Fimela.com, Jakarta Ketika pandemi COVID-19 pertama kali melanda tahun lali, ahli wewangian bernama Sue Phillips melihat bisnisnya menurun. Dia biasanya menghabiskan waktu dengan menciptakan wewangian untuk perusahaan besar, seperti Tiffany & Co. dan Lancome.
Sebagai pakar dan pebisnis, Sue Phillips tidak ingin berhenti dan akhirnya putar otak. Ia menggunakan platform video conference untuk acara wewangiannya. Namun sebulan terakhir, ia menemukan cara baru dengan menggunakan keahliannya di dunia parfum dalam membantu penyintas COVID-19.
Advertisement
BACA JUGA
Ada beberapa kondisi di mana penyintas COVID-19 kehilangan indra penciumannya. Dengan cara dan keahlian yang dimiliki Sue Phillips di bidang wewangian bisa membantu mereka kehilangan indra penciuman untuk menemukannya lagi.
Semua ini berawal dari temannya yang merupakan penyintas COVID-19. Ia kehilangan indra penciumannya sejak Maret 2020 dan mendatangi Phillips di tokonya. Dengan serangkaian wewangian yang dimilikinya, Phillips mencoba mengaplikasikan terapi indra penciumannya kepada temannya.
Â
Advertisement
Mulai melakukan terapi indra penciuman
"Dia benar-benar tidak bisa mencium top notes, dia juga tidak bisa benar-benar mengenal middle notes, tapi kemudian ada kedipan di matanya dan dia berkata,'Aku bisa mencium sesuatu. Aku tidak tahu apa itu, tapi aku bisa mencium sesuatu'," cerita Sue Phillips.
Ketika temannya menyadari dia bisa mencium aroma vanilla dan amber menjadi momen pertama kalinya ia bisa mencium sesuatu. Momen terobosan ini menjadi berita di New York City dan Phillips mulai menerima permintaan untuk terapi.
Seperti seorang perempuan bernama Marissa Karen yang tidak bisa mencium aroma apapun selama lebih dari satu tahun. Phillips membawa Karen melalui perjalanan wewangian yang sama. Dalam kasusnya, middle notes dengan aroma citrus yang berhasil dikenali.
Semenjak saat itu, telepon dan email Phillips seakan meledak dengan permintaan dari para penyintas COVID-19. Mereka memiliki harapan yang sama untuk akhirnya bisa mendapatkan kembali indra penciuman mereka berkat bantuannya.
Â
Terapi jarak jauh
Bagi mereka yang tidak berada di New York, Phillips menyarankan untuk membeli buah-buahan, seperti lemon, jeruk nipis, dan jeruk bali dan menguji baunya. Pertama dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
"Apa yang mereka lakukan adalah melatih otak mereka," katanya. "Saya ingin mereka mencium dengan otak mereka, karena sistem penciuman kita, indera penciuman kita, terhubung langsung ke sistem limbik di otak."
Dengan hasil seperti ini, tentu Phillips merasa senang dapat menggunakan keahliannya untuk membantu orang lain. Terlebih ketika seseorang tidak bisa mencium aroma, dia juga tidak dapat menikmati makanan mereka dan tidak ingin bersosialiasi. Sehingga orang-orang tersebut memilih untuk menarik diri dari masyarakat.
Â
Advertisement
Simak video berikut ini
#Elevate Women