Fimela.com, Jakarta Meski bukan film layar lebar pertama bagi Rizky Nazar, terlibat dalam film Magic Hour amat berkesan. Penggalan dialog film ini begitu indah da memesona baginya. Ia sampai tertegun dan 'terbius'.
***
Pemuda yang terlahir dengan nama lengkap Rizky Nazar Mubarak Basloom ini awalnya tidak punya cita-cita bergelut di dunia entertainmen. Yang ia idamkan justru dunia olah raga; sepak bola. Rizky kecil bercita-cita menjadi pesepakbola profesional seperti Christiano Ronaldo atau Del Piero. Namun perjalanan hidup dan realitas yang terjadi tak selamanya sesuai dengan keiginan hati.
Advertisement
Berbekal wajah rupawan, Rizky yang terlahir dari pasangan Nasar Mubarak Basloom Gobel (Arab-Gorontalo) dan Ni Putu Ayu Baswedan (Bali) ini, memang punya kesempatan besar untuk berkecimpung di pentas sinetron dan film. “Awalnya cuma mencoba, ternyata keterusan main sinetron, FTV dan kini film layar lebar,” kata pria kelahiran Bone Bolango, Gorontalo, 7 Maret 1996.
Kiprah Rizky di pentas sinetron berawal dari sinetron Cinta Bersemi di Putih Abu-Abu The Series (2012). Selanjutnya beragam sinetron sudah dibintanginya seperti Super ABG dan Pesantren & Rock n' Roll Season 3 dan kini sinetron High School Love Story. Tak hanya sinetron, puluhan judul FTV pun berhasil dibintangi Rizky. “Setelah main di sinetron dan FTV akhirnya aku dapat kesempatan main di film layar lebar. Film pertama aku bergenre politik, judulnya 2014. Dan yang kedua film terbaru dengan judul Magic Hour,” ujarnya.
Rizky begitu antusias saat terlibat dalam film Magic Hour. Dan ia amat senang saat film ini ditayangkan dan mendapat respons yang bagus dari penonton. “Aku senang banget karena kerja keras kami semua yang terlibat dalam film ini mendapat apresiasi dari penonton,” katanya.
Kini Rizky sudah merasa yakin dengan karier yang dilakoninya. Pelan-pelan cita-cita untuk menjadi pemain bola profesional terkubur. Namun ia tetap melakoni hobinya bermain sepak bola di sela-sela syuting sinetron, FTV dan juga film layar lebar.
Jalan masih panjang, masih banyak impian yang akan diwujudkan Rizky di dunia entertainmen. Ia ingin bermain dalam sinetron, FTV atau film yang selalu berbeda karakternya. Berikut bincang-bicang Edy Suherli dan fotografer Galih W. Satria yang menemuinya di lokasi syuting sinetron High School Love Story bikinan rumah produksi Screen Play, di bilangan Bambu Apus, Jakarta Timur, pada Selasa (25/8/2015). Inilah petikannya.
Advertisement
Akting Menantang di Magic Hour
Satu hal yang berat buat Rizky Nazar dalam melakoni syuting film Magic Hour. Di film ini ia harus melakoni peran seorang yang jatuh cinta namun bertepuk sebelah tangan. Berat, karena ia belum pernah jatuh cinta yang sesungguhnya, apalagi ketika cintanya ditolak. Namun ia tak hilang akal. Meski belum pernah jatuh cinta yang sesungguhnya, pemain sinetron High School Love Story ini berusaha keras memerankan karakter Toby yang galau karena cintanya ditolak. Bagaimana hasilnya?
Anda tampaknya berkesan sekali ikut terlibat dalam film Magic Hour?
Dalam setiap pekerjaan seperti syuting film atau sinetron aku selalu berusaha semaksimal mungkin. Aku akan memberikan akting terbaik, apalagi untuk film layar lebar penggarapannya lebih serius. Memang Magic Hour bukan film layar lebar pertama aku, namun aku amat berkesan terlibat dalam film ini. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan pada aku sehingga bisa mengeksplorasi akting untuk film drama romantis ini.
Kabarnya ada satu penggal dialog dalam film ini yang begitu membuat anda terkesan, bisa diceritakan!
Ada kalimat yang membuat aku terkesima; “Mengapa Tuhan menciptakan hati kalau untuk dipatahin.” Sepintas tak ada yang aneh dari kata-kata ini. Bahkan terkesan ini adalah ungkapan orang yang patah hati saat cintanya kandas. Aku sempat konsultasi dengan sutradara dan penulis skenario untuk kalimat ini. Agar aku bisa menjiwai scene yang dengan naskah itu. Cinta itu sejati itu memang suci. Dan cinta itu tidak bisa dipaksakan. Namun untuk menemukan cinta yang sejati harus berjuang. Bagaimana perjuangannya, tentu setiap orang tidak sama.
Apakah Anda pernah mengalami hal ini seperti ini dalam kehidupan nyata?
Hehehe, terus terang aku belum pernah mengalami hal seperti itu. Soalnya aku belum pernah jatuh cinta, apalagi patah hati. Maksudnya cinta yang serius ya. Makanya perlu perjuangan juga untuk memerankan kondisi orang yang jatuh cinta dan cintanya ditolak. Seperti cinta bertepuk sebelah tangan. Pokoknya situasi di saat kita kecewa banget. Ada kesan karakter Toby itu menyalahkan Tuhan juga. Makanya dia sampai berkata seperti itu tadi.
Cara yang Anda lakukan untuk mendalami karakter Toby terutama untuk scene yang Anda lakoni seperti apa dong kalau Anda sendiri belum pernah jatuh cinta?
Pokoknya aku harus berada dalam kondisi kecewa sekali. Kecewa yang tak tertandingi karena cintanya tak berbalas. Aku tidak tahu apakah akting yang aku lakukan sudah sesuai harapan atau belum, aku serahkan kepada penonton untuk menilai. Soalnya aku sudah berusaha semaksimal mungkin memerankan kakranter Toby.
Ternyata film ini banyak yang suka, banyak juga yang mewek-mewek keluar dari gedung bioskop?
Adalah kebahagian seorang pemain yang filmnya mendapat apresiasi dari penonton. Aku senang banget mendengar kabar kalau Magic Hour banyak yang suka. Banyak yang menangis setelah menonton film ini. Artinya kerja keras aku, pemain lain dan seluruh kru film ini tidak sia-sia. Buktinya penonton memiliki kesan yang mendalam usai menonton.
Selain menjadi pemain Anda juga menjadi penyanyi untuk soundtrack film ini?
Ini juga pengalaman pertama aku, selain berakting aku juga membawakan lagu untuk soundtrack film ini. Aku menyanyikan lagu berjudul Rain di film ini. Lirik lagu ini mendorong kita untuk optimis pada sesuatu. Sesuatu yang idam-idamkan harus diusahakan semaksimal mungkin untuk meraihnya. Kita harus punya impian dan mengejar impian itu sampai tercapai, itu pesan dari lirik lagu ini. Jadi memberikan semangat banget.
Setelah film Magic Hour Anda akan maun film apa lagi?
Sekarang aku sedang syuting sinetron reguler High School Love Story. Ke depan aku pengen memerankan karakter yang berbeda dari film atau sinetron sebelumnya. Soalnya melakoni sesuatu yang baru itu artinya bertemu dengan tantangan baru lagi. Jadi kita tertantang untuk melakoni yang baru dan baru lagi.
Sempat Bercita-cita menjadi Pesepakbola
Sebelum terjun di dunia entertainmen Rizky Nazar sempat bercita-cita menjadi pesepakbola profesional. Karena itu ia ikut sekolah sepak bola. Namun dunia entertain membawanya ke pentas yang sama sekali berbeda dari cita-citanya saat kecil. Enjoy dengan dunia entertain membuat keinginan menjadi pesepakbola profesional perlahan memudar. Apalagi setelah kakinya sempat cidera dan kini dalam masa penyembuhan.
Kabarnya waktu kecil Anda bercita-cita menjadi pesepakbola profesional?
Ya dulu waktu kecil memang sempat terpesona juga dengan kiprah pemain bola dunia yang bisa membuat orang sejagat berdecak kagum dengan aksinya di lapangan hijau. Bukan hanya itu penghasilan seorang pesepakbola profesional uang merumput di klub elit Eropa misalnya, bukan main banyaknya. Pokoknya enggak kalah dengan bintang film atau penyanyi tenar. Singkatnya dari sepak bola orang benar-benar bisa sejahtera. Itu yang aku idam-idamkan sejak kecil.
Siapa pemain yang Anda gemari?
Aku mengidolakan sosok Del Piero dan Christiano Ronaldo.
Mengapa suka Del Piero dan Ronaldo?
Del Piero itu selain permainannya bagus, dia juga setia sekali pada klub yang sudah membesarkan namanya. Boleh saja pemain-pemain Juventus berpindah-pindah, namun dia tetap setia pada klub berjuluk Si Nyonya Tua itu. Kalau Ronaldo karena ia adalah salah satu pemain brillian . Dia punya obsesi dan naluri besar untuk mencetak gol. Dia pekerja keras banget saat berlaga di lapangan rumput. Tak banyak pemain yang bisa seperti Ronaldo.
Anda sempat sekolah sepak bola untuk mewujudkan impian itu?
Aku sempat ikut sekolah sepak bola milik Ricky Yacob. Program latihan sedikit mengalai kendala karena tempat latihan jaraknya jauh. Dan aku juga sudah mulai sibuk syuting sinetron. Saat berada di persimpangan jalan seperti itu aku kan harus memilih. Olah raga atau entertainmen. Pilihan itu akhirnya jatuh pada dunia entertainmen. Soalnya aku melihat yang realistis saja. Persepakbolaan di negeri kita belum kondisif. Organisasi sepakbolanya kisruh. Turnamen atau kompetisi di negeri kita mandeg. Ada yang aku dengar pemain yang gajinya telat. Intinya suram deh persepakbolaan kita. Sedangkan dunia entertainmen sudah di depan mata. Akhirnya aku memilih yang kedua.
Meski tidak jadi atlet sepak bola profesional Anda tetap bermain bola?
Sampai saat ini masih bermain bola, tapi cuma hobi saja. Soalnya itu kan hobi yang susah untuk dihilangkan. Kalau sedang tidak ada syuting aku main futsal sama teman-teman.
Apakah Anda pernah bertemu skenario atau berperan sebagai pemain sepak bola?
Saat syuting sinetron Pesantren Rock and Roll pernah aku usul agar disisipkan cerita tentang permainan sepak bola. Soalnya syuting dengan skenario itu—itu aja yang bosan. Soalnya kalau ada adegan bermain sepak bola sekalian syuting bisa juga refreshing. Ternyata usulan aku diakomodir oleh sutradara. Aku senang banget bisa syuting sembari main sepak bola. Namun kalau memerankan sosok pemain sepak bola beneran, belum pernah. Pengen banget kalau ada kesempatan memerankan karakter seperti itu. Ya semoga saja ada kesempatan di masa yang akan datang.
Perlahan-lahan sang surya makin condong ke ufuk barat. Semburat sinar kuning kemerah-merahan menjadi hiasan alam nan indah. Seperti lukisan alam yang diciptakan Sang Maha Kuasa di ufuk Barat. Itulah momen ajaib menjelang sang surya kembali ke peraduan atau dalam dunia fotografi biasa disebut sebagai Golden Hour atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah Magic Hour. Rizky Nazar beristirahat sejenak setelah melakoni adegan syuting sejak siang hingga petang dan melakukan sesi pemotretan dengan Bintang.com. Setelah itu ia harus bersiap-siap dengan adegan selanjutnya.