Fimela.com, Jakarta Tanggal 1 Mei pada umumnya dirayakan sebagai Hari Buruh dan dikenal dengan sebutan May Day. Seakan menjadi agenda tahunan, euforia peringatan Hari Buruh selalu diwarnai dengan aksi demo para pekerja yang turun ke jalan untuk meneriakkan tuntutannya. Tak pelak, kenyataan itu membuat aktor Ramon Y Tungka mengaku miris.
Menurut Ramon setiap individu yang bekerja adalah buruh. Menuntut kesejahteraan pun menjadi hak setiap pekerja terhadap kantornya masing-masing. Meski begitu bukan berarti setiap tanggal 1 Mei harus selalu dilalui dengan seremonial demo. Tapi jika meman harus terjadi, Ramon meminta agar demo tidak dilakukan dengan kasar.
Advertisement
"Kita semua buruh, ya pastinya berharap apa yang dikerjakan diapresiasi sama tempat kita bekerja. Yang enggak kalah penting, jangan jadikan tanggal 1 Mei sebagai hari demo. Meminta enggak harus kasar kok. Jadi bukan hanya seremonial demo saja," kata Ramon Y Tungka saat dijumpai di kawasan Sarinah Tamrin, Jakarta Pusat, Kamis (30/40/2015) malam.
Sekedar diketahui, Indonesia mulai memperingati hari Buruh sejak tahun 1920. Namun pada masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia. Sejak itu 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi.
Hal ini disebabkan gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis, yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia. Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota.
Setidaknya seperi kebanyakan harapan para buruh, Ramon Y Tungka berharap dengan diperingatinya Hari Buruh seluruh perusahaan sudi mengapresiasi pekerjanya. Terutama mensejahterakan, memberi rasa nyaman dan keselematan bagi kerja keras pekerja.
"Memanusiakan buruh. Jadi kesejahteraan, keselamatan dan kenyamanan ketika bekerja diperhatikan. Semoga semua pihak terkait saling support," harapnya.