Fimela.com, Jakarta Tak banyak solois perempuan yang bisa bertahan hingga puluhan tahun dalam blantika musik Indonesia yang begitu ketat persaingannya. Namun, Andien berhasil membuktikan dirinya layak disebut sebagai seorang diva muda karena bisa terus menggelontorkan karya, melawan regenerasi.
"Kalau saya ga kerasa banget. Kayak baru kemarin launch album di hotel tiba-tiba udah 15 tahun. Dan udah banyak yang terjadi di hidup dan musik," ucap Andien di Prestige Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (11/6).
Advertisement
"Di tahun 2000 belum banyak juga yang namanya penyanyi. Ternyata banyak penyanyi yang meninggalkan dunia musik. Saya bertahan sambil sekolah, itu bukan hal ringan. Tapi karena saya suka, makanya bertahan," katanya.
Mengingat awal perjalanan karirnya, Andien kerap menangis. Apalagi di awal kemunculannya, ia lebih memilih genre jazz yang bukan menjadi mainstream saat itu. Tak hanya masyarakat, namun musisi-musisi senior pun banyak yang mencibirnya.
"Ada anak kecil 15 tahun keras kepala banget mau bawain My Funny Valentine. Akhirnya walau keliatan karena beda tapi banyak cibiran dari musisi jazz atau senior. Suka nangis liat flash back," ujar Andien.
Namun, karena keseriusannya dan konsistensi memilih genre musik, akhirnya Andien pun berhasil membuktikan bahwa karyanya bisa diterima oleh masyarakat. Album pertamanya, Bisikan Hati (2000) berhasil mengantarkannya menjadi Pendatang Baru Terbaik ajang Anugerah Musik Indonesia 2000.
"Apalagi waktu terima Anugerah Musik Indonesia di 2000. Kadang suka mikir kok gue bisa ya bertahan. Kalau bukan karena Tuhan, ga akan bisa. Dan kalau ga cinta musik pasti udah kegiles siapapun. Mungkin sudah lewat kapan tahu. Bisa berdiri 15 tahun adalah bagian hidup, setiap hari alhamdulillah aja," tutur Andien.