Fimela.com, Jakarta Nama HiVi akhir-akhir ini menjadi buah bibir para penikmat musik di Indonesia dengan lagunya yang berjudul 'Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi'. Dalila Azkadi, Ilham Aditama, Febrian Nindyo, serta Ezra Mandira mewarnai belantika musik Indonesia dengan lagu-lagu dengan lirik yang sederhana namun memiliki arti mendalam.
Sudah berteman sejak kecil mereka berempat akhirnya membentuk band setelah tampil dalam sebuah acara ulang tahun seorang teman mereka. Setelah bermain bersama di beberapa cafe dan pentas, mereka kemudian memutuskan untuk menulis lagu sendiri dan memasuki industri musik.
Ingin tau bagaimana HiVi memulai karirnya hingga project terbaru mereka? Simak penuturan mereka bersama tim Bintang.com berikut.
Advertisement
Bagaimana awal mula HiVi terbentuk?
"Dari sebelum TK gue udah temenan sama dea, kita dulu tetanggaan dan satu sekolah. Terus ketemu Febri dan pas SMP ketemu Ezra. Waktu SMA kita pisah-pisah. Terus kita ketemu lagi pas salah satu teman kita ada yang ulang tahun. Terus kita nge-jam bareng, dan akhirnya main terus bikin band," ungkap Ilham.
Sejak kapan HiVi resmi terbentuk?
"Dibentuk tahun 2009, kita rilis album tahun 2012. Tapi kita sudah mulai masuk industri tahun 2011. Sebelumnya kita masih sering main di cafe dan ulang tahun temen. Paling besar kita main di pensi kecil di sekolah-sekolah. Sebenernya tahun 2010 sampe 2011 kita udah rilis single 'Indahnya Dirimu'. Kita bikin demo di MySpace dan banyak yang suka terus akhirnya kita seriusin, sampai sekarang".
Apa sih arti nama HiVi?
"HiVi itu kependekan dari Hi Victory yang artinya 'menyapa kemenangan'. Maksudnya gimana caranya kita bisa membawa dampak positif ke depannya".
Kalo musik dari HiVi sendiri itu gimana? Apa memang dari awal sudah seperti ini?
"Awalnya memang karakter musik kita kayak gini, cuma seiring berjalannya waktu kita juga berkembang terus. Wawasan semakin banyak dan musikalitas juga semakin kaya. Inspirasi musik kita juga beda-beda, contohnya Dea yang seneng K-Pop. Jadi campur-campur dan membuat kita akhirnya kayak gini".
Masih ingin tau bagaimana HiVi bisa menjalankan misi budaya ke Eropa? Atau bagaimana penuturan mereka yang memproduksi 4 video klip berbeda dari lagu 'Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi'?
Advertisement
Misi Budaya Keliling Eropa
Tak cuma berprestasi di dalam negeri HiVi juga sempat keliling Eropa untuk menjalankan misi budaya. Mereka diundang oleh Perkumpulan Pelajar Indonesia di beberapa negara Eropa untuk bermain musik. Mereka berkolaborasi bernama seniman musik tradisional serta penari.
Jadi apa tujuan kalian keliling Eropa?
"Kita kebetulan di ajak oleh satu yayasan yaitu Yayasan Bina Kreatifitas Anak Bangsa yang bikin misi budaya keluar negeri. Kita bawa budaya Indonesia untuk di
tampilkan di Eropa. Kita kerjasama sama Perhimpunan Pelajar Indonesia di sana, mereka bikin acara dan yayasan itu bawa talent dari indonesia ke Eropa. Ada kita, grup
musik tradisonal sama penari. Kita disana kolaborasi nyanyi sama grup musik kolintang dan tarian. Selain kolaborasi kita juga ada yang main sendiri".
Ada berapa negara yang dikunjungi?
"Kita ke Belanda, Jerman, Perancis, sama Swiss. Total 7 kota yang kita kunjungi".
Selain misi budaya, apa lagi yang kalian lakukan di Eropa?
"Kita juga bikin video disana berdasarkan ketertarikan kita masing-masing, Kalo gue tentang transportasi sistematisnya gimana. Kalo Dea lebih seni sama budaya kayak
museum. Ilham jalan-jalan dan Febri makan-makan. Kayaknya bakal dibikin semacam video klip tapi bukan secara komersil," ungkap Ezra.
Kenapa video klip 'Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi' dibuat 4 versi?
"Video klip jadi 4 versi karena kita pengen dari lagu tersebut bisa mewakili karakter masing-masing. Karena kita berempat maka bikin videonya 4. Terus konsepnya
tentang Indonesia dan dirilis 17 Agustus jadi sekalian. Kita pengen lagu ini nggak hanya bermakna sebatas jatuh cinta pada pasangan tapi juga jatuh cinta sama
Indonesia".
Kenapa baru di video klip ini bikin konsep 4 video berbeda?
"Kebetulan aja kita bikin 4 video klip di lagu ini".
Tak hanya membicarakan tentang video klip dan misi budaya ke Eropa saja. Ezra, Febri, Dea, dan Ilham juga membicarakan tentang bagaimana inspirasi mereka untuk menulis lagu serta project album baru yang kabarnya bakal segera rilis.
Melawan Pembajakan Seperti Melawan Zaman
Sebagi sebuah band, HiVi juga ingin dikenal dengan lagu-lagu yang berkualitas. Mereka juga ingin terus konsisten menghasilkan karya sehingga bisa tetap eksis di
industri musik Indonesia. Maka dari itu mereka sedang mempersiapkan rencana terkait album ke-2.
Bagaimana inspirasi kalian untuk menulis lagu yang bagus?
"Kadang-kadang ada yang khayal, kadang ada cerita temen terus dikembangin liriknya jadi lagu. Kadang juga mbayangin dari cerita dan pengalaman yang ada terus
dikembangkan jadi lagu. Kalo dari HiVi kita kuatin materi-materi yang bisa menimbulkan nilai. Sesimpel dari judul di lagu terakhir kita yang panjang karena ketika
muncul di Path bisa bikin resek. Jadi kayak ditanya sama status Path".
Kabarnya lagu 'Orang ke-3' terinspirasi dari kisah nyata?
"Iya sih jadi ada cerita dari temen".
Terus untuk album selanjutnya bagimana?
"Materi album ke-2 udah ada semua cuma tinggal direkam ulang aja. Kalo dari tim produser pengennya rilis tahun ini. Tapi kita masih mau bikin rencana lain. Kan
biasanya di Indonesia kalo bikin album nggak semuanya bisa dibikin single. Padahal banyak lagu-lagu lain yang juga bisa berpotensi jadi single, kan sayang".
Berbicara tentang musik, HiVi juga mengungkapkan pendapatnya tentang pembajakan yang marak di Indonesia. Mereka sebenarnya tak peduli lagi dengan pembajakan karena memang sudah sangat masif.
Bagimana pendapat kalian tentang pembajakan?
"Kita biarin aja. Kita nggak masalah dibajak, seenggaknya orang-orang bisa dengerin musik kita. Lagian kita sebenarnya mengharapkan apresiasi mereka agar tak membajak. Menurut saya melawan pembajakan itu seprti melawan internet. Jadi melawan pembajakan itu sama aja kayak ngelawan jaman. Sebenerya kalo ngomongin gini harus ada unsur pemerintah. Kalo nyuruh orang nggak boleh mbajak kaya menyuruh orang nggak boleh pake internet".
Terus menurut kalian apa yang harus dilakukan untuk melawan pembajakan?
"Daripada menyuruh orang buat nggak membajak, kenapa nggak kampanye tentang dukung musik digital. Atau dukung kampanye-kampanye ciptakan masyarakat gemar menonton konser. Jadi kan bisa banyak bantu musisi-musisi lokal".
Kabarnya kalian sudah pindah dari major label ya? Apa perbedaan pas masih di label sama sekarang?
"Sebenernya ada positif dan negatifnya. Karena kita pegang usaha kita sendiri jadi kita harus lebih peduli. Tanggung jawabnya juga lebih besar karena kita harus
melakukan semuanya sendiri. Kalo bukan kita sudah nggak ada lagi yang ngurusin".
Apa harapan kalian ke depan?
"Yang terdekat kita pengen rilis album. Nggak pengen yang muluk-muluk yang penitng album cepet kelar. Dan semua yang kita harapkan terkait album baru ini bisa lancar".