Fimela.com, Jakarta Retinol merupakan kandungan skincare yang dikenal sebagai agen anti aging sekaligus eksfoliasi yang baik. Namun, terkadang beberapa kondisi kulit tidak dapat menoleransi penggunaan retinol sehingga menyebabkan kulit menjadi iritasi dan kering.
Penyebabnya beragam, tetapi Y. Claire Chang, MD, selaku ahli dermatologi dari Union Square Laser Dermatology menyebutkan penggunaan retinol secara berlebihan menjadi salah satu penyebab kulit wajah menjadi iritasi.
"Aplikasi yang salah dan penyalahgunaan juga dapat menyebabkan iritasi yang berlebihan," lanjutnya. Untuk mencegahnya, Chang menegaskan untuk selalu melakukan test pada area kulit lain sebelum mengaplikasikannya ke seluruh wajah.
Advertisement
BACA JUGA
Selain tes, ada satu cara mudah yang diperkenalkan dalam dunia perawatan kecantikan agar dapat menggunakan retinol dengan aman, yaitu dengan teknik buffering. Cara ini diketahui dapat mencegah kemungkinan kulit mengalami iritasi saat menggunakan retinol. Berikut para ahli menguraikan prosesnya.
Penyebab kulit menjadi iritasi setelah menggunakan retinol atau yang dikenal sebagai retinol burn, dapat terjadi tergantung formulasi dan seberapa sering menggunakannya.
Umumnya, efek membakar di kulit ditimbulkan karena kulit belum terbiasa dengan penggunaan retinol, terutama bagi kamu yang baru pertama kali menggunakannya.
"Butuh waktu berminggu-minggu agar kulit kamu terbiasa dengan retinol, jadi sangat penting menggunakannya sesuai toleransi," kata Chang kepada Glamour.
Chang menyarankan untuk menggunakan retinol secara bertahap, dengan meningkatkan takaran secara perlahan. Ia juga mengingatkan agar mempertimbangkan jenis kulit saat menggunakan retinol. "Pada kulit sensitif, hindari aplikasi retinol pada area flare up, lakukan pula secara perlahan," ujarnya.
Â
Advertisement
Cara menerapkan teknik buffering
Buffering merupakan cara efektif untuk mencegah iritasi saat menggunakan retinol. Cara ini sendiri melibatkan penggabungan antara retinol dengan pelembap. Kedua bahan ini jika digabungkan akan memberikan lapisan penyangga pada kulit sehingga dapat meminimalkan risiko kulit iritasi.
Dokter kulit Morgan Rabach, M.D dari LM Medical NYC menyatakan bahwa teknik buffering ini akan mengecerkan retinol sehingga membuat kulit lebih mudah menoleransinya secara keseluruhan. Meskipun itu berarti kemampuan menyerap retinol ke dalam kulit tidak akan secepat sebelum menggunakan teknik buffering, tetapi cara ini sangat baik untuk orang-orang dengan tipe kulit kering dan sensitif.
"Teknik buffering bisa menghidrasi kulit, maka dari itu sangat disarankan untuk orang yang merasa kulitnya menjadi kering setelah menggunakan retinol," kata Heather Rogers, M.D. dokter kulit sekaligus ahli dermatologi di Washington.
Kendati demikian, setiap jenis kulit memberikan respon yang berbeda-berda terkait teknik buffering ini. Bagi orang-orang dengan tipe kulit sensitif, teknik buffering sebaiknya dilakukan dengan cara menggabungkan keduanya (pelembab dan retinol) di waktu yang bersamaan.
Sementara cara lain yang bisa diterapkan adalah dengan menggunakan pelembap terlebih dahulu kemudian diikuti dengan retinol. Tujuannya agar pelembap menjadi lapisan pelindung sebelum retinol meresap ke dalam kulit. Dengan begitu, penyerapan retinol akan tidak secepat sebelumnya, kulit akan beradaptasi dengan baik.
Â
Cara mengatasi luka bakar akibat retinol
Jika sudah terlanjur mengalami kasus luka bakar akibat penggunaan retinol, maka satu-satunya jalan adalah dengan mengatasinya. Untuk level iritasi ringan, penggunaan produk tabir surya pada pagi dan siang hari sangat diperlukan untuk meminimalkan reaksi terbakar akibat terpaan sinar matahari.
Perlu diperhatikan, saat mengalami iritasi penting untuk menghentikan sementara penggunaan retinol sampai kondisi kulit membaik. "Gunakan pembersih dan pelembab lembut untuk sementara waktu dan hindari produk iritasi lainnya seperti AHA, BHA, dan benzoyl peroxide," tutur Chang. Pasalnya, kandungan tersebut bisa memperburuk kondisi kulit.
Namun, apabila level iritasinya parah dan sudah sangat mengganggu, kamu harus segera konsultasi ke dokter kulit. "Apabila level iritasinya memang sudah mengganggu, harus pergi ke dokter kulit karena bisa jadi ada hiperpigmentasi yang terkait dengannya," saran Rabach.
Biasanya, dokter kulit akan memberikan steroid, pengemulsi seperti Aquaphor, dan tabir surya. Terkadang, krim pemutih seperti hidrokuinon mungkin diperlukan. Apabila reaksi iritasinya tidak kunjung membaik, maka penggunaan krim hidrokortison OTC disarankan untuk mengurangi kemerahan.
Saat kamu siap untuk kembali ke teknik buffering, Chang merekomendasikan mencari formulasi retinol yang dikombinasikan dengan bahan-bahan yang menenangkan atau menghidrasi untuk meminimalkan iritasi seperti antioksidan, ceramide, dan asam hialuronat.
Penulis: Hilda Irach