Teka-Teki Tanggal Pernikahan Anak Jokowi Mulai Terkuak

Fimela.com, Jakarta Hampir tiga pekan, anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, terus menjadi perbincangan publik. Hal tersebut terjadi seiring rencana pernikahannya dengan Putri Solo 2009, Selvi Ananda. Spekulasi pun mencuat ke permukaan  karena hingga hari ini, baik Presiden Jokowi maupun Ibu Negara Iriana Jokowi belum juga memastikan tanggal pernikahan anak mereka.

Saat menggelar jumpa pers di Graha Sabha Buwana beberapa waktu lalu, Iriana Joko Widodo hanya menyebutkan pernikahan anaknya akan digelar pada awal Juni. Meski menganggap semua hari itu baik, Iriana mengatakan akan mencari hari pernikahan dengan memperhitungkan penanggalan Jawa.

(Baca juga: Pertemuan Pertama Anak Jokowi dengan Calon Istri)

Hal tersebut dibenarkan perancang busana pengantin Gibran dan Selvi, Hanif Nanjaya, kepada Bintang.com. Pernikahan mereka akan digelar pada awal Juni. “Tapi belum ada tanggal pastinya,” elak Hanif.

Belum adanya tanggal yang pasti tersebut memunculkan teka-teki di masyarakat. Namun, jika merujuk penanggalan Jawa, ada dua hari baik untuk melangsungkan pernikahan pada Juni mendatang. Seperti dikemukakan ahli perhitungan penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka, Solo, Totok Yasmiran.

Pertama, hari Sabtu Legi yang jatuh pada 6 Juni karena mengikuti perjalanan rembulan. Waktu terbaik untuk menikah di hari itu jatuh pada pukul 08.25-10.48. Kedua, hari  yang dianggap baik, jatuh pada Ahad Wage pada 14 Juni. "Hari itu memiliki sifat lakuning angin (perjalanan angin)," ujarnya menjelaskan.

Selain itu, hari tersebut memiliki sifat satria wibawa. Artinya, lebih bagus dibanding hari yang pertama. Waktu paling tepat untuk acara pernikahan adalah pukul 13.00-15.36.

(Baca juga: Anak Jokowi Makin 'Pede' Melenggang ke Pelaminan)

Jika merujuk pernyataan Totok Yasmiran, maka tanggal 6 Juni bisa jadi tanggal pernikahan Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda. Hal tersebut juga merujuk pernyataan Iriana Jokowi, meski ia hanya menyebut awal Juni. Yang jelas, hingga saat ini masih menjadi teka-teki. Benarkah?