Fimela.com, Jakarta Banyak sekali perubahan yang dialami perempuan selepas hamil dan melahirkan. Salah satunya adalah perubahan fisik, seperti bertambahnya berat badan, bentuk perut dan payudara yang tak lagi sama, hingga munculnya guratan-guratan stretch mark pada kulit area perut, payudara, pinggul, pantat, betis atau paha.
Walaupun perubahan-perubahan tersebut normal adanya, namun banyak ibu yang merasa tidak percaya diri hingga stres akibat perubahan bentuk tubuh dan kondisi kulit selepas melahirkan.
“Gimana kalau suami nggak tertarik lagi?” atau “Kayanya baju-baju lama nggak akan bisa dipakai lagi nih“, mungkin adalah beberapa kekhawatiran yang membayangi para ibu.
Advertisement
BACA JUGA
“Stretch mark, atau juga dikenal dengan istilah striae, adalah kondisi pada kulit di mana muncul garis- garis beruntai. Pada ibu yang hamil dan melahirkan stretch marks muncul karena kulit meregang seiring usia kehamilan dan kenaikan berat badan secara drastis. Karena peregangan yang melampaui kemampuan kulit untuk memproduksi kolagen yang cukup dan memperbarui jaringan penghubung kulit, akibatnya kulit seolah pecah dan timbul garis-garis stretch mark,” ujar dr. Dara Ayuningtyas selaku Head of Medical And Training ZAP Clinic.
Terdapat dua jenis stretch mark yang biasa dialami wanita, yaitu striae rubra dan striae alba. Striae rubra berbentuk guratan garis putih memanjang, berbatas tegas, banyak dan simetris. Biasanya berwarna merah hingga ungu dengan tekstur garis yang menonjol. Sedangkan striae alba merupakan kondisi yang lebih parah, ditandai dengan garis hipopigmentasi dan terjadinya atrofi pada epidermis dan dermis. Jenis strech mark ini biasanya membentuk garis cekung, berkerut dan berwarna putih.
Lalu bagaimana cara mengusir stretch mark? Untungnya dengan kemajuan teknologi, menghilangkan stretch mark kini dapat dilakukan dengan lebih cepat melalui perawatan Platelet-Rich Plasma atau PRP.
dr. Dara Ayuningtyas mengatakan ciri khas dari perawatan PRP adalah darah pasien diambil untuk diolah menjadi plasma darah kaya trombosit. “Perawatan ini berfungsi untuk meningkatkan produksi kolagen, mempercepat proses penyembuhan luka dan memperbaiki elastisitas kulit sehingga pada akhirnya dapat mengurangi penampakan stretch mark,” ujarnya.
Advertisement
Mengapa perawatan PRP menggunakan darah?
Mengapa perawatan PRP menggunakan darah?Darah kita mengandung plasma yang kaya akan platelet atau trombosit yang mengandung ratusan protein growth factor.
Kandungan ini memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka, termasuk di antaranya untuk memulihkan kondisi kulit dari stretch mark. Tentunya darah yang diambil dari tubuh pasien diolah terlebih dahulu dengan teknologi khusus sehingga mendapatkan plasma darah kaya trombosit yang lebih banyak 5-10 kali lipat dari konsentrasi normal.
“ ZAP Clinic, klinik kecantikan khusus wanita terbesar di Indonesia, menawarkan perawatan PRP Vital Injector Stretch Mark dan PRP Combo Stretch Mark. Pada ZAP Clinic, plasma darah akan diaktivasi dengan alat aktivator PRP agar dapat bekerja lebih efektif,” ujar dr. Dara.
dr. Dara menjelaskan darah yang diambil belum tentu sudah dapat digunakan. Sebab, setelah darah diambil, dokter akan memeriksa kualitas darah dan plasmanya. Kualitas ini ditentukan dari kesehatan tubuh pasien, termasuk dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi dan pola hidup yang dijalankan pasien.
Jika kualitasnya tidak bagus, maka jika perawatan PRP dilakukan pun hasilnya tidak akan maksimal. Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang tidak diperkenankan untuk menjalani perawatan PRP, yaitu orang dengan HIV/AIDS, riwayat hepatitis B & C, kanker, hamil, dan riwayat gangguan trombosit.
“Terlebih dahulu akan dilakukan sesi konsultasi dengan dokter. Kemudian darah pasien akan diambil dan diolah dengan alat aktivator PRP. Setelah memastikan kualitasnya baik, plasma akan diaplikasikan ke area yang diinginkan dengan alat vital injector yang berfungsi untuk memasukkan cairan ke dalam lapisan kulit,” ujar dr. Dara.
Sementara itu, PRP Combo Stretch Mark memadukan vital injector dan micro-needling, alat yang bentuknya seperti pulpen dengan jarum yang sangat halus untuk melakukan injeksi ribuan kali per menit. Keseluruhan proses perawatan ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Setelah melakukan perawatan, pasien dianjurkan untuk tidak membasuh area tindakan minimal selama empat jam.
“Dengan teknologi terbaru, ZAP Clinic menawarkan perawatan PRP yang minim rasa sakit karena kami juga akan mengoleskan krim anastesi ke daerah yang akan ditindak,” paparnya.Hasil perawatan PRP sudah dapat terlihat sejak dua minggu hingga satu bulan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, PRP dapat dilakukan dua hingga empat minggu sekali.
#elevate women