Fimela.com, Jakarta Ir. Soekarno, memiliki mimpi besar menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak atsiri terbesar di Asia. Serta dapat mendorong pertumbuhan produk lokal dan perekonomian Indonesia.
Dari pemikiran tersebutlah, Bung Karno mendirikan Pabrik Citronella di kaki Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, pada tahun 1963 sebagai pabrik penyulingan terbesar di Asia dengan mimpi agar Indonesia menjadi produsen minyak atsiri yang diperhitungkan dalam industri global. Cita-cita besar mendorong ekonomi melalui pertanian dan perindustrian tanaman atsiri mekar dan tumbuh sejak saat itu.
Citronella atau sereh wangi menjadi tanaman utama yang disuling, dengan bantuan potensi alam dan suplai air dari sungai terdekat, bekerja sama dengan masyarakat lokal sekitar. Sayangnya, satu dan lain hal, kepemilikan Pabrik Citronella sempat berpindah tangan beberapa kali.
Advertisement
Hingga akhirnya, di tahun 2015 Pabrik Citronella kini bertransformasi menjadi Rumah Atsiri karena pendiri Rumah Atsiri Indonesia menemukan bangunan terbengkalai dengan fasad yang tidak biasa, sehingga memutuskan untuk menggali sejarahnya lebih dalam. Hingga terkesima dengan cerita panjang dan mimpi di baliknya.
Namun, ditahun 2015 Rumah Atsiri ini belum dibuka untuk umum. Founder Rumah Atsiri Indonesia Natasha Clairine menjelaskan barulah di tahun 2018 Rumah Atsiri dibuka untuk umum dan menjadi destinasi aromatic wellness berkelas dunia.
"Di tahun 2015 itu baru ditemukan, prosesnya cukup panjang mulai dari renovasi hingga belajar tentang minyak astiri ini karena kami dulu backgroundnya tidak ada yang paham minyak ini, hingga kami belajar ke India. Jadi benar-benar mulai dari nol," ujar Natasha ditemui di Rumah Atsiri diSarinah, Kamis (2/6).
Natasha mengatakan di tahun 2018 justru bukan produk minyak astiri yang pertama kali diperkenalkan. Melainkan restorant, kemudian membuka workshop minyak astiri, museum, hingga yang terbaru glamping.
"Sebenernya kami dulu pertama kali jual itu marchendisenya, dari situ mulai menjual minyak astiri, mulai dari menanam sendiri, menyuling, hingga memasarkannya," paparnya.
Awal mula memulai Rumah Atsiri ini, Natasha mengungkapkan jika cukup sulit untuk memperkenalkannya apalagi berada di kaki gunung. Namun, berjalan waktu Rumah Atsiri mulai dikenal dan mayoritas pelangganannya berada di Jakarta.
"Dulu kami zero marketing budget, hanya mengandalkan Instagramnya. Tapi sekarang 80 persen pelanggan dari Jakarta," katanya.
Hingga kini, Rumah Atsiri menjadi tempat bernaungnya berbagai kegiatan terkait minyak atsiri dan wellness yang senantiasa berusaha mengembangkan produk turunan dan menyediakan fasilitas keramahtamahan untuk menunjang harmonisasi tubuh, jiwa, dan spiritual melalui pengalaman aromatic sensory. Dengan mempekerjakaan kurang lebih 100 orang dari penduduk setempat.
“Dengan konsep aromatic wellness playground, kami mencoba mengedukasi masyarakat muda tentang kekayaan minyak atsiri nusantara dengan pendekatan yang playful (menyenangkan) dan eksperimental,” ungkapnya.
Advertisement
Buka di Jakarta
Kini, Rumah Atsiri pun dapat dengan mudah ditemui di Jakarta tepatnya di Sarinah yang diberi nama Atsiri diSarinah. Memiliki luas 300 meter persegi merupakan miniatur Rumah Atsiri dengan konsep yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar lebih muda.
miniatur Rumah Atsiri dengan konsep yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar lebih muda, “Dengan konsep aromatic wellness playground, kami mencoba mengedukasi masyarakat muda tentang kekayaan minyak atsiri nusantara dengan pendekatan yang playful (menyenangkan) dan eksperimental,” ungkapnya.
Meski memiliki konsep berbeda dengan Rumah Atsiri, pengunjung Atsiri diSarinah tetap dapat menjelajahi tiga pengalaman sekaligus. Pertama yakni mini museum aromaterapi yang interaktif. Di dalamnya ada tiga ruangan yang bisa dijelajahi seperti cara menanam tanaman astiri, mencium aroma minyak astri, hingga pengunjung dapat ‘melihat’ aroma dari tanaman-tanaman atsiri. Dan tidak dipungut biaya.
Setelah itu bisa meracik minyak astiri sesuai kebutuhanmu, di Atsiri Shop. Dan jangan lupa bersantap dengan set menu yang sudah disesuaikan wellness plate ratio di restoran Atsiri Eat.
"Kami pilih Sarinah jadi tempat pertama Rumah Astiri di Jakarta karena sama-sama memiliki sejarah yang panjang, jadi kami putuskan untuk buka di Jakarta agar lebih dekat dengan pelanggan," tutupnya.
#women for women