Fimela.com, Jakarta Kualitas udara di DKI Jakarta menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa potret unggahan warga di media sosial memperlihatkan langit Jakarta berubah menjadi kelabu karena polusi.
Ada banyak dampak buruk dari polusi yang harus diwaspadai, salah satunya terhadap kulit. Terlebih paparan polusi dan sinar UV yang akan memperburuk kondisi kulit wajah.
Merujuk studi terbaru, dokter spesialis kulit, dr. Arini Widodo, MS, SpKK menjelaskan bahwa interaksi antara polusi dan radiasi UV memperburuk efek merugikan pada kulit.
Advertisement
“Kombinasi polusi dan radiasi UV menyebabkan produksi radikal bebas, yang menyebabkan stres oksidatif dan peradangan pada kulit,” kata dr. Arini melalui keterangan persnya kepada Fimela.com, (16/8/2023).
Advertisement
Bisa Sebabkan Penuaan Dini hingga Kerusakan Skin Barrier
Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif yang merusak komponen seluler, termasuk DNA, protein, dan lipid. Kerusakan ini dapat menyebabkan penuaan dini, melemahnya barrier (sawar) kulit, hingga peningkatan sensitivitas kulit.
Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan risiko kambuhnya masalah kulit sebelumnya seperti jerawat, eksim/dermatitis, rosacea, dan lainnya.
“Yang menjadi perhatian khusus adalah pembentukan smog, campuran polutan dan radiasi UV. Smog adalah sumber radikal bebas yang kuat, yang memperkuat efek negatifnya pada kulit. Peningkatan indeks UV yang terkait dengan perubahan iklim lebih meningkatkan dampak polusi pada kesehatan kulit,” lanjut dokter lulusan Harvard Medical School ini.
Dokter Arini melanjutkan, kombinasi polusi dan radiasi UV menciptakan lingkungan yang lebih merugikan bagi kulit kita, bahkan daripada polusi atau UV nya saja secara individual. Kombinasi ini menyebabkan lebih tingginya dampak negatif radikal bebas yang menjadi berkali lipat.
Bagaimana Cara MeLIndungi Kulit dari Dampak Polusi dan Sinar UV?
Untuk melindungi kulit dari dampak gabungan polusi dan radiasi UV, dr. Arini menekankan pentingnya mengadopsi rutinitas perawatan kulit yang komprehensif dan langkah-langkah pencegahan.
Termasuk di antaranya penggunaan tabir surya spektrum luas secara teratur, yang memberikan perlindungan terhadap sinar UVA dan UVB, serta penggunaan produk perawatan kulit yang kaya antioksidan untuk membantu menetralkan radikal bebas dan mengurangi peradangan.
Selain itu, dr. Arini mendorong untuk mencari tempat teduh, menggunakan pakaian pelindung, dan membatasi aktivitas di luar ruangan saat UV indeks sedang tinggi. Menerapkan praktik gaya hidup sehat seperti hidrasi yang cukup, diet seimbang, dan olahraga teratur juga dapat mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan dan meningkatkan ketahanan terhadap stres lingkungan.