Fimela.com, Jakarta Pemain: Acha Septriasa, Reza Nangin, Restu Sinaga, Mak Gondut, Cok Simbara, Arie Kriting, Sacha Stevenson, Wieke Widowati, Ozzol, Mongol, Dwi Sasono, Tora Sudiro, Eka Sitorus.
Sutradara: Monty Tiwa
Skenario: Cassandra Massardi
Durasi: 100 menit
Sinopsis:
Tiar Siragar (Acha Septriasa) adalah seorang pengacara asal Batak yang cantik dan masih lajang. Tiar sebenarnya masih termasuk pengacara muda. Tapi namanya secara tiba-tiba menjadi sangat terkenal setelah dia membela Basuki karena kasus korupsi yang melibatkan Arif Rupawan, seorang bos mafia. Karena keberaniannya tersebut Tiar mendapatkan ancaman pembunuhan dari Arif yang takut kasusnya terbongkar.
Advertisement
Saat ancaman menerpa Tiar, muncul dua agen yaitu Ari (Arie Kriting) dan Sasha (Sacha Stevenson). Kedua agen ini melakukan segala cara untuk melindungi Tiar. Mereka sampai a merekrut resepsionis kantor Tiar yang polos bernama Aan (Reza Nangin) untuk menyamar menjadi pacar Tiar. Namun keberadaan Aan tidak disetejui oleh keluarga besar Tiar, karena Aan bukan orang batak melainkan orang Sunda.
Demi menyembunyikan penyamarannya, Aan berusaha untuk merebut hati keluarga besar Tiar. Keluarga besar Tiar mangatakan mereka bersedia menerima Aan kalau ia punya marga. Namun hal ini justru dimanfaatkan oleh sepupu Tiar, Meja, yang menggunakan kesempatan pembelian marga ini untuk keuntungan diri sendiri. Tetapi Bu Sarigar (Lina Marpaung/Mak Gondut) berencana menjodohkan Tiar dengan Raymond, pria asal Batak yang ganteng dan kaya.
Kehadiran Raymond diharaplkan bisa membuat Tiar terpesona dan memutuskan hubungannya dengan Aan. Namun tidak disangka Aan malah berhasil mengambil hati Tiar dan keluarga besarnya terutama Bu Sarigar dengan memberinya inspirasi menjadi stand up comedian.
Masalah muncul kembali saat Ibunya Aan, Ibu Euis (Wieke Widowati) mengetahui hubungan Tiar dengan anaknya itu. Ibu Euis awalnya menyetujui anaknya menikah dengan orang Batak, tetapi karena perbedaan budaya dengan keluarga besar Siregar, Ibu Euis semakin takut. Apalagi Ibu Sarigar memanfaatkan kepanikannya untuk membatalkan rencana lamaran kedua anak mereka.
Inilah klimaks cerita dimana Tiar dan Aan harus menghadapi masalah-masalah dari keluarga besar mereka dan ancaman pembunuhan dari bos mafia, Arif Rupawan. Dengan dibantu Ari dan Sasha, Aan berusaha meyakinkan keluarga besar Tiar dan juga ibunya agar mau merestui hubungannya dengan Tiar.
Review:
Membuat film komedi memang tidak mudah. Begitu juga dengan berakting di film komedi. Hal itu dirasakan oleh aktris sekelas Acha Septriasa. Pemain film pemenang Piala Citra ini memgaku tak mudah untuk melakoni perannya sebagai seorang pengacara asal Batak
Tak tanggung-tanggung, Acha perlu waktu berminggu-minggu untuk bisa benar-benar melakoni karakter bernama Tiar, gadis Batak yang bekerja sebagai pengacara.
“Film komedi Indonesia sudah mulai berkembang dan temanya Indonesia banget. Jadi Batak tantangan banget buatku. Memerankan karakter komedi kan susah. Aku berusaha bikin orang ketawa di dalam bioskop. Kalau penonton ketawa aku sudah senang,” ucap Acha Septriasa.
Film arahan sutradara Monty Tiwa ini sebenarnya menyajikan tema yang sederhana. Yaitu benturan dua pribadi dan dua budaya, Batak dan Sunda. Namun dari ide sederhana kalau dikemas dengan baik dan pas bisa menjadi sesuatu yang menarik dan menghibur. Hal itu mampu dieksekusi dengan baik oleh penulis skenario maupun sutradara.
Opening film ini memang agak lambat dan belum terlalu memancing tawa. Tapi setelah itu alur cerita berjalan dengan lancar dan mengalir. Beragam adegan kocak yang cerdas dan tidak slapstick mulai terasa. Acha mampu membawakan perannya dengan baik. Begitu juga dengan pemain lain yang memang asli orang Batak, seperti Mak Gondut, Cok Simbara, Restu Sinaga sampai Eka Sitorus.
Konflik antara Mak Gondut dengan Wieke Wdowati bisa dibilang cukup memancing tawa dan menjadi konflik utama film Lamaran. Reza Nangin bisa tampil sebagai pria yang polos dan naif. Begitu juga dengan Arie Kriting dan Sacha yang tampil kompak dan menggelitik. Tapi yang paling menonjol justru akting Ozzol Ramdan sebagai Meja. Ozzol tampil karikatural dan kocak sebagai sepupu Tiar yang sangat mengidolakan Project Pop terutama Tika Panggabean.
Adegan Meja menatap foto Tika dan memintanya untuk mencium tangan adalah adegan kocak yang cerdas. Ozzol beberapa kali bermain sebagai orang Minang seperti di film Tabula Rasa. Aksennya sebagai orang Sumatra sangat menyakinkan, padahal ia asli orang Sunda. Kehadiran sejumlah pemain sebagai cameo membuat Lamaran semakin menarik.
Ditambah lagi ada penampilan khusus Project Pop di film ini. Niatan Monty Tiwa untuk menampilkan film komedi yang khas Indonesia dengan menampilkan benturan budaya yang menggelitik cukup berhasil. Meski tidak menampilkan adegan-adegan yang spektakuler dan dibanjiri pemain bintang, tapi Lamaran bisa menjadi alternatif menarik untuk mengisi liburan lebaran Anda. Film Lamaran yang dibintangi Acha Septriasa ini akan tayang di bioskop mulai 15 Juli besok.
Foto-foto Adegan:
Trailer 'Lamaran'