Fimela.com, Jakarta Meinar Loeis merupakan anak kedua dari pasangan Luis Imam Pamoentjak Nan Koening dan Ratna Rusana. Dari kampung halamannya, ia merantau ke Jakarta pada akhir Desember 1949. Ia tiba di Jakarta pada 3 Januari 1950. Kepergiannya ke Jakarta sempat ditentang orang tuanya.
Hingga usia senja, Meinar mencintai lagu anak-anak. Ia menghabiskan masa tuanya dengan mengabdikan diri dengan mengajar di taman kanak-kanak. Di antaranya TK Bintara 4 di Bekasi, dan TK Ade Irma serta dan TK Budi Asih di Jakarta.
(Baca juga: Catatan Kehidupan Meinar Loeis (I))
Advertisement
Meinar Loeis sempat menolak dirawat di rumah sakit. Karena ia berencana untuk mengadakan halal bihalal dengan muridnya pada 2 Agustus. Ia sempat mengajar di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) 1.
Namun, melihat kondisi memburuk Meinar akhirnya dirawat di rumah sakit. Seperti ditulis Jose Choa Linge, Meinar dirawat sejak 25 Juli lalu akibat cairan di paru-paru yang menyebabkan batuk dan menghambatnya untuk makan.
Sebelum acara halal bihalal dengan muridnya berlangsung, Meinar lebih dulu menghembuskan nafas terakhirnya. Ia meninggal dunia dalam usia 85 tahun pada Selasa (28/7/2015) pukul 10.50 WIB di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Jenazah dikebumikan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Pusat, keesokan harinya, Rabu (29/7/2015) pukul 10:00 WIB.
(Baca juga: Meinar Loeis dan Para Pencipta Lagu Anak yang Terlupakan)
Menurut psikolog anak, Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto, pengabdian Meinar Loeis untuk anak-anak hendakya menjadi inspirasi bagi generasi muda. Saat ini sangat jarang orang yang memiliki konsistensi pada musik dan anak-anak.
“Setelah Pak Kasur, Bu Kasur, Pak AT Mahmud tak ada, belum terlihat orang yang memiliki konsistensi begitu besar pada musik dan dunia anak-anak. Bu Meinar Loeis legenda bagi anak-anak,” kata Kak Seto saat dihubungi Bintang.com, Kamis (30/7/2015). Selamat jalan Bu Meinar Loeis! (Selesai)