Fimela.com, Jakarta Nadya Arina ingin selalu merasakan pengalaman baru setiap selesai sebuah film atau sinetron. Usai berperan dalam film Magic Hour, ia ingin bermain dalam film bergenre action. Ia sudah siap dengan segala konsekwensi beradegan dalam film action seperti lebam, baret atau cidera sekali pun. Ciaaaattt!!!
***
Darah berambut panjang yang memiliki nama lengkap Nadya Arina Pramudita ini mengawali kariernya di dunia entertainmen sebagai pemain sinetron. Sinetron perdananya adalah Cantik-cantik Magic yang dibikin oleh rumah produksi Screen Play. Di sinetron ini ia beradu akting dengan Michelle Ziudith, Rizky Nazar, Fero Walandouw dan bintang-bintang lainnya. Selepas itu ia kembali mendapatkan peran dalam sinetron High School Love Story (HSLS) masih bikinan rumah produksi yang sama.
Advertisement
Kiprahnya di jagat akting terus berlanjut saat ia mendapat kesempatan main dalam film layar lebar perdananya Magic Hour. “Alhamulillah aku senang banget dapat ambil bagian di film layar lebar yang bergenre drama ini. Ke depan aku ingin terus mengembangkan karier aku di dunia akting. Untuk project film atau sinetron berikutnya kalau bisa aku ingin dapat yang berbeda dari sinetron dan film sebelumnya. Baik dari sisi cerita atau pun karakter yang aku perankan,” kata cewek kelahiran Jakarta, 15 Oktober 1997 ini.
Baca juga: Film Magic Hour Jadi Debut Nadya Arina di Layar Lebar
Nadya Arina memang belum lama meneiti karier di dunia entertainamen. Karena itu ia ingin fokus pada karier terlebih dahulu. Urusan asmara baginya adalah urusan kedua. Ia masih mengutamakan kariernya yang masih panjang ke depan. “Aku sekarang prioritasnya memang masih karier. Untuk urusan asmara urusan kedua,” kata perempuan yang kini dekat dengan Migdad Addausy ini tersenyum.
Dalam dunia akting, Nadya pengen banget mendapatkan peran yang selalu berbeda dari sebelumnya. Pengagum Julie Estelle dan Angelina Jolie ini pengen sekali bermain dalam film atau sinetron yang bergenre action. “Aku penasaran banget dan pengen main dalam film action. Selama ini dapatnya drama dan drama lagi. Semoga dapat kesempatan main film action, doain ya,” pinta Nadya yang juga senang denga akting Dian Sastrowardoyo.
Baca juga: Nadia Arina, Pemain Magic Hour yang Mengidolakan Dian Sastro
Ia bercerita soal kiprahnya di dunia akting kini dan rencananya untuk masa yang akan datang kepada Edy Suherli dan Galih W. Satria dari Bintang.com yang menyambanginya dilokasi syuting sinetron High School Love Story di bilangan Bambu Apus, Jakarta Timur, pada Selasa (25/8/2015). Inilah petikannya.
Advertisement
Karakter Baru Tantangan Baru
Puas main dalam sinetron, FTV dan film dengan genre drama membuat Nadya Arina ingin merasakan main di genre yang berbeda. Misalnya film atau sinetron yang bergenre action. Saking pengennya main dengan genre yang berbeda dari sebelumnya, dia siap menerima segala risiko, seperti lebam, baret, atau cidera akibat adegan. Karakter baru yang penuh dengan tantangan akan membuatnya makin bersemangat.
Setelah main di film Magic Hour, apa lagi obsesi Anda ke depan?
Aku sih enggak muluk-muluk menjalani karier di dunia entertainmen. Apa yang sudah aku jalani sekarang ini mulai dari model, main sinetron, FTV dan film layar lebar, aku ingin konsisten dan terus berjalan di jalur ini. Artinya tetap terus berkiprah, namun agar ada beda dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya kalau bisa peran yang akan aku mainkan berbeda lagi. Jadi pengalamannya bertambah lagi kalau perannya berbeda dan berbeda lagi.
Baca juga: Film Magic Hour Jadi Debut Nadya Arina di Layar Lebar
Anda sendiri kalau disuruh memilih, pengennya memainkan karakter atau peran apa?
Hemmm, kalau boleh memilih aku sih pengen banget main dalam sinetron, atau film dengan genre action. Pasti seru baget tu kalau bisa main di project itu. Ciaattt, aku bisa jadi jagoan, hehehe. Terus terang aku penasaran banget bagaimana beradegan di film acting. Bagaimana pengambilan gambarnya. Soalnya kalau kita nonton film action bintang utamanya itu jago banget. Pokoknya oke banget deh.
Memangnya selama ini belum ada film atau sinetron action yang Anda bintangi?
Belum ada, makanya aku pengen banget. Semoga ada kesempatan bisa main sinetron atau film action.
Anda tidak takut terluka atau lebam saat syuting film atau sinetron bergenre action?
Itu sih risiko pekerjaan ya. Setiap pekerjaan selalu ada risikionya, jadi enggak perlu ditakutkan. Saat kita bermain di sinetorn dan film bergenre drama pun risiko selalu ada. Cuma memang kemungkinan untuk luka-luka atau lebam karena adegan memang enggak besar. Beda dengan sinetron dan film yang bergenre laga. Apalagi kalau kebagian peran utama yang banyak scene laganya. Kemungkinan akan terluka atau lelab itu sangat besar. Sekali lagi aku enggak takut dengan keadaan semacam itu.
Siapa aktor atau akris film action yang kamu sukai?
Aku suka banget dengan Julie Estelle. Dia itu kan awalnya kan main di film dan sinetron drama juga kan. Namun sekali dia main film The Raid 2, penampilannya sebagai Hammer Girl benar-benar sadis. Menurut aku dia bisa banget penampilkan sosok cewek yang dingin dan sadis saat sudah marah. Adegannya keren banget deh. Meski tidak harus mendapatkan peran seperti itu namun adegan action yang ditampilkan Julie Estelle juga keren. Aku pengen banget main di film action.
Kalau untuk aktor atau aktris laga dari luar negeri yang kamu sukai siapa?
Angelina Jolie dong, meski sering dapat film dengan genre action namun kecantikan dan keanggunannya tidak hilang. Selain di film Tomb Rider aku juga suka dengan aktingnya di film Salt. Itu Jolie mainnya keren banget.
Untuk man film action apakah Anda punya basic bela diri tertentu?
Aku latihan Muay Thai, sebenarnya aku latihan ini untuk kardio dan mengencangkan otot. Tapi ternyata aku juga dapat manfaat bela dirinya. Mudah-mudahan saat aku dapat sinetron atau film dengan genre action, latihan Muay Thai yang sudah aku terima selama ini bisa bermanfaat juga untuk akting laga.
Pengalaman Meet and Greet Magic Hour
Nadya Arina terkejut saat mengetahui antusias penonton yang begitu tinggi untuk menonton film Magic Hour. Jerih payah selama syuting di berbagai daerah hilang saat penonton yang antri mengular di gedung bioskop. Ia menyaksikan sendiri bagaimana antusias publik yang akan menonton film yang ia bintangi di salah satu bioskop di Bandung. Keseruan itu berlanjut saat digelar meet and greet antara bintang terlibat dalam film Magic Hour dengan penonton.
Setelah film perdana Anda tayang bagaimana komentar Anda?
Akhirnya kerja keras kami selesai juga. Aku senang karena film ini bisa menjadi tontonan menarik penonton film Indonesia di antara sekian film asing yang tayang pada waktu yang bersamaan. Ternyata film Magic Hour bisa mencuri perhatian penonton. Buktinya yang ngantri tiket lumayan banyak. Artinya akting aku dan teman-teman di film ini mendapat apresiasi dari penonton. Alhamdulillah yang nonton banyak. Boleh sendikit bangga karena Magic Hour termasuk film yang jumlah penotnonnya lumayan banyak.
Baca juga: Magic Hour Lompati Tarot dari Daftar Film Indonesia Tarlaris 2015
Anda pernah ikut meet and greet dengan penton di bioskop mana saja?
Aku kebetulan kebagian meet and greet di beberapa bioskop di daerah Jakarta, Bekasi dan Bandung. Ternyata di sana penonton yang ingin menyaksikan film ini banyak banget. Aku senang banget melihatnya. Awalnya deg-degan juga, takut film ini enggak di tonton masyarakat.
Anda berperan Gwenny di film ini, seperti apa karakternya?
Banyak yang mengira karakter Gwenny itu antagonis. Padahal kalau benar-benar di cermati justru dia itu protagonis. Soalnya dia sayang banget pada adik tirinya Raina. Ia justru menginginkan Raina itu bersatu dengan Dimas, bukan sebaliknya.
Anda sendiri puas tidak dengan akting di film ini?
Baca juga: Data Penonton 20 Agustus 2015, Film Magic Hour Jadi 'Raja'
Aku sudah berusaha semaksimal mungkin memerankan karakter Gwenny. Namun setelah menyaksikan adegan aku di sana memang ada sedikit sesal. Kok aku enggak begini, mengapa begitu. Tapi sudahlah. Biarlah hal itu menjad masukan bagi aku untuk bisa lebih baik lagi saat main di film selanjutnya. Singkatnya aku kurang puas dengan akting aku di film ini. Tapi kalau ada yang punya penialai berbeda enggak apa-apa juga.
Anda memang tidak cepat puas ya dalam berakting?
Ya begitulah. Aku pengen yang bagus dong kalau berakting. Apa lagi ini untuk film layar lebar. Tapi basicly aku memang tidak cepat puas. Karena kalau cepat puas nanti akan bikin kita terlena. Akhirnya kita tidak punya semangat untuk berkarya lagi.
Seperti apa pengalaman meet and greet Anda lewat film ini?
Semua daerah bagi aku berkesan, soalnya penonton dan penggemar film ini yang rata-rata remaja mungkin merasakan juga di dunia nyata mereka meski dalam format yang berbeda. Jalan cerita film ini tidak rumit namun ada pesan yang amat kuat untuk penonton. Bahwa cinta itu harus diperjuangkan. Perjuangan cinta Dimas dan Raina bisa menjadi contoh bagi penonton. Itu yang membuat penonton senang. Selesai menonton film ini penonton itu puas dan senang. Mereka juga bersemangat saat ada meet and greet dengan bintang yang terlibat di film ini. Senang aja bisa membuat mereka terhibur dan bisa memetik pelajaran dari film ini.
Saat ini apa saja kesibukan Anda?
Aku masih bermain sinetron High School Love Story. Karena sinetron ini stripping lumayan menyita waktu juga. Di sela-sela syuting sinetron disempatkan ikut meet and greet film Magic Hour. Harus pintar-pintar membagi waktu deh.
Terik panas sang surya tak mengurangi semangat Nadya Arina untuk menyelesaikan adegan demi adegan dalam sinetron High School Love Story yang pengambilan gambarnya dilakukan di daerah Bambu Apus, Jakarta Timur dan beberapa daerah lainnya. Ia berusaha profesional sebagai pemain. Apa pun yang ada di dalam skenario akan diperankannya semaksimal mungkin.