Fimela.com, Jakarta Film 'Melancholy Is a Movement' memberikan pengalaman tersendiri bagi Hanna Al Rashid. Minimnya skenario yang diberikan oleh sutradara Richard Oh memaksa Hanna untuk banyak berimprovisasi dalam berakting. Bagaimana Hanna melalui tantangan ini?
Skenario yang sedikit membuat Hannah harus banyak berimprovisasi dalam film 'Melancholy Is a Movement'. Hannah tidak menemukan banyak kesulitan, dia pun merasa jika pada aktingnya kali ini terasa sangat alami. "Banyak kejadian dimana saya harus spontan dalam berakting dengan pemain lain. Banyaknya improvisasi terkadang membuat saya suka salah dalam mengartikan kode yang diberikan oleh lawan main" kenang Hannah.
Advertisement
Hannah mengaku sangat tertantang dengan film garapan Richard Oh ini. "Saat syuting saya tidak tau apa yang harus saya lakukan. Tantangannya justru disitu karena tidak ada persiapan sama sekali, tapi saya harus akting" ungkap Hannah. Hannah merasa dapat mengasah kemampuan aktingnya dalam film 'Melancholy Is a Movement'.
Hannah meyakini jika film ini akan berbeda dengan film lainnya. Aktris yang memiliki hobbi menulis ini sangat berharap jika masyarakat nantinya akan mengetahui perspektif yang berbeda dari para pelaku industri film. "Film ini nantinya akan membawa angin segar bagi dunia film di Indonesia" ungkap Hannah. Apalagi Hannah beradu akting dengan Joko Anwar yang sudah lama menjadi sahabatnya. (Baca Juga: Melancholy Is A Movement Debut Joko Anwar Jadi Aktor Utama)
Sebelumnya, Hannah dan Joko pernah beradu akting dalam film 3SUM tahun 2013. "Saya sudah kenal dekat dengan Joko dan para pemain lain, kami sudah sering kumpul bersama. Jadi saya merasa film ini seperti project bersama teman-teman saja" ujar Hannah Al Rashid saat wawancara di redaksi Bintang.com, SCTV Tower, Jakpus, Senin (23/3).