Sukses

Beauty

9 Mitos tentang Pemakaian Tabir Surya yang Harus Diketahui

Fimela.com, Jakarta Semua orang mungkin tahu bahwa paparan sinar matahari merupakan salah satu penyebab dari kanker kulit. Melanoma adalah bentuk paling berbahaya dari kanker kulit, menurut American Cancer Society.

Tabir surya adalah pelindung utama kulit dari bahaya paparan sinar matahari. Data dari FDA menunjukkan bahwa bahan kimia dalam produk tabir surya diserap ke dalam tubuh manusia pada tingkat yang cukup tinggi, meningkatkan kekhawatiran banyak orang, seperti dilansir dari huffpost.com.

Tabir surya berspektrum luas akan menghentikan sinar matahari untuk masuk dan merusak kulit, terutama sinar UVA dan UVB. UVA adalah penyebab penuaan, sedangkan UVB menyebabkan rasa terbakar pada kulit.

Sinar UVA dapat menyebabkan kerusakan kerusakan genetik pada sel dan menembus lebih dalam daripada UVB. Ada dua jenis tabir surya, yaitu kimia dan fisik.

Mitos 1: Perlindungan SPF dari alas bedak atau krim wajah sudah cukup

Umumnya, produk mengandung SPF 15 sampai 25 dan tidak diterapkan dalam jumlah yang cukup untuk memberikan perlindungan terhadap paparan sinar matahari. Untuk melindungi dari sinar matahari dengan benar, tabir surya dengan cakupan UVA/UVB berspektrum luas dan SPF 30 atau lebih tinggi harus diterapkan di bawah makeup.

Mitos 2: Kamu tidak perlu tabir surya di musim dingin

Faktanya, satu-satunya saat kulit tidak terpapar UV adalah setelah matahari terbenam dan sebelum matahari terbit ketika langit masih gelap di luar. Walaupun ada lebih sedikit UV di musim dingin, kulit mungkin masih rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV, terutama jika warna kulitmu sangat terang atau ada riwayat keluarga dengan penyakit kulit.

Mitos 3: Oleskan tabir surya dalam jumlah yang sama seperti krim wajah biasa

Seberapa banyak kamu mengoleskan adalah salah satu faktor terpenting dalam menggunakan tabir surya. Menurut American Academy of Dermatology, dosis yang dianjurkan untuk tabir surya adalah 2 sendok makan untuk seluruh tubuh, sedangkan National Health Service di Inggris merekomendasikan 2 teh untuk bagian kepala, wajah, dan lengan. Dewan Kanker di Australia merekomendasikan 1 sendok teh untuk setiap lengan, kaki, tubuh bagian depan, tubuh belakang, dan wajah.

 

 

Mitos 4: Mengaplikasikan sekali di pagi hari sudah cukup

Tabir surya bertahan selama dua jam pada kulit kering, bertahan 40 hingga 80 menit pada kulit basah. Jika kamu menghabiskan waktu di luar ruangan, aplikasikan kembali tabir surya setiap dua jam.

Mitos 5: Kamu bisa mencampur tabir surya dengan krim wajah atau alas bedak

Mencampurkan tabir surya dengan krim wajah atau alas bedak non SPF dapat mengurangi faktor SPFnya.

Mitos 6: Perlindungan tabir surya bersifat kumulatif

Tabir surya hanya akan bekerja secara kumulatif jika kedua lapisan diterapkan secara merata. Ini berarti menerapkan SPF 20 diikuti dengan SPF 30 akan memberikan perlindungan yang sama seperti menerapkan SPF 30 saja.

Mitos 7: Tidak menggunakan SPF akan baik-baik saja

Kulit bisa mengalami kerusakan akibat sinar matahari yang tidak bisa kamu lihat, yang menyebabkan tanda-tanda awal penuaan, hiperpigmentasi, dan berpotensi kanker kulit.

Mitos 8: SPF rendah sudah cukup

Ini tergantung pada sensitivitas kulit terhadap sinar matahari dan seberapa banyak paparan sinar UV. Tabir surya dengan SPF 30 sudah dinilai aman dan cukup untuk melindungi kolagen dan membuat kulit tampak lebih muda.

Mitos 9: Tabir surya bisa menyebabkan kanker kulit

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa oxybenzone, bahan umum dalam tabir surya kimia akan tetap berada di aliran darah selama 21 hari, tapi ini belum secara langsung terkait dengan kanker. Sederhananya, kemungkinan besar kamu akan terkena kanker kulit jika tidak memakai tabir surya, daripada terkena kanker karena memakai tabir surya.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading