pelangi persis seperti saya membacanya," katanya.
Baca Juga: 18 Film Indonesia yang Menorehkan Sejarah
Andrea juga tak ingin membuat pembaca novelnya kecewa dengan karya adaptasi dari novel ini. "Ini kayak tanggungjawab kepada pembaca. Kalau salah memberi hak cipta, bisa kurang memuaskan pembaca. Karena itulah saya memilih bersabar," jelanya.
Andrea merasa puas ketika novelnya mampu membuat orang yang membacanya terinspirasi. Seperti Meda Kawu yang terinspirasi untuk membuat lagi berjudul Hei Ayah. "Bangga tentu. Karena itulah saya memilih tema keseharian. Jadi mudah untuk menggerakkan hati orang," terangnya.
Meda Kawu adalah penyanyi sounctrack untuk serial Laskar Pelangi. Setelah membaca novel Ayah, dia tergerak untuk membuat lagu Hei Ayah yang akhirnya digunakan sebagai soundtrack novel Ayah. "Saya baca novelnya, lalu terinspirasi untuk membuat lagu Hei Ayah. PAsa saya dengarkan ke Abang Andrea Hirata dia senang dan ngajak untuk ikut nyanyi di acara promo novel Ayah. Kenapa enggak? Senang pasti," paparnya.