Fimela.com, Jakarta Perjalanan karir Iwan Fals di dunia musik yang begitu lama membuat namanya menjadi legenda. Iwan Fals yang selalu tajam mengkritik pemerintah dengan lagu-lagunya ternyata juga memiliki sifat lembut dengan lagu bertema cinta.
Saking panjangnya perjalanan karir Iwan Fals, seorang legenda musik yaitu Almarhum Harry Roesli mendefinisikan perjalanan karir Iwan Fals menjadi 4 periode. Beberapa periode tersebut mewakili musik-musik yang dibawaknnya.
Advertisement
Periode pertama disebut sebagai 'Periode Anak Nakal' dimana Iwan Fals melontarkan lirik-lirik yang nyeleneh seperti 'Imitasi' dan 'Sepeda Motorku'. Periode ini terjadi antara akhir tahun 70an hingga pertengahan 80an.
Kemudian pada 1985-1990 adalah periode ke-2 yang disebut 'Periode Kritis'. Dalam masa-masa ini Iwan Fals menyuarakan pandangannya tentang ketidakberesan yang ada di Indonesia. Melalui lagu-lagunya yang berisi kritikan dan sindiran, Iwan Fals mempertanyakan kinerja pemerintah yang kacau.
Masuk ke periode ke-3 Iwan Fals mulai lebih berani melakukan perlawanan dengan karya-karnyanya. Periode ini ini disebut dengan 'Periode perlawanan' dimana Iwan Fals lebih berani menyuarakan pendapatnya dengan lagu-lagu seperti 'Kantata Takwa,' 'Swami' hingga 'Dalbo'.
Kemudian pada periode ke-4 disebut Harry sebagai 'Periode Ketenangan' dimana Iwan Fals membawakan karya-karya bertema cinta. Hal ini terjadi setelah putra sulungnya yang bernama Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Jika boleh meminjam perkataan Harry Roesli, dalam periode ini Iwan Fals 'membisikkan cinta'.
Baca juga: 5 Video Cover Asik 'Yang Terlupakan' Iwan Fals
Namun meninggalnya Harry Roesli di tahun 2004 membuat almarhum melewatkan periode baru dari karir Iwan Fals. Dalam periode inilah Iwan Fals mulai menyuarakan isi hatinya dengan menelurkan karya bertemakan alam.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir Iwan Fals sangat peduli tentang perlindungan alam serta pelestarian lingkungan di Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa konsernya yang bertemakan alam.