Fimela.com, Jakarta Terjun ke dunia industri kecantikan sejak lulus kuliah, Lizzie Parra memulai kariernya di sebuah perusahaan kecantikan. Saat itu, perempuan bernama lengkap Elizabeth Christina Parameswari ini memegang dua brand kecantikan. Sejak kecil, Lizzie memang sudah tertarik pada dunia seni, terutama mewarnai. Ketertarikannya tersebut membawanya ke gerbang kesuksesan di dunia kecantikan. Sejak itu, kecintaannya di dunia kecantikan semakin tumbuh dari tahun ke tahun.
"Aku dari kecil memang suka dengan warna, jadi dunia makeup buatku bukan sesuatu yang baru. Dulu suka mewarnai, sekarang mewarnai ngeliatnya di muka orang," ceritanya kepada tim Fimela.com dengan sangat riang.
Advertisement
BACA JUGA
Usai bekerja di perusahaan makeup selama 2,5 tahun, Lizzie Parra memutuskan untuk meninggalkan kariernya di perusahaan tersebut dan menjadi seorang makeup artist. Keinginannya untuk beralih profesi ini dimulai ketika dia sering mengikuti photo shoot saat bekerja di perusahaan makeup dan kecantikan sebelumnya. Dengan tekad kuat untuk melakukan sesuatu yang baru dan menjadi lebih berguna bagi banyak orang, Lizzie pun resign dan menjadi makeup artist di tahun 2011.
Meski sukses berkarier di dunia kecantikan sebelumnya, hal ini tidak membuat jalan menuju kesuksesan sebagai makeup artist mudah bagi Lizzie. Apalagi, saat itu media sosial untuk mempromosikan diri belum banyak digunakan orang seperti sekarang. Untuk itu, Lizzie mulai aktif blogging untuk membagikan tips dan ulasannya tentang produk-produk makeup.
"Kalau sekarang untuk melakukan promosi diri mudah dengan berbagai media sosial. Kalau dulu, aku harus jalan dari satu majalah ke majalah lain, berkenalan dengan satu fotografer dengan fotografer lainnya, stylist, hingga akhirnya mereka mempercayakanku untuk membuat beauty spread hingga pameran," ungkapnya saat ditemui di kantor BLP Beauty.
Advertisement
Produk Lokal Dipandang Sebelah Mata
Pengalaman 3 tahun menangani berbagai klien, mulai dari klien majalah hingga wedding, menyadarkan Lizzie mengenai produk lokal yang kerap dipandang sebelah mata. Menurutnya, banyak klien yang tidak begitu percaya untuk menggunakan makeup lokal dan lebih memilih untuk menggunakan produk internasional. Padahal, menurut Lizzie, banyak produk lokal yang juga berkualitas.
"Bekerja dari tahun 2011 sampai 2014, dari klien majalah hingga wedding, mereka cenderung memandang brand makeup lokal sebelah mata. Kalau aku menggunakan produk lokal, mereka seperti nggak bangga. Nggak mau. Mereka pasti akan bertanya ke aku, 'mbak pakai makeup merk apa?' Kalau aku jawab pakai merk lokal, mereka akan bilang, 'bisa pakai punya aku saja, nggak?'"
Menurut perempuan burusia 33 tahun ini, para makeup artist akhirnya cenderung menggunakan makeup internasional yang harganya cenderung mahal. Mindset para makeup artist pun pada akhirnya terbentuk. Mereka menganggap, produk lokal derajatnya berada di bawah produk internasional. Lizzie kemudian mulai mencari tahu apa yang menyebabkan orang tidak percaya dengan makeup lokal.
"Aku mulai mencari tahu, apa sih penyebabnya? Gap-nya apa?"
Tidak hanya mencari tahu tentang gap tersebut, Lizzie juga memperdalam risetnya. Mulai dari warna yang disukai orang Indonesia, hingga tekstur dan kekuarangan yang dimiliki produk kecantikan lokal. Riset yang begitu serius ini akhirnya membuahkan hasil. Berdasarkan dari riset yang dia lakukan, Lizzie akhirnya membuat sebuah produk yang menurutnya dapat menjawab kebutuhan orang Indonesia dan menutup gap yang dimiliki produk kecantikan lokal.
"Aku membuat sebuah brand, waktu itu, yang intisarinya ada dari Lizzie Parra. Jadi sebenarnya Lizzie Parra adalah sebuah personal branding yang aku ciptakan," jelasnya.
Lahirnya By Lizzie Parra
Usai menciptakan sebuah personal branding yang begitu kuat dan dikenal banyak beauty enthusiasts, Lizzie kemudian menciptakan sebuah produk makeup. Menciptakan sebuah brand di usia muda tentu saja bukan hal mudah. Terutama ketika mencari sebuah factory yang mampu membuat produk makeup yang sesuai dengan keinginan Lizzie.
"Setelah cari-cari, akhirnya ada satu pabrik lokal yang bisa create produk yang standarnya sesuai dengan apa yang aku mau. Mulai dari warna hingga packaging," ungkap Lizzie.
Saat itu, packaging produk perdana yang dimiliki Lizzie belum begitu banyak variasinya seperti sekarang. Namun, Lizzie merasa begitu bahagia karena ternyata orang Indonesia juga bisa membuat produk makeup yang berkualitas dan mampu bersaing dengan produk luar negeri. Akhirnya, tahun 2016, Lizzie Parra berhasil melahirkan By Lizzie Parra (BLP Beauty) yang kini mampu bersaing dengan produk kecantikan lokal dan luar negeri.
BLP Beauty pertama kali hadir dengan produk makeup-nya yang terdiri dari lip coat dengan 8 warna yang merepresentasikan beberapa personality orang saat menggunakan lipstik. Kedelapan warna yang tersedia, menurut Lizzie, merupakan warna-warna yang lengkap, termasuk warna-warna soft, bold, hingga fuschia.
"Kenapa lip coat? Sebenarnya ada dua alasan kenapa aku pertama kali mengeluarkan produk ini. Pertama, lip coat saat itu sedang booming, sementara belum banyak local brand yang mengeluarkan lip coat," katanya.
Sambutan hangat dari para penggemar dan beauty enthusiast terhadap produk-produk BLP Beauty bukan satu-satunya alasan Lizzie sukses. Tetapi, kekuatan dari branding itu sendiri yang membawa Lizzie Parra dan BLP Beauty sama-sama sukses.
Advertisement
Membuka Offline Store
BLP Beauty pada awalnya dipasarkan melalui situs online resmi, media sosial, dan juga e-commerse. Meski dapat menjangkau masyarakat luas, tentu saja BLP Beauty tetap membutuhkan offline store. Meski situs BLP menghadirkan experience bagi para penggunanya, namun menurut Lizzie, mereka tetap harus memegang dan mencoba produk. Apalagi, produknya ini memiliki beragam pilihan warna.
"BLP berawal dari BLPbeauty.com, di website. Kami berusaha untuk menghadirkan pengalaman bagi para pembeli. Jadi pada saat orang masuk ke website kita, atau pada saat mereka berinteraksi lewat media sosial. Tapi kami sadar, kosmetik, terutama warna, orang masih butuh pegang dan mencobanya langsung. Kami juga percaya offline experience begitu penting dalam dunia kosmetik," jelasnya.
Bersanding dengan brand-brand internasional, BLP Beauty akhirnya berhasil mendirikan sebuah offline store pertama di sebuah department store. Meski bukan toko sendiri, BLP Beauty diberikan kebabasan untuk mengatur layout-nya sendiri yang sangat merepresentasikan visi dan misi produk tersebut.
Branding memang begitu penting. Namun, Lizzie ingin siapa pun yang memasuki tokonya akan merasa seperti berada di rumah. Untuk itu, Lizzie mengatur layout sedemikian rupa sehingga nyaman, bukan hanya bagi para perempuan, tetapi juga para pria.
Lizzie Parra dan BLP Beauty merupakan dua brand berbeda yang dipayungi satu semangat; mendorong para perempuan mencitai dirinya sendiri lewat makeup, dan membuka banyak pasang mata tentang kualitas beauty brand lokal yang kini mampu bersaing dengan brand internasional.
#changemaker