Fimela.com, Jakarta Kecintaan Yanuss Sufandi terhadap dunia entertainment begitu besar. Ketekunanannya terhadap dunia dance mengantarkannya menjadi salah satu dancer tanah air yang mendunia. Padahal Yannus mengaku tidak pernah ikut sekolah khusus dance. Semua dipelajari secara otodidak dengan menonton video.
"Nonton Michael Jackson, nonton film breakdance. Awalnya saya street dance dan saya ingin banget terjun ke entertainment. Makanya saya pelajari balet, latin, hip hop, jadi saya tahu bagaimana caranya," ungkap Yannus kepada Bintang.com usai menjadi juri The Dance Icon Indonesia, Studio Emtek, Daan Mogot, Jakarta Barat, Minggu (5/4/2015).
Advertisement
Cara belajar boleh otodidak, namun hasil akhir usaha Yanuss tidak bisa diremehkan. Yanuss menjadi dancer Indonesia yang mendunia. Bahkan Yanuss sering bekerjasama dengan artis-artis top luar negeri seperti Jenifer Lopez atau pun Black Eyed Piece.
"Kita harus punya passion, mentality, mind set. Kadang sekolah cuma ajarkan teknik yang akhirnya jadi monoton. Saya belajar sama orang yang punya perform menarik, menghibur, bisa bikin merinding, wow, touching lah. Dan itu nggak bisa diajarkan, harus datang dari kita sendiri," jelasnya.
Layaknya bermasak, kata Yanuss, para chef handal tak perlu menakar berapa banyak bumbu yang harus dicampur ke makanan. Meski begitu hasil dari masakannya sangat lezat. Sebagai negara yang memiliki beragam tarian daerah, menurut Yanuss, seharusnya Indonesia bisa menunjukkan kehebatan tariannya di mata dunia. "Budaya menari kita kaya. Dari Jawa saja banyak sekali. Banyak dari kita tahu punya kekayaan tapi nggak tahu seberapa hebat," kata Yanuss.
Oleh sebab itu Yanuss Sufandi cukup takjub melihat keberanian SCTV membuat kompetisi The Dance Icon Indonesia. "Ini bagus buat mereka yang masih muda, apalagi yang suka dance sama nyanyi. Show ini bisa memberitahu jadi penari itu tak gampang," pungkasnya.