Fimela.com, Jakarta Donald Trump, tokoh yang baru saja memenangkan pemilihan presiden AS 2024, kembali menjadi sorotan publik bukan hanya karena kebijakannya, tetapi juga karena perubahan penampilan fisiknya.
Banyak yang memperhatikan bahwa wajah Trump tampak semakin oranye, bahkan disebut mirip dengan warna ‘Fanta’, di mana hal ini sering kali menjadi bahan ejekan di media sosial dan forum publik.
Fenomena perubahan warna kulit Donald Trump yang semakin oranye ternyata menarik perhatian publik, bahkan para ahli tata rias ikut memberikan pendapat-nya. Salah satunya Safia Cox yang meyakini bahwa perubahan warna kulit pada wajah Donald Trump adalah disebabkan oleh penggunaan makeup ‘tanning’.
Advertisement
"Saya pikir itu semacam tan palsu atau semacam pelembab berwarna dengan bronzer, dan dia kemudian menggunakan bedak dengannya. Itu pasti semacam produk krim yang dia gunakan dan mungkin telah membuatnya lebih matte setelahnya karena warnanya sangat jingga. Anda dapat melihat pinggiran di sekitar wajahnya. Jika Anda perhatikan dengan saksama garis rambutnya, itu sangat pucat, dan itu bukan karena tempat tidur penyamakan; dia mengoleskan semacam produk krim,” kata dia, dikutip Mirror.
Safia menambahkan, bahwa Donald Trump mungkin sangat suka memiliki kulit yang tampak kecokelatan, bahkan sampai mengalami 'kebutaan oranye' yang tidak ia sadari. Ia juga mengamati bahwa tampilan makeup Trump semakin tebal dan berubah seiring berjalannya waktu. Diduga, hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.
"Dia sering difoto, jadi mungkin ia berpikir tampilannya terlihat bagus," ujar Safia.
Advertisement
Pengaruh Stres
Namun, menariknya, ada teori yang menyebutkan bahwa ketika Trump merasa stres, ia cenderung menggunakan lebih banyak produk tanning untuk mempertahankan citra tertentu. Hal ini tampak jelas menjelang akhir kampanyenya, ketika rona oranye pada wajahnya terlihat semakin kuat.
"Dulu saya pikir masalah dengan "warna kulit" Trump terutama adalah masalah retouching foto – alias pilihan fotografer dalam menyeimbangkan warna.Namun akhir-akhir ini, saya merasa ada sesuatu yang lebih psikologis terjadi. Ketika Trump menjabat pada tahun 2017, warna oranye yang digunakannya jauh berkurang... tetapi seiring berjalannya masa jabatannya, warna bronzer yang digunakannya lebih banyak,” ungkap editor foto Amerika Emily Elsie.
"Semakin stres... semakin banyak riasan. Dan kemudian saat di luar kantor, riasan hanya akan muncul kembali untuk kamera. Namun, sebagian besar riasannya sudah dikurangi,” tambahnya
Emily mengatakan dia menyadari 'topeng' riasannya cenderung menjadi 'lebih gelap menjelang akhir kampanye kepresidenannya'.