Fimela.com, Jakarta Sebuah peran 'berani' dilakukan oleh Whulandary Herman dalam film besutan Awi Suryadi, Bidadari Terakhir. Pada film perdananya ini, Whulandary berakting sebagai seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) di Balikpapan. Tentu, peran ini sangat bertolak belakang dengan imejnya sebagai Puteri Indonesia 2013.
Tak ayal, banyak kritikan yang mampir kepadanya. Bahkan, di media sosial, Whulandary harus menuai kritikan maupun hujatan yang ditujukan atas perannya tersebut. Beberapa di antara mereka mengatakan akting Whulandary dalam film itu sangat kaku.
Advertisement
"Ada yang bilang aku kaku, aku enggak bisa akting, dan lain-lain. Ini luar biasa berat. Banyak kritikan dan sangat menyakitkan. Saya berusaha untuk jadi aktris yang baik," ujar Whulandary Herman saat ditemui di preskon film Bidadari Terakhir, Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (7/9).
Baca Juga: Demi Perankan PSK, Whulandary Herman Rajin Yoga
Namun, bermacam kritikan itu tak membuat Whulandary surut langkah dalam menapaki awal karirnya di industri film tanah air. Ia malah merasa bersyukur karena adanya kritikan yang dialamatkan kepadanya. Baginya, ini justru menjadi penyemangat dalam berkarya.
"Aku senang dengan banyak kritik. Kalau artikulasinya belum jelas ya aku masih baru di dunia akting. Thanks God masih banyak yang bilang ke aku lewat kritikan," tutur Whulandary.
Whulandary tak mau terhenti sampai di sini. Sebagai seorang aktris, ia berharap dapat memerankan banyak karakter dalam film. Whulan, begitu ia akrab disapa ingin menjadi pemeran seribu wajah yang bisa menjadi karakter apa saja.
"Aku mau jadi apa saja. Karena aktris itu bisa bermain seribu wajah. Ini dunia baru buat aku. Jadi aku terimakasih banget sudah banyak mendapat kritikan di film Bidadari Terakhir," tukas Whulandary Herman.