Fimela.com, Jakarta Kasus kekerasan terhadap anak sudah sangat sering dijumpai di negeri ini. Banyak orang dewasa yang tega menganiaya, melakukan perbuatan tidak senonoh, hingga mengakhiri hidup anak-anak. Dan biasanya, para pelaku merupakan orang-orang dekat yang telah dikenal korban.
Kasus terakhir yang menyita perhatian publik adalah bocah bernama Angeline (8) yang dibunuh secara keji setelah pelaku melakukan kejahatan seksual terhadapnya. Angeline dikuburkan di dekat kandang ayam dengan memeluk boneka kesayangan.
(Baca juga: Mengenang Angeline Lewat 10 Senyuman)
Advertisement
"Child abuse ini sudah terjadi dari dulu. Tapi sekarang makin banyak. Aku lihat kasusnya itu tindakan yang kejam sekali. Kekerasan di dalam rumah tangga itu udah jadi isu di Indonesia," kata Andien di Prestige Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (11/6/2015).
Andien memperhatikan pemberitaan yang ada di berbagai media belakangan. Ia menghimbau kepada setiap media yang memberitakan kasus kekerasan terhadap anak-anak agar lebih santun dan tidak blak-blakan.
Andien justru khawatir jika terlalu blak-blakan malah akan menimbulkan efek berantai. Bisa jadi orang lain akan mengikut jejak melakukan hal serupa karena tayangan di televisi. "Media memberitakannya dengan secara informatif tapi jangan blak blakan," ujar Andien.
(Baca juga: Irfan Hakim Miris Melihat Kasus Pembunuhan Angeline)
"Yang saya khawatirkan bahwa kalau ada orang yang berpendidikan rendah dan lihat ini di media malah jadi terinspirasi. Saya malah takutnya seperti itu," ucap Andien.
Peran serta banyak pihak harus ada ketika menjumpai keanehan terhadap seorang anak. Ia berharap kasus serupa tak lagi terjadi terhadap anak-anak.
"Seorang anak itu kalau pendiam malah aneh. Kan anak itu talk active dan aktif. Kalau dia diem aja terus dia merasa ada masalah harus dicurigai. Dia (Angeline) adalah salah satu korban dari kekerasan rumah tangga. Jangan sampai terjadi seperti ini," tutur Andien.