Fimela.com, Jakarta Tren skincare semakin berkembang, bahkan ada banyak inovasi baru yang bisa ditemukan setiap harinya. Melihat deretan produk yang viral di media sosial, nggak bisa dipungkiri jadi godaan tersendiri buat para beauty enthusiast untuk mencobanya. Biarpun sudah mendapatkan review positif dari para influencer, tapi tetap perlu hati-hati saat akan mencoba produk baru. Perlu diingat kalau kondisi kulit setiap orang berbeda-beda, sehingga produk yang cocok untuk satu orang belum tentu cocok juga saat digunakan orang lain.
Dilansir dari American Academy of Dermatology, ada lebih dari 15.000 zat yang bisa berpotensi menyebabkan reaksi alergi pada kulit sehingga ganti skincare baru nggak sesederhana yang dibayangkan. Biar nggak tersesat sekaligus meminimalisir efek samping yang bisa terjadi, jangan lupa lakukan patch test terlebih dulu, Sahabat Fimela!
Advertisement
Apa yang Dimaksud dengan Patch Test?
Patch test adalah tes kecil yang dilakukan pada area kulit tertentu untuk melihat apakah produk skincare yang baru akan menyebabkan reaksi alergi atau iritasi. Tujuannya sederhana, yaitu untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, seperti kemerahan, gatal, atau bahkan ruam parah. Dengan melakukan patch test, kamu bisa mengetahui apakah kulit sensitif terhadap bahan tertentu dalam produk tersebut.
Melakukan patch test sangat penting, terutama jika produk yang kamu coba mengandung bahan aktif kuat seperti retinol, salicylic acid, atau AHA/BHA. Bahan-bahan ini memang efektif, tapi juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif. Patch test akan memberikan indikasi awal bagaimana kulit bereaksi terhadap produk tersebut, sehingga kamu bisa menggunakannya dengan lebih aman.
Kenapa Harus Melakukan Patch Test?
Selain bermanfaat untuk mengetahui kecocokan kulit terhadap skincare yang akan digunakan, ternyata patch test juga memiliki manfaat lainnya. Mulai dari mengidentifikasi alergi yang mungkin terjadi saat menggunakan produk baru, hingga membantu kamu menghindari permaslahan kulit ekstrem seperti eksim atau dermatitis. Jika kamu memiliki riwayat permasalahan kulit ini, skin patch sangat penting untuk dilakukan.
Manfaat lainnya melakukan patch test adalah untuk mencegah breakout. Salah satu reaksi kulit saat tidak cocok dengan bahan skincare tertentu adalah breakout. Kalau sampai terjadi, pastinya bisa bikin dilema banget kan! Dengan patch test, artinya membantu kamu menghemat lebih banyak biaya jika terjadi reaksi ketidakcocokan produk.
Advertisement
Step 1: Pilih Bagian Kulit untuk Patch Test
Langkah pertama dalam patch test adalah memilih area kulit yang tepat. Biasanya, area yang direkomendasikan untuk tes yang satu ini adalah bagian bawah telinga, siku, lipatan dalam lengan, atau bagian atas punggung. Kenapa harus begitu? Ternyata, bagian kulit ini cenderung lebih sensitif dan mirip dengan kulit wajah. Selain itu, area ini juga tidak terlalu terlihat sehingga jika terjadi iritasi tidak mempengaruhi penampilan.
Pastikan kamu memilih area yang mudah diakses namun tidak terlalu sering tergesek atau terkena air, karena hal ini bisa mempengaruhi hasil patch test. Misalnya, bagian belakang telinga atau lipatan siku adalah pilihan yang baik karena biasanya tidak banyak tergesek pakaian atau terkena air. Jika kamu melakukan patch test pada bagian punggung, mungkin kamu perlu bantuan orang lain untuk mengaplikasikan produk dan menutupnya dengan plester.
Step 2: Bersihkan Dulu Area Kulit yang Dipilih
Setelah memilih area kulit untuk patch test, langkah berikutnya adalah membersihkannya dengan seksama. Gunakan sabun pembersih lembut dan air hangat untuk membersihkan area kulit yang telah kamu pilih. Ini penting untuk menghilangkan kotoran, minyak, atau residu lain yang bisa mempengaruhi hasil tes. Kulit yang bersih akan memastikan bahwa reaksi yang muncul benar-benar disebabkan oleh produk yang diuji, bukan oleh faktor lain.
Setelah membersihkan kulit, pastikan benar-benar kering sebelum lanjut ke langkah berikutnya. Mengeringkan kulit dengan baik juga akan membantu produk menempel sempurna, sehingga hasil tes akan lebih akurat. Jangan lupa untuk melakukan proses ini dengan lembut agar tidak mengiritasi kulit sebelum tes dilakukan.
Advertisement
Step 3: Oleskan Produk ke Kulit, Tutup dengan Plester selama 24 Jam
Langkah terakhir adalah mengaplikasikan produk yang ingin kamu uji ke area kulit yang sudah dibersihkan tadi. Oleskan sedikit produk, cukup seukuran kacang polong, pada area yang sudah dipilih. Setelah itu, tutup area tersebut dengan plester atau kain kasa agar produk tetap di tempatnya dan tidak menghilang.
Biarkan produk tersebut berada di kulit selama 24 jam. Dalam periode ini, hindari menggosok atau membasahi area tersebut agar tes tetap akurat. Setelah 24 jam, buka plester dan perhatikan apakah ada reaksi pada kulitmu. Jika tidak ada kemerahan, gatal, atau iritasi lainnya, kemungkinan besar produk tersebut aman untuk digunakan di seluruh wajah. Namun, jika muncul reaksi negatif, sebaiknya hentikan penggunaan produk dan konsultasikan dengan dokter kulit jika perlu.
Meskipun terlihat sepele, tapi faktanya patch test sangat penting untuk meminimalisir efek samping yang bisa terjadi saat mencoba produk skincare baru. So, jangan lewatkan tahapan ini ya, Sahabat Fimela!