Fimela.com, Jakarta Pemain: Rio Dewanto, Chicco Jerikho, Julie Estelle, Slamet Rahardjo Djarot, Jajang C Noer, Otig Pakis, Baim Wong, Joko Anwar, Tara Basro
Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
Skenario: Jenny Jusuf, berdasarkan cerpen karya Dewi Lestari
Durasi: 92 menit
Sinopsis:
Advertisement
Ben (Chico Jerikho), seorang anak petani kopi yang sejak kecil dibesarkan di sebuah perkebunan kopi. Namun sebuah kejadian membuat ayahnya tidak menyukai kopi lagi. Menginjak usia 12 tahun Ben pergi meninggalkan ayahnya. Ia pergi ke Jakarta dan bertemu dengan Jody (Rio Dewanto). Keduanya pun langsung akrab dan mereka pun bersahabat baik. Ben pun diasuh oleh orang tua Jody.
Setelah Ben dan Jody dewasa mereka pun membangun sebuah kedai kopi dimana kedai tersebut mereka namai “Filosofi Kopi”. Suatu hari hutang yang bernilai ratusan juta pun mengancam keberadaan kedai Filosofi Kopi yang dibangun oleh Ben dan Jody. Di saat keduanya tengah mengatasi masalah hutang dan juga masalah diantara keduanya, mucul seorang pengusaha dengan tantangan yang dapat menyelamatkan kedai mereka.
Ben yang pandai dalam meracik kopi pun berhasil memenangkan uang sejumlah 1 miliar rupiah dari pengusaha tersebut dengan kopi ‘Perfecto’ racikannya. Namun sejak kemunculan El membuat hati Ben runtuh. El yang seorang blogger ternama mengungkapkan ada kopi yang lebih baik daripada kopi Perfecto yaitu kopi Tiwus. Hingga mereka pun tak memiliki pilihan lain selain mencari kopi Tiwus.
Karena hanya Kopi Tiwus sendiri yang dapat menentukan keberadaan kedai “Filosofi Kopi” dan juga persahabatan Ben dan Jody. Ben awalnya menolak tapi akhirnya setuju untuk pergi bersama Ben dan El untuk menemui pemilik kopi Tiwus. Saat bertemu dengan Pak Seno, pemilik dan peracik kopi Tiwus, ternyata ada hal lain yang mereka pelajari. Masa lalu dan hubungan dengan keluarga ikut mempengaruhi apa yang mereka jalani di masa sekarang.
Review:
Film yang diadaptasi dari novel cukup banyak beredar belakangan ini. Namun film yang diangkat dari cerita pendek atau cerpen sepertinya belum terlalu banyak. Ada film Tentang Dia (2004) yang disutradarai Rudi Soedjarwo dan diangkat dari sebuah cerpen karangan Melly Goeslaw. Di tahun ini ada Filosofi Kopi atau Filosofi Kopi The Movie yang dibuat berdasarkan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi ‘Dee’ Lestari.
Tentunya penggarapan film yang diangkat dari novel dan cerpen agak berbeda. Kalau novel harus dipadatkan maka cerpen harus dipanjangkan untuk diterjemahkan dalam bentuk film. “Ini tantangan yang menarik. Saya dan penulis skenario diberi keleluasaan untuk mengembangkan cerita. Media buku dan film memang beda tapi bisa saling berkolerasi dengan baik,” terang sang sutradara, Angga Dwimas Sasongko.
Hasilnya tidak mengecewakan. Filosofi Kopi memang bukan film festival tapi enak ditonton, ringan dan menghibur. Tiap karakter punya cerita dan masa lalu yang terasa pahit. Beberapa orang menyikapi kepahitan itu dengan cara yang positif. Pada akhirnya, mereka bisa menikmati manisnya hidup setelah melalui kepahitan di masa
Para pemainnya juga tampil bagus dan membawakan perannya dengan baik. Terutama Chico Jerikho yang berperan sebagai Ben, peracik kopi jempolan yang idealis dan kerap dihantui masa lalunya. Chico juga menjadi co-producer bersama Glenn Fredly di film ini. Penampilan singkat dua bintang senior, Slamet Rahardjo dan Jajang C Noer juga cukup berkesan dan memberi nilai tambah bagi film Filosofi Kopi. Ada sejumlah hal menarik dari film ini.
Filosofi Kopi merupakan ‘1st user generated movie di Indonesia. Film ini mengajak masyarakat umum untuk ikut berkolaborasi sebagai produser digital untuk memberi masukan mengenai konsep visual yang akan dihadirkan. Pihak Visinema Pictures mengajak dua orang produser digital terpilih untuk ikut syuting bersama Angga Dwimas Sasongko. Keunggulan lainnya, lagu-lagu soundtrack yang menawan dan seperti sejiwa dengan filmnya.
Glenn Fredly yang juga merangkap Music Producer mengajak sejumlah musisi untuk pembuatan soundtracknya. Ada Maliq & d’Essentials, Gilbert Pohan, Payung Teduh, Dewi Lestari dan Svarna Band yang menyumbangkan lagu-lagu mereka hingga membuat kita semakin terbuai menyaksikan Filosofi Kopi. Bahkan alunan lagu dari para pengisi soundtrack ini bisa disaksikan langsung dalam ‘Konser Filosofi Kopi’ yang akan berlangsung pada 13 April nanti di Rolling Stone Cafe, Kemang, Jakarta Selatan.
Kalau sudah menonton filmnya yang sudah diputar hari Kamis (9/4/2015) ini, jangan buang dulu tiketnya. Kita bisa nonton konsernya secara gratis dengan membawa potongan tiket film Filosofi Kopi The Movie. Menyaksikan konser musik dari film Filosofi Kopi atau menyaksikan film sambil menikmati musiknya rasanya sama enaknya. Setelah menonton film Filosofi Kopi The Movie, kita langsung ingin menyeruput kopi, hmm segarnya...
Foto-foto Adegan
Chico Jerikho dan Rio Dewanto menjadi dua sahabat yang mengelola sebuah kedai kopi.
Akting Chico Jerikho sebagai Ben, peracik kopi handal dan idealis, patut mendapat acungan jempol.
Tokoh Pak Seno yang diperankan Slamet Rahardjo memberikan sejumlah petuah mengenai kopi dan filosofinya.
Berawal dari ide simpel tentang kopi, Filosofi Kopi menjadi film yang enak ditonton dan menghibur.
Trailer Filosofi Kopi The Movie