Fimela.com, Jakarta Antioksidan menjadi salah satu zat yang sangat penting ada di kandungan sebuah produk kosmetik. Hal ini dikarenakan antioksidan berfungsi untuk mengurangi reaksi oksidasi pada kulit akibat paparan sinar matahari dan polusi yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang menyebakan tanda penuaan muncul.
Kepala penelitian perusahaan maklon kosmetik Nose Herbalindo, Andhina Rizkya Satriani mengatakan, paparan sinar matahari dan polusi akan menyerang sel-sel kulit yang pada akhirnya dapat membuat kulit menjadi rusak dan cepat menua, ditandai dengan kulit meradang atau inflamasi, kemerahan, tekstur kulit tidak merata, bintik hitam, dan keriput.
Advertisement
BACA JUGA
Antioksidan pun bisa didapatkan dari bahan alam seperti terdapat di ekstrak tanaman kayu manis. Inilah yang membuat PT. Nose Herbalindo bekerja sama dengan Universitas Indonesia melalui peneliti Dyah Utami Cahyaning Rahayu, M.Si., untuk melakukan penelitian kandungan antioksidan kayu manis sebagai bahan aktif kosmetik.
“Dan dari penelitian yang dilakukan Nose ini dapat membantu kami untuk mengetahui stabilitas ekstrak kayu manis. Jika diperlukan akan ditambahkan suatu stabilizer untuk meningkatkan stabilitasnya,” ujar Andhina, peneliti lulusan The University of Toledo, Ohio, USA.Andhina menyampaikan jika penelitian ditargetkan selesai pada akhir 2021.
Advertisement
Penelitian sebelumnya
Sebelumnya, Nose Herbalindo juga telah melakukan kerja sama penelitian dengan Prof. Dr. Yoki Yulizar, M.Sc. dari Universitas Indonesia pada 2020. Penelitian tersebut menguji kestabilan bunga mawar dan tanaman centella asiatica untuk kosmetik dan telah selesai dilakukan.
“Rencananya hasil penelitian kestabilan mawar dan centella asiatica ini akan diterapkan akhir 2021 atau awal 2022,” kata Netty Kristina, Head of R&D PT Nose Herbalindo.
Dan untuk langkah selanjutnya, mulai awal tahun 2022 Nose Herbalindo juga akan mulai aktif melakukan penelitian sejenis dan bekerja sama dengan universitas ternama lainnya di Indonesia.
“Rencananya, kami akan melakukan penelitian bahan aktif pada sebuah tanaman yang berfungsi sebagai photoprotector,” ungkap Netty.
Melimpahnya kekayaan alam Indonesia juga sangat membantu ekonomi Indonesia dimana kegiatan ekspor didominasi oleh komoditas raw material. Presiden Indonesia Jokowi berharap kedepannya, ekspor raw material mulai digantikan dengan ekspor barang jadi.
"Mulai kurangi ekspor raw material, dan usahakan selanjutnya semua yang diekspor dari sini adalah barang jadi,” tegasnya.
Pemerintah Indonesia melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) juga kian gencar melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradsional melihat potensi kekayaan hayati Indonesia.
“Kebutuhan produk kosmetik dengan riset mendalam di Indonesia semakin tinggi sehingga setidaknya Nose akan melakukan dua penelitian setiap tahunnya. Ini karena konsumen saat ini sudah lebih cerdas dan kritis, sehingga kami sebagai perusahaan manufaktur kosmetik harus bisa menyediakan produk kosmetik berdasarkan riset sains,” lanjutnya.
Penelitian tidak hanya dilakukan secara internal oleh peneliti Nose Herbalindo, tetapi juga secara eksternal dengan bekerja sama dengan universitas ternama di Indonesia.
“Sejak tahun 2020, kami telah melaksanakan kerja sama penelitian dengan dua peneliti dari Universitas Indonesia. Kami sangat senang dan berterima kasih dapat melakukan penelitian yang menarik dengan mereka,” ungkap Andhina yang akan menerbitkan hasil penelitian Nose Herbalindo dalam bentuk jurnal penelitian.
Nose Herbalindo juga sangat terbuka untuk melakukan penelitian dengan universitas lain, baik dalam maupun luar negeri, dan instansi pemerintah. “Kami berharap melalui program joint research yang kami adakan dapat meningkatkan inovasi kosmetik dan memperkuat hubungan baik antara dunia industri, akademik, dan pemerintah,” tutupnya.
#elevate women